Sukses

Doa Lailatul Qadar Arab Allahumma Innaka, Makna, dan Keutamaan Membacanya

Membaca doa lailatul qadar Arab "allahumma innaka" menjadi suatu pengingat akan kebesaran Allah.

Liputan6.com, Jakarta - Malam lailatul qadar merupakan malam yang sangat istimewa di bulan Ramadhan dalam agama Islam. Malam ini diyakini lebih baik daripada seribu bulan dan terdapat pada hari-hari terakhir bulan Ramadan. Di malam tersebut, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk membaca doa lailatul qadar Arab "allahumma innaka."

Doa ini memiliki makna yang dalam, mengakui sifat pemaaf dan pemurah Allah, serta menyatakan pengharapan akan ampunan-Nya. Membaca doa ini merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih kemuliaan malam lailatul qadar.

Keutamaan membaca doa lailatul qadar Arab "allahumma innaka" sangatlah besar, mengingat malam lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah dan ampunan. Rasulullah SAW memberikan petunjuk untuk memperbanyak ibadah pada malam-malam terakhir bulan Ramadan, dan membaca doa ini menjadi salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan.

Membaca doa lailatul qadar Arab "allahumma innaka" menjadi suatu pengingat akan kebesaran Allah dan pentingnya memperbanyak ibadah di malam yang istimewa ini. Doa ini mengajarkan umat Islam untuk merenungkan dosa-dosa yang telah dilakukan, mengakui kesalahan, dan berharap akan ampunan serta rahmat Allah.

Berikut Liputan6.com ulas bacaan doa lailatul qadar Arab "allahumma innaka" lengkap makna dan keutamaan membacanya, Senin (25/3/2025).

2 dari 3 halaman

Doa Lailatul Qadar Arab Allahumma Innaka

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni.”

Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku.”

Malam qadar, atau malam kemuliaan, adalah momen yang amat istimewa dalam agama Islam. Dalam Al-Quran surat Al-Qadr ayat 1-5, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan bahwa malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan. Ini menunjukkan keutamaan yang luar biasa dari malam lailatul qadar.

“Malam qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (seluruh malam itu) sejahtera sampai terbit fajar." (QS. al-Qadr ayat 1-5)

Ketika malam qadar tiba, malaikat-malaikat dan Jibril turun ke bumi dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan. Keberadaan mereka menjadikan malam itu penuh dengan kedamaian dan keberkahan hingga terbit fajar. Dalam buku Doa-Doa Terbaik Sepanjang Masa karya Ahmad Zacky El-Syafa, terdapat doa penting yang sangat dianjurkan untuk dibaca pada malam lailatul qadar, yaitu doa lailatul qadar arab "allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni."

Makna Doa Lailatul Qadar Arab Allahumma Innaka

Doa "allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni" memiliki makna yang sangat dalam. Dalam doa ini, umat Muslim mengakui sifat pemaaf dan pemurah Allah, serta menyatakan pengharapan akan ampunan-Nya. Dengan membaca doa ini, umat Islam berusaha mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan-Nya, dan mengekspresikan rasa penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Doa ini merupakan bentuk kesadaran diri dan kerendahan hati, serta harapan akan rahmat dan kebaikan Allah.

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra dan disampaikan oleh Imam Tirmidzi, membaca doa lailatul qadar arab "allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni" sangat dianjurkan pada malam lailatul qadar. Rasulullah SAW menekankan pentingnya doa ini sebagai sarana untuk memohon ampunan Allah di malam yang penuh berkah tersebut.

Diriwayatkan oleh Aisyah ra, ia berkata “Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai lailatul qadar, bagaimana doa yang harus dibaca? Rasulullah saw menjawab, ‘Bacalah, ‘Allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni'." (HR At-Tirmidzi)

Membaca doa lailatul qadar Arab "allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni" adalah salah satu cara bagi umat Islam untuk meraih kemuliaan malam lailatul qadar. Melalui doa ini, mereka mengakui kebesaran Allah, menyadari dosa-dosa yang telah dilakukan, dan memohon ampunan serta rahmat-Nya.

3 dari 3 halaman

Kapan Malam Lailatul Qadar Itu?

Malam lailatul qadar, atau malam kemuliaan, adalah momen yang menjadi fokus bagi umat Islam di seluruh dunia. Namun, terkait dengan kapan waktu terjadinya malam lailatul qadar, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama.

Rasulullah SAW tidak pernah menjelaskan secara pasti kapan malam tersebut terjadi, sehingga ada variasi dalam pandangan ulama mengenai hal ini. Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan lailatul qadar terjadi, meskipun beberapa hadits menunjukkan bahwa malam seribu bulan ini terdapat pada hari-hari terakhir bulan Ramadan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa malam lailatul qadar terletak pada tujuh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Hadits tersebut mengisahkan bahwa beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW melihat lailatul qadar dalam mimpi pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan, dan Rasulullah SAW memberikan petunjuk untuk mencarinya pada malam-malam tersebut.

Pendapat ini menjadi salah satu pandangan yang dianut oleh sebagian ulama mengenai waktu terjadinya lailatul qadar. "Dituturkan dari Ibn Umar RA beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW, melihat lailatul qadar dalam mimpi pada tujuh malam terakhir (dari bulan Ramadan). Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Aku ditunjukkan kebenaran mimpimu. Maka barang siapa mencarinya, hendaknya ia mencari pada tujuh malam terakhir." (HR. Bukhari Muslim)

Melansir dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI Digital), pendapat yang paling populer di kalangan umat Islam adalah bahwa lailatul qadar terjadi pada waktu 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Secara khusus, malam-malam ganjil seperti malam ke-21, 23, 24, 27, atau 29 bulan Ramadan sering dianggap sebagai potensi terjadinya lailatul qadar.

Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang menekankan untuk beribadah dengan sungguh-sungguh pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Hadits lain dari Imam At-Tirmidzi juga menguatkan pandangan ini dengan menyebutkan malam-malam yang lailatul qadar.

"Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa Lailatul Qadr adalah malam ke dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh dan malam ke dua puluh sembilan dari bulan Ramadhan." (HR. Al-Tirmidzi)