Sukses

Pemudik Disarankan Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuh agar Terhindar dari Dehidrasi dan Risiko Kesehatan Lain

Dengan memperhatikan kebutuhan cairan tubuh, pemudik tidak akan terkena dehidrasi.

Liputan6.com, Jakarta - Selama dalam perjalanan mudik Lebaran, para pemudik disarankan agar mencukupi cairan. Dengan demikian, diharapkan kondisi tubuh para pemudik bisa tetap sehat dan prima hingga lokasi tujuan.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Permata Dalima Serpong dr Surya Ulhaq, Sp.PD menyoroti pentingnya mencukupi kebutuhan cairan dengan kondisi polusi di jalan.

"Jangan sampai kita kurang cairan selama perjalanan ya. Ingat, di jalan banyak polusi dan berbagai zat beracun. Kalau kurang cairan dan itu masuk ke dalam tubuh, nanti jadi susah bagi tubuh kita mengurai (kandungan dalam) polusi itu,” kata dr Surya di Jakarta, Sabtu, dilansir Antara.

Selama berada di perjalanan, kata Surya, tubuh manusia rentan terkena berbagai bentuk polusi seperti polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor. Jika kebutuhan cairan dalam tubuh kurang, dikhawatirkan berbagai zat berbahaya yang bertebaran di jalan masuk ke dalam tubuh dan menurunkan imunitas pemudik.

Maka dari itu, ia menyarankan supaya masyarakat yang pergi mudik untuk membawa air putih sebagai salah satu bekal yang dipersiapkan selama di perjalanan dan memperbanyak konsumsi makanan yang tinggi serat.

Disarankan untuk menghindari minuman-minuman yang rasanya manis atau mengandung soda. Dengan memperhatikan kebutuhan cairan tubuh, ia mengatakan tubuh juga tidak akan terkena dehidrasi.

“Kita bisa bekal buah-buahan yang kaya air juga, misalnya semangka atau pir, itu baguls,” ujar Surya. 

 

2 dari 2 halaman

Disarankan Hindari Minuman Manis

Sebelumnya, dokter spesialis urologi Rumah Sakit Abdi Waluyo dr Samycha Jusuf, Sp.U juga menyarankan para pemudik untuk menghindari minuman manis seperti teh dan kopi.

Dengan menghindari minuman manis, kata Samycha, pemudik dapat terhindar dari kondisi meningkatnya frekuensi berkemih atau ingin buang air kecil yang meningkat di malam hari, terutama bagi pemudik yang mengalami pembesaran prostat.

“Jangankan waktu Lebaran, saat bulan puasa pun dengan menggunakan teh, itu pasti frekuensi berkemih malamnya saja sudah meningkat,” ujar Samycha.