Sukses

Cerita Nonis, Tangan Tangan Relawan Sedekah Hidangan Buka Puasa di RS Ulin Banjarmasin

Tangan Tangan Relawan yang didirikan ini memiliki beberapa program pokok, salah satunya 'Sedekah Makan'. Program ini dilaksanakan tidak hanya di bulan Ramadan saja, namun di bulan lainnya pun dilakukan.

Liputan6.com, Banjarmasin - Mulai pukul 17.30 Wita setiap hari di bulan Ramadan 1445 Hijriah ini, satu per satu warga pengunjung Rumah Sakit (RS) Ulin Banjarmasin, berkumpul di taman. Ada yang memilih duduk di bibir kolam air mancur, ada juga yang langsung duduk di tempat yang telah disediakan berupa tikar serta bangku.

Mereka berbondong-bondong mendapatkan manfaat dari Tangan Tangan Relawan Kalimantan Selatan (Kalsel), untuk berbuka puasa. Mulai dari air minum, kue, dan bahkan makanan juga dihidangkan oleh relawan secara cuma-cuma atau gratis.

Tangan Tangan Relawan memiliki berbagai program sosial, selain kegiatan keagamaan, juga di bidang kemanusiaan, kebencanaan, rumah singgah anak kanker dan bahkan pendidikan. Sedangkan untuk hidangan berbuka, tersedia atas bantuan dari donatur-donatur yang peduli akan aksi sosial Tangan Tangan Relawan.

Sementara keanggotaannya, Tangan Tangan Relawan membuka diri kepada siapa saja yang ingin bergabung dalam aksi sosial. Tidak ada syarat dan ketentuan khusus, juga tidak memandang usia, suku bangsa, apalagi status keagamaan.

Ripka Aprilia, salah satu anggota Tangan Tangan Relawan yang beragama Kristen Protestan, turut bersama dalam membagikan hidangan berbuka bagi muslimin Banjarmasin di RS Ulin. Meski berstatus non-Islam (nonis), Ia menikmati dan bersyukur dapat terlibat dalam aksi keagamaan dengan melayani orang berbuka puasa.

"Menyenangkan sih, sejauh ini karena ketika kita melihat, apalagi ketika orang-orang itu kayak (berkata) makasih, makasih bu, makasih kak gitu, itu tuh kayak senang aja gitu," cerita Ripka, Sabtu (30/03/2024).

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Keindahan Toleransi

Keseruannya terlibat di kegiatan seperti tentu membuat dirinya merasakan indahnya nilai-nilai toleransi, meski melayani orang-orang yang berpuasa sedangkan Ia tidak puasa. Kalau pun hendak makan atau minum, lingkungannya sesama relawan memahami kondisinya bahkan diberikan ruang agar tidak terlihat oleh orang lain.

Keterlibatannya di Tangan Tangan Relawan ini bermula ketika Ia masih kuliah, kala itu semangat mahasiswanya sedang tinggi-tingginya. Sehingga selain berkutat dengan mata kuliah, Ia juga menyibukkan dirinya untuk terjun ke komunitas atau lembaga sosial.

"Nah saat itu cari-cari informasi di Instagram, dan ketemulah tangan-tangan relawan ini, kita hubungi, bertemu pengelolanya kemudian tanya-tanya misalkan kayak kalau mau daftar gimana caranya, selanjutnya terkait peraturannya," lanjutnya.

Ripka menyebutkan jika pertemuannya dengan Eko Subiantoro, Founder Tangan Tangan Relawan pada Tahun 2019 lalu mendapatkan peluang untuk menyalurkan naluri kemanusiaannya. Ia diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan relawan, karena memang tidak ada aturan terikat begitupula kehadiran, tidak ada paksaan hadir atau tidak.

"Kalau di sini ini nggak ada yang kayak peraturan terikat atau apa gitu, jadi memang kalau kita ikut kegiatan itu memang dari hati gitu, kalau mau turun yah turun, kalau nya nggak hilang nanti," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Program Tangan-Tangan Relawan

 

Sementara itu, Eko Subiantoro menjelaskan Tangan-Tangan Relawan yang didirikan ini memiliki beberapa program pokok, salah satunya 'Sedekah Makan'. Program ini dilaksanakan tidak hanya di bulan Ramadan saja, namun di bulan lainnya pun dilakukan.

"Sedekah makan ini pada saat bulan Ramadan, kita aktifnya setiap hari menjelang buka puasa bersama, perharinya sekitar 120 sampai 130 porsi makanan sehat, ada juga minuman dan takjilnya," terang Eko kepada Liputan6.com usai foto bersama dengan seluruh anggota yang terlibat.

Eko menjalankan program Sedekah Makanan untuk di luar Ramadan, dilakukan minimal sekali dalam sepekan, itu pun di luar hari Jumat. Menurutnya, berbagi di hari Jumat itu sudah banyak komunitas-komunitas, lembaga-lembaga yang membagikan makan siang, sementara kebutuhan makan tidak hanya di hari Jumat. Ini sedekah makan, programnya namanya sedekah makan.

"Untuk program ini di bulan Ramadan, dilaksanakan di rumah sakit saja baik itu di RS Ulin ini atau pun di RS Sultan Suriansyah, yang rutin di sini, kita memilih rumah sakit karena kita tahu kebutuhan makan untuk saudara-saudara kita yang sedang menunggu keluarganya itu sangat perlu," lanjutnya.

Alasan memilih rumah sakit dikarenakan banyaknya masyarakat yang datang itu tidak memiliki persiapan atau bekal berbuka. Terutama bagi warga yang datang di UGD, mereka ke rumah sakit tanpa persiapan saat mengantar keluarga yang sakit.