Sukses

Kondisi Ngeri 'Langit Terbelah' di Hari Kiamat dalam Al-Qur’an, Tafsir Surah Al-Infithar Ayat 1

Banyak sekali peristiwa dahsyatnya saat terjadi peristiwa kiamat sebagaimana digambarkan oleh Al-Qur’an. Sebagaimana diinformasikan Al-Qur’an, salah satu peritiwa mengerikan di hari kiamat ialah perihal langit terbelah. Lantas bagaimana maksud langit terbelah di hari kiamat?

Liputan6.com, Cilacap - Yaumul Qiyamah atau hari kiamat digambarkan sebagai peristiwa dahsyat dan mengerikan. Diriwayatkan dalam  Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Al-Infithar ayat 1, gambaran mengenai langit terbelah

Lantas bagaimana maksud langit terbelah di hari kiamat?

Rasulullah SAW menerankan bahwa untuk mengetahui kengerian saat kiamat yang seakan-akan bisa menyaksikan lewat mata kepada sendiri ialah membaya dan memahami surah at-Takwir, al-Infitar dan al-Insyiqaq

Diriwayatkan dari Ibn Umar (radiallu anhuma), bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin merasakan hari kiamat seperti menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, hendaklah ia membaca “idza syamsu kuwirat, idza syamaaunfatarat, dan idza syamaaunsyaqat”. (HR Tirmidzi). 

Dengan tiga surah tersebut (at-Takwir, al-Infitar dan al-Insyiqaq), seseorang memang dapat membayangkan betapa dahsyatnya peristiwa kiamat nanti.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Tafsir Surah Al-Infithar Ayat 1

Adapun bunyi surah Al-Infithar ayat 1 adalah sebagai berikut:

إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنفَطَرَتْ

Artinya: Apabila langit terbelah,

Menurut Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia) menerangkan bahwa maksud langit terbelah ialah kondis langit yang pecah dan tatanannya rusak.

Demikian halnya dengan Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA) menerangkan bahwa pada surah ini sebagaimana surah-surah sebelumnya ( At Takwir ) dan juga akhir surah ( Abasa ) dan surah ( an Naziat ), pada surah-surah ini Allah membahas tentang peristiwa terjadinya hari kiamat dan perkara-perkara yang akan terjadi setelah kiamat itu terjadi. 

Peristiwa yang maha dahsyat ini Allah menyebutnya beberapa kali dalam surah-surah tersebut dengan tujuan agar kita mengambil darinya pelajaran dan peringatan, juga agar muncul rasa takut dalam diri setiap insan yang ada iman dalam hatinya, selain itu surah ini juga sebagai peringatan bagi mereka yang belum menyatakan keimanannya kepada Allah ﷻ agar mereka tidak mengatakan : Saya tidak mengetahui hal ini, saya tidak mengerti hal-hal yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang, saya tidak mempersiapkan diri karena saya tidak mengetahuinya. 

Allah ﷻ berfirman : { إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ } apabila langit itu pecah dan terbelah, dari ayat ini kita mengetahui bahwa langit itu akan berubah dan akan mengalami kekacauan pada sistemnya, karena ajal yang ditetapkan oleh Allah telah tiba, dan segala sesuatu jika ajalnya telah tiba maka pasti akan berubah dan musnah

3 dari 3 halaman

Langit Meleleh Menjadi Cairan Logam

Ada beberapa kejadian aneh yang belum pernah terlihat sebelumnya di dunia fana ini. Menukil Republika, ketika terjadi kiamat, tiba-tiba langit berputar di atas kepala mereka. Langit terbelah, meskipun langit itu tebal dan keras, selama 500 tahun.

"Para malaikat berdiri di tiap pinggir dan penjuru langit. Rasakanlah kengerian suara terbelahnya langit dengan pendengaramu," demikian melansir Republika.

Rasakanlah ketakutan hari di mana langit terbelah, padahal langit itu keras dan kuat. Kemudian langit meleleh dan mengalir seperti perak yang dilelehkan dan bercampur warna kuning. Lalu langit menjadi seperti bunga mawar yang berminyak.

Kemudian langit menjadi seperti cairan logam, dan gunung-gunung seperti bulu. Manusia bertebaran seperti belalang yang beterbangan. Mereka dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan berjalan kaki. Rasulullah bersabda: 

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلًا 

"Manusia dibangkitkan kembali dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan tidak bersunat.

Bagaimana mungkin hal itu dilakukan, sedangkan mereka berjalan menggunakan perut dan wajah mereka, sehingga mereka tidak mampu untuk melihat orang lain.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul