Liputan6.com, Jakarta - OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mengungkap tentang tingginya aktivitas belanja online saat bulan puasa, terutama menjelang Lebaran. Namun, hal ini juga dapat memicu berbagai modus penipuan.Â
Berdasarkan data Asia Scam Report 2023, lebih dari 50 persen populasi Indonesia pernah menjadi korban penipuan melalui SMS (69,8 persen), aplikasi pesan instan (59,6 persen), dan WhatsApp (74,3 persen).
Baca Juga
Salah satu modus penipuan yang menjadi perhatian OJK pada momen Lebaran adalah sniffing atau peretasan pesan chat.
Advertisement
Modus ini umumnya dilakukan untuk mencuri data penting korban, seperti password email dan m-banking, termasuk informasi kartu kredit dan lainnya.
Melihat hal ini, Blibli pun melakukan sosialisasi yang lebih luas untuk mencegah risiko sniffing saat belanja online. Biasanya, sniffing dikirim melalui pesan singkat dalam bentuk ekstensi APK (Android Package Kit).
Beberapa metode yang cukup populer beberapa bulan lalu adalah dengan mengirimkan APK palsu yang menyamar sebagai aplikasi pelacakan pengiriman barang.
Untuk mencegah menjadi korban sniffing saat berbelanja online menjelang Lebaran, Blibli membagikan beberapa tips penting berikut ini:
1. Jangan Abaikan Risiko Penipuan Online
Terkadang, ada orang-orang yang merasa sudah paham dan peka terhadap aksi penipuan online. Padahal, praktik kejahatan ini terus berkembang seiring dengan perkembangan era digital.
Oleh karena itu, jangan pernah lengah atau mengabaikan risiko penipuan online hanya karena sudah terbiasa beraktivitas sosial.
Selalu cari informasi secara berkala mengenai risiko penipuan online yang sedang marak terjadi, serta cara menghindarinya.
Cegah Jadi Korban Penipuan Online Jelang Lebaran
Hati-hati! Jangan Asal Klik Foto, Video, Dokumen, atau Tautan yang Mencurigakan
Pelaku sniffing senang memperdaya calon korban dengan mengirimkan berbagai macam tautan, foto, dan file yang mencurigakan.
Jadi, saat kamu menerima pesan berisi tautan dari nomor yang tidak kamu kenal melalui aplikasi chatting, jangan langsung klik atau unduh tautan tersebut.
Tapi, jika sudah terlanjur mengklik, segera reset ponsel ke pengaturan awal. Namun, ingatlah bahwa setelah itu kamu juga harus mengubah data di semua akun aplikasi yang kamu miliki.
Sering Ganti Password dan Hindari Kombinasi yang Mudah Ditebak
Meskipun kadang merepotkan, rutin mengganti password di semua aplikasi yang menyimpan data penting adalah langkah pencegahan yang sangat efektif untuk melindungi diri dari penipuan online, termasuk sniffing.
Selain itu, untuk meningkatkan keamanan data pribadi, penting juga untuk tidak menggunakan kombinasi password yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir.
Advertisement
Cek Izin Akses Aplikasi
Hati-hati dengan Izin Askes Aplikasi Saat Memasang Tautan Asing
Jangan sembarangan menginstal aplikasi dari tautan yang dikirim melalui chatting. Yuk, kita lebih berhati-hati dengan mengecek izin aksesnya terlebih dahulu.
Langkah ini sangat penting untuk memastikan keamanan aplikasi yang akan diunduh, terutama jika ada peringatan keamanan yang muncul.
Jika peringatan tersebut muncul, segera hentikan proses pengunduhan aplikasi. Apabila sudah terlanjur mengunduh, perhatikan langkah-langkah penting yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Segera Laporkan ke Pihak yang Berwenang
Jika kamu menerima tautan atau file yang mencurigakan, sebaiknya segera melaporkannya ke pihak yang berwenang. Kamu bisa mengecek nomor pengirim tautan atau file mencurigakan di aduannomor.id.
Jika kamu menemukan aktivitas mencurigakan di aplikasi online seperti Blibli, jangan ragu untuk menghubungi customer service terkait.
Ingat, modus penipuan sniffing bisa menyerang siapa saja. Namun, sebagai konsumen, kita selalu bisa melakukan pencegahan dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti semua tips di atas.
Ciri-Ciri Aksi Penipuan Online dengan Sniffing
Apakah anda tahu bagaimana ciri-ciri modus sniffing yang sering mengintai melalui chat? Yuk, simak informasi lengkapnya berikut ini:
- Para korban akan menerima chat yang berisi tautan file APK, yang jika di-klik akan memasang aplikasi berbahaya secara otomatis di perangkat mereka.
- Setelah file APK terinstal, aplikasi tersebut akan meminta akses ke SMS yang kemudian langsung diteruskan ke pelaku sebagai langkah awal dalam meretas data penting korban, terutama username dan password mobile banking mereka.
- Kemudian, pelaku dapat meretas akses ke mobile banking korban karena adanya kebocoran data saat mereka melakukan login menggunakan One Time Password (OTP) yang dikirim melalui SMS.
- Terakhir, ada kemungkinan pelaku akan mengambil alih berbagai akun pribadi korban lainnya, seperti media sosial dan email, yang nantinya bisa disalahgunakan untuk menyebarkan file APK tersebut ke daftar kontak korban.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement