Sukses

Bukan Kaya dan Istri Cantik, Ini Hakikat Nikmat Sejati Menurut Gus Baha

Gus Baha buka-bukaan soal hakikat nikmat sejati Muslim, bukan harta melimpah, istri cantik plus tidak galak, melainkan inilah nikmat sejati manusia hidup di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan orang berpikir jika nikmat sejati adalah tatkala seseorang memiliki harta berlimpah, istri cantik dan bonus tidak galak. Mungkin saja hal itu bisa bagian nikmat namun bukanlah nikmat sejati.

Secara tegas, Gus Baha menyatakan, jika harta banyak sehingga kaya, istri cantik tidak tidak cerewet bukanlah nikmat sejati.

Kadang kita melihat fenomena, orang yang mengerjakan sholat miskin, namun orang yang tidak sholat justru harta melimpah. Hal inilah yang dijadikan salah satu kerangka berfikir Gus Baha tentang nikmat sejati.

Menukil tayangan pendek Youtube channel Khovil_Ipm031, Gus Baha menyatakan, "Anda ditakdir sholat ya, tapi misalnya secara materi miskin. Yang enggak sholat kaya, istrinya cantik enggak cerewet," kata Gus Baha.

Ia meminta hal tersebut jangan jadi patokan bahwa hal tersebut sebagai nikmat sejati.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Inilah Hakikat Nikmat Sejati

"Itu jangan anggap orang ini lebih punya nikmat ketimbang anda," katanya.

Ia melanjutkan mengenai hakikat nikmat sejati.

"Karena hakikat nikmat sejati itu yang ditakdir sholat," kata Gus Baha.

"Jadi harus Anda mulai berpikir bahwa Apapun nikmatnya orang enggak sholat, nikmatnya orang enggak puasa itu bukan nikmat sejati," tambah Gus Baha. "Nikmat sejati ya saat kita dianugerahi Allah bisa sholat," tandasnya.

Mengutip Arrahim.id, kebahagiaan adalah topik yang sering dijadikan pembicaraan banyakorang, terutama apa itu sebenarnya dan jalan apa yang ditempuh untuk mencapainya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَجُعِلَتْ قُرَّةَ عَيْنٍ فِيْ الصَّلَاةِ

“dan telah dijadikan penghibur (penghias) hatiku (kebahagiaanku) pada shalat.” (HR. An-Nasai [7/61] no. 3939, 3940, Ahmad [3/128] no. 14069. Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah [3/98 dan 4/424])

 

3 dari 3 halaman

Bila Nabi SAW Ada Masalah, Beliau lakukan Ini

Sholat adalah ibadah yang merupakan salah satu rukun Islam. Ciri terpenting seorang mukmin sejati adalah menjalankan sholat wajib, yaitu lima waktu, dan ibadah dilakukan dengan iman karena diharapkan untuk ridha-Nya. Dan amalan mulia ini, agar diterima oleh Allah, harus ditiru dan dilaksanakan sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya, baik melalui gerakan maupun bacaan.

Sholat yang dilakukan dengan benar dan ikhlas, akan membuat hati bahagia, jiwa damai, dan menghilangkah kegelisahan hidup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dengan sungguh-sungguh baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan darurat.

Dari sahabat Hudzaifah RA, ia berkata: “Bila kedatangan masalah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad dalam al–Musnad [5/388] dan Abu Dawud [2/35]. Dihasankan al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Sholat merupakan sarana yang penting untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, apalagi ketika beribadah, ia merasa lebih dekat dengan Allah Ta’ala. Allah tempat para hamba mengadu, meminta pertolongan, dan hati orang mukmin tenang saat shalat. Itulah sebabnya Allah Ta’ala menyuruh kita untuk memperbanyak doa dan permintaan kita dengan berdoa kepada-Nya ketika jiwa kita bingung, tertekan, galau dan mengalami berbagai kesulitan berat dalam hidup. Dia juga berkata kepada pendamping Bilal: Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, “Wahai Bilal, ucapkan doa Iqama, buat kami damai dengannya.”

Dr. Hasan bin Ahmad bin Hasan al-Fakki mengatakan bahwa ketika doa digunakan sebagai pencipta ketentraman dan kedamaian (jiwa) dan sebagai terapi psikologis. Tidaklah mengherankan bahwa beberapa psikiater menganggap itu digunakan pada pasien mental sebagai terapi utama.

Seorang mukmin merasa senang dan gembira ketika ia berdoa dengan khusyuk dan jiwanya tenang, karena ia berkomunikasi dengan Tuhannya. Yang bisa menghilangkan kesulitan dan yang selalu memberi kebahagiaan disana sini.

Ibn al-Qayyim menjelaskan manfaat sholat. Beliau mengatakan bahwa shalat merupakan faktor dominan untuk memberi manfaat dunia dan akhirat serta menghilangkan keburukan dunia dan akhirat.

Mencegah dosa, mengusir penyakit hati, mengusir luka fisik, menerangi hati, mencerahkan wajah, menyegarkan anggota badan dan jiwa, dan memelihara kesenangan, menghilangkan siksaan, mengirim rahmat dan menghilangkan tabir kekhawatiran. J

ika kita mengajak orang lain untuk berbahagia dan jika Tuhan mengizinkannya, kita akan menjadi orang yang paling berbahagia.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul