Liputan6.com, Jakarta - Ada kecenderungan di masyarakat selama bulan Ramadhan dan perayaan Lebaran lebih konsumtif. Mereka lebih boros yang berakibat meningkanya pengeluaran selama Ramadan hingga perayaan Idul Fitri.
Fenomena ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk tradisi sosial, tekanan budaya, dan juga perasaan kesejahteraan yang meningkat saat momen-momen penting tersebut.
Dalam budaya banyak masyarakat, Ramadhan dan Lebaran dianggap sebagai waktu yang istimewa dan penuh dengan berkah. Ini sering dianggap sebagai saat yang tepat untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan teman-teman. Namun, terkadang keinginan untuk memberikan yang terbaik kepada orang-orang terdekat dapat mendorong seseorang untuk mengeluarkan uang lebih dari yang seharusnya.
Advertisement
Makanan dan minuman khusus untuk berbuka puasa dan menyambut Lebaran sering kali menjadi sumber pengeluaran yang signifikan. Ada kecenderungan untuk membeli makanan dan hidangan khusus yang mungkin tidak biasa dibeli sehari-hari.
Selain itu, di beberapa tempat, budaya belanja untuk persiapan Lebaran juga menjadi momen yang diantisipasi, di mana orang-orang membeli pakaian baru, pernak-pernik rumah tangga, dan hadiah untuk keluarga dan teman-teman.
Ada juga tekanan sosial yang kuat untuk tampil baik di depan orang lain selama Ramadhan dan Lebaran. Ini dapat mendorong seseorang untuk mengeluarkan uang lebih dari kemampuannya untuk membeli barang-barang mewah atau untuk merayakan dengan kemewahan yang mungkin tidak terjangkau sepanjang tahun.
Terakhir, perasaan kesejahteraan yang meningkat selama bulan Ramadhan dan Lebaran juga dapat memengaruhi kebiasaan boros seseorang. Saat seseorang merasa lebih bahagia atau lebih bersemangat karena suasana yang meriah, mereka mungkin cenderung membelanjakan uang dengan lebih murah hati tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Boros, Membelanjakan Harta Bukan pada Kebenaran
Mengutip Muslimahdaily.com, boros termasuk perilaku tercela yang kufur nikmat dan kurang bersyukur. Allah beberapa kali memperingati agar hamba-Nya tidak berperilaku boros. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf: 31).
Allah juga berfirman bahwasanya mereka yang sering boros adalah saudara setan.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al Isra’: 26-27).
Pada Tafsir Al Muyassar dijelaskan bahwa yang dimaksud saudara setan adalah menyerupai setan dalam hal keburukan, kerusakan dan maksiat. Dan setan itu sangat banyak kufurnya serta keras pengingkarannya terhadap nikmat Tuhannya.
Dari Abu Al Ubaidain, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Abdulah mengenai orang-orang yang boros, ia pun menjawab (yang bersumber dari Rasulullah), (yaitu) orang-orang yang membelanjakan hartanya bukan pada kebenaran.” (HR. Bukhari).
Advertisement
Boros Disamakan Perilaku Setan, Allah SWT Murka
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas dalam mengatakan bahwa tabdzir yakni pemborosan adalah mengifaqkan sesuatu pada jalan yang keliru. Tak jauh berbeda, Mujahid menyebutkan per ra menurur Qatadah, pemborosan adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.
Dari pengertian boros di atas, maka tentu banyak sekali hal-hal di kehidupan sehari-hari yang termasuk perilaku boros. Misalnya, membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan, membeli barang yang belum jelas manfaatnya dan membeli baju baru padahal masih banyak baju yang layak dipakai. Termasuk juga perilaku boros adalah menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, apabila untuk bermaksiat.
Pola hidup konsumtif yang sekarang menjamur tak jarang membuat orang memaksakan dirinya untuk membeli barang-barang secara berlebihan atau juga mengikuti kegiatan yang belum jelas manfaatnya. Karena hal tersebut bahkan membuat mereka rela berhutang.
Boros tak hanya disamakan dengan perilaku setan, tapi juga yang membuat Allah murka.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta.” (HR. Muslim). Wallahu ‘alam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul