Sukses

Gus Baha: Penting Mana Bangun Masjid Mewah dengan Bantu Orang Miskin?

Gus Baha: Membangun masjid mewah lebih penting dari memberi makan fakir miskin?

Liputan6.com, Jakarta - Ada satu fenomena yang kini menjamur di tengah masyarakat. Masjid megah dibangun di mana-mana.

Dalam satu kampung, terkadang ada dua atau lebih masjid mewah yang menghabiskan dana begitu besar.

Ada pernyataan menggelitik dari ulama NU asal Rembang, Gus Baha. Pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahaudin Nursalim ini justru menyayangkan jika ada orang kaya lebih mementingkan pembangunan masjid mewah dengan mengesampingkan orang miskin dan fakir di sekitarnya.

Sering sekali kita dengar untuk membangun masjid habis uang tidak sedikit, sumbangan bisa diatas Rp1 miliar, bahkan bisa Rp2 miliar.

Disini ada orientasi yang berbeda dari diri manusia. Gus Baha mencoba mempertanyakan penting mana antara bangun masjid dengan kebaikan yang lain, misalnya bantu fakir miskin atau kaum dhuafa.

"Coba misalnya Anda bangun masjid habis Rp2 miliar yang harusnya Rp1 miliar sudah jadi. Terus nanti suatu saat ketemu Allah ditanya, itu ada orang miskin, fakir miskin yatim andaikan kamu sumbang Rp1 miliar bisa sejahtera semua orang miskin itu," kata Gus Baha seperti yang dikutip dari Channel Youtube @gusbahatv702.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Orientasi Orang Pilih Bangun Masjid

"Gara-gara kamu bangun masjid terlalu mewah. Ada orang-orang yang terabaikan," tambahnya.

Meski demikian, Gus Baha memahami persoalan kebaikan serta orientasi seseorang.

"Tapi kadang-kadang orang kebaikannya itu orientasinya bangun masjid, enggak tertarik nyumbang fakir miskin," sebutnya.

"Wong saat itu cara berpikir gitu mau apa?," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Mana yang Lebih Penting?

"Tapi kalau diaku luhur, manusia terbaik karena bangun masjid Rp2 miliar coba diaudit secara kepentingan syar'i, penting mana dengan ngasih makan fakir miskin, penting mana dengan menikahkan janda misalnya," terangnya.

"Penting mana dengan pendidikan, apa artinya masjid mewah orang nggak tahu halal haram, enggak tahu najis, ndak tahu cara sesuci, ndak tahu cara adzan yang benar," tambahnya.

"Terus penting mana untuk beli kitab sama dipakai masjid, apa artinya bikin masjid apa tapi enggak makan, penting mana makan sama beli kitab ada auditnya semua," tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul