Sukses

Makna 'Matahari Digulung', Gambaran Mengerikan Kiamat di Surah At-Takwir ayat 1

Jika pemahaman akan ayat di atas secara tekstual, maka matahari digulung di sini laksana menggulung kertas. Namun apakah hal demikian untuk bisa menggambarkan salah satu kejadian di hari kiamat ini?

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu kengerian saat peristiwa kiamat terjadi sebagaimana digambarkan oleh Al-Qur’an ialah perihal matahari digulung. Kejadian mengerikan ini tertulis dalam Surah At-Takwir ayat 1

Jika pemahaman akan ayat di atas secara tekstual, maka menggulung di sini laksana menggulung kertas. Namun apakah hal demikian untuk bisa menggambarkan salah satu kejadian di hari kiamat ini? 

Jika menggulungnya tidak laksana menggulung kertas sebagaimana banyak orang ketahui, lantas apa yang dimaksud menggulung matahari dalam ayat tersebut?

Penjelasan ini menjadi penting, sebab memahami ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya didasarkan pada makna lahiriah teksnya saja (tekstual), melainkan lebih dari sekadar itu.

Oleh sebab itu diperlukan pandangan-pandangan para Mufassir mengenai kondisi matahari di hari kiamat.

2 dari 3 halaman

Lafal dan Terjemah Surah At-Takwir

Berikut ini lafal dan terjemah Surah At-Takwir

 إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (1) وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ (2) وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ (3) وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ (4) وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ (5) وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ (6) وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ (7) وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ (8) بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ (9) وَإِذَا الصُّحُفُ نُشِرَتْ (10) وَإِذَا السَّمَاءُ كُشِطَتْ (11) وَإِذَا الْجَحِيمُ سُعِّرَتْ (12) وَإِذَا الْجَنَّةُ أُزْلِفَتْ (13) عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا أَحْضَرَتْ (14)فَلَا أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ (15) الْجَوَارِ الْكُنَّسِ (16) وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ (17) وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ (18) إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (19) ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ (20) مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ (21) وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ (22) وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ (23) وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ (24) وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ (25) فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ (26) إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (27) لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ (28) وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (29). 

"Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, ‘dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang. yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar firman'(Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arasy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-sekali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan dia (muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib. Dan Al-Qur’an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk, maka ke manakah kalian akan pergi? Al-Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa di antara kalian yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam."

 

3 dari 3 halaman

Maksud Matahari Digulung

Menukil alukhuwah.com, para ulama sepakat bahwa surah at-Takwir adalah surah Makkiyah. Ia berjumlah 29 (dua puluh sembilan) ayat. Diriwayatkan dari Ibn Umar (radiallu anhuma), bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin merasakan hari kiamat seperti menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, hendaklah ia membaca “idza syamsu kuwirat, idza syamaaunfatarat, dan idza syamaaunsyaqat”. (HR Tirmidzi).

Dengan tiga surah tersebut (at-Takwir, al-Infitar dan al-Insyiqaq), seseorang memang dapat membayangkan betapa dahsyatnya peristiwa kiamat nanti.  

Tafsir Ayat 1 : 

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (1) 

Apabila matahari digulung 

Dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya : Apabila matahari digulung. (At-Takwir: 1) Maksudnya, menjadi gelap tidak bercahaya lagi. 

Dan dari Ibnu Abbas, bahwa apabila matahari telah lenyap. Mujahid mengatakan surut dan lenyap. Qatadah mengatakan bahwa cahayanya lenyap. Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa makna takwir ialah digulung.

Ar-Rabi’ ibnu Khaisam mengatakan, kuwwirat artinya dilemparkan. Abu Saleh mengatakan bahwa kuwwirat artinya dilemparkan atau dijatuhkan, dan menurut riwayat lain darinya disebutkan dijungkirkan. 

Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat yang benar menurut pandangan kami mengenai makna takwir ialah menghimpun sebagian darinya dengan sebagian yang lain alias menggulungnya. 

Termasuk ke dalam pengertian ini dikatakan takwirul ‘imamah yang artinya menghimpun sebagian pakaian dengan sebagian yang lainnya alias menggulungnya. Makna firman Allah Swt.: digulung. (At-Takwir: 1) Artinya, menggabungkan sebagian darinya dengan sebagian yang lain, lalu dilemparkan. Apabila dilakukan demikian terhadap matahari, maka lenyaplah cahayanya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Video Terkini