Sukses

Kisah Menarik dari Kelakuan Hewan-Hewan di Kapal Nabi Nuh, Rantai Kehidupan

Kisah menarik binatang di bahtera Nabi Nuh yang penuh pelajaran

Liputan6.com, Jakarta - Kisah hewan-hewan di kapal Nabi Nuh merupakan salah satu cerita yang paling terkenal dalam kitab suci agama Samawi.

Ketika Nabi Nuh membangun kapalnya atas perintah Allah untuk menghadapi banjir besar, dia juga diperintahkan untuk membawa setiap jenis hewan secara berpasangan untuk memastikan kelangsungan hidup mereka.

Pertama-tama, hewan-hewan darat seperti singa, zebra, dan gajah berjalan masuk ke dalam kapal dengan tertib, mengikuti panggilan Tuhan kepada mereka. Mereka saling berdampingan dalam kedamaian, membawa dengan mereka insting alami mereka untuk bertahan hidup. Begitupun diikuti hewan-hewan lainnya.

Kisah hewan-hewan di kapal Nabi Nuh juga menggambarkan bahwa Allah memberikan perhatian dan perlindungan kepada semua makhluk-Nya, tidak hanya manusia. Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati dan menghargai semua bentuk kehidupan yang diciptakan Tuhan, serta bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka.

Di akhir cerita, ketika kapal itu akhirnya merapat dan pintu-pintu terbuka, hewan-hewan itu keluar satu per satu, memulai kembali perjalanan mereka dalam dunia yang baru. Mereka menjadi simbol harapan dan kelangsungan hidup, serta pengingat akan kekuasaan dan rahmat Tuhan yang tak terbatas.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Seluruh Penumpang Kapal Dilarang Bersetubuh

Tetapi di balik kisah tersebut ada cerita yang menarik untuk disimak dan diketahui. Seperti dikutip dari arrahim.id.

Seperti diketahui, pembuatan kapal Nabui Nuh ini juga diawasi oleh Allah sebagaimana difirmankan dalam surat Hud ayat 37 yang artinya “Buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang orang dzalim karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan,”

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Nabi Nuh membangun bahtera ini dalam waktu yang lama. Ibnu ‘Abbas RA mengatakan bahwa panjang bahtera itu 1.000 siku, lebarnya 600 siku dan tingginya 300 siku. Bahtera itu dibangun dalam waktu 40 tahun lamanya.

Untuk masalah binatang apa saja yang diangkut kapal ini, masih terjadi banyak perdebatan hingga saat ini. Apakah semua binatang masuk kapal atau yang hanya di sekitar Nabi Nuh.

Al Qur’an hanya menjelaskan mengenai perintah untuk mengangkut hewan dalam keadaan berpasang pasangan yang artinya “Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit” Surat Hud ayat 40.

Di antara banyak binatang, ada beberapa kisah binatang di bahtera Nabi Nuh yang menarik. Setelah beberapa macam binatang dan pengikut Nabi Nuh naik ke atas kapal, Nabi Nuh memerintahkan semua penumpang kapal untuk tidak bersetubuh.

Nabi Nuh khawatir penumpang akan beranak pinak sehingga penduduk kapal akan semakin banyak sehingga bahtera menjadi penuh sesak dan kemungkinan bisa membuat kapal tenggelam karena kelebihan muatan.

3 dari 3 halaman

Kisah, Anjing, Babi, Tikus dan Kucing di Kapal Nabi Nuh

Semua pun menjalankan perintah ini tetapi tidak dengan anjing. Anjing mengawini betinanya hingga beberapa kali diingatkan tetapi tetap diulangi, sehingga Nabi Nuh akhirnya mengutuknya dengan aib. Sejak saat itu jikalau anjing melakukan jimak pasti diiringi dengan keributan.

Karena waktu yang terus berjalan, kotoran para hewan pun menumpuk di bahtera. Tentu ini menjadi problem tersendiri dan baunya yang tidak sedap. Bahkan jika kapal terlalu banyak kotoran, beban kapal pun akan bertambah banyak. Nabi Nuh pun dibuat kebingungan karena hal ini.

Hingga Allah pun menurunkan wahyu kepada Nabi Nuh untuk menepuk pantat gajah, kemudian muncullah sepasang babi jantan dan betina. Lalu babi-babi itu memakan kotoran yang menumpuk di dalam bahtera.

Setelah munculnya babi di bahtera Nabi Nuh, ada binatang baru lagi yang muncul di kapal itu. Kejadian mulanya yakni karena adanya iblis yang menyelinap masuk kedalam bahtera dan menemui babi.

Iblis tersebut mengusap pantat babi sehingga keluarlah tikus-tikus yang kemudian membuat keonaran dengan menggrogoti bagian bagian pojok kapal. Dan hal ini lagi lagi membuat Nabi Nuh pusing.

Akhirnya turunlah wahyu dari Allah yang memerintahkan Nabi Nuh untuk mengusap punggung harimau. Hingga muncullah kawanan kucing. Kemudian kucing kucing itu memangsa kawanan tikus dengan cepat hingga memusnahkan tikus terakhir. Karena peristiwa ini, terjadilah permusuhan antara kucing dan tikus hingga saat ini. Wallahu A'lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul