Sukses

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Idul Fitri yang Benar, Lengkap dengan Bacaannya

Hukum sholat idul fitri adalah sunnah muakad atau sunnah yang sangat dianjurkan. Berikut adalah panduan lengkap tata cara pelaksanaan hingga bacaannya.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Fitri disebut juga sebagai hari kemenangan. Karena umat muslim telah mampu menahan diri dari banyaknya godaan selama berpuasa di bulan Ramadhan.

Pada hari itu seluruh umat Islam yang tidak ada uzur dianjurkan untuk keluar agar dapat mengambil keberkahan dalam momen tersebut dan merayakan kebaikan bersama kaum muslimin lainnya.

Tentu tidak afdhol rasanya jika kita tidak menunaikan sholat Idul Fitri. Dalam pelaksanaannya sholat sunnah ini dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu zuhur.

Berbeda halnya dengan sholat Idul Adha, sholat Idul Fitri disunnahkan untuk memperlambatnya. Hal itu bertujuan untuk memberi kesempatan bagi mereka yang belum sempat membayar zakat fitrah.

Shalat id dilaksanakan sebanyak dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Mengutip dari laman NU Online, berikut adalah tata cara sholat Idul Fitri secara tertib.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Tata Cara Sholat Idul Fitri

Pertama, sholat id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini”. Ditambah “imâman” kalau menjadi imam, dan “ma'mûman” kalau menjadi makmum.

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى

Artinya: “Aku berniat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Hukum pelafalan niat ini sunnah. Yang wajib adalah ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan sholat sunnah Idul Fitri. Sebelumnya shalat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah".

Kedua, takbiratul ihram sebagaimana sholat biasa. Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. Di sela-sela tiap takbir itu dianjurkan membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

Ketiga, membaca Surah al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surah al-A'lâ. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa.

3 dari 3 halaman

Tata Cara Sholat Idul Fitri

Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Kemudian baca Surat al-Fatihah, lalu Surah al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

Sekali lagi, hukum takbir tambahan (lima kali pada pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) ini sunnah sehingga apabila terjadi kelupaan mengerjakannya, tidak sampai menggugurkan keabsahan sholat id.

Kelima, setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali bila sholat id ditunaikan tidak secara berjamaah. Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan:

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada sholat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)

Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya dengan takbir hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali. Wallâhu a’lam.