Sukses

Benarkah Tembok Dzulqarnain Pengurung Ya'juj dan Ma'juj adalah Tembok Besar China?

Meskipun hingga saat ini makhluk ganas ini belum muncul, namun berdasarkan informasi dari hadis Rasulullah SAW, tembok Dzulqarnain yang untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka.

Liputan6.com, Cilacap - Ya’juj dan Ma’juj merupakan salah satu tanda-tanda kiamat sebagaimana banyak disebutkan dalam beberapa ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah SAW.

Berdasarkan riwayat, Ya’juj dan Ma’juj ini memiliki sifat keras, kasar, suka membunuh, sombong, biadab dan suka memerkosa. Sifat-sifat jahat ini membuat umat manusia pada saat bertemu dengan Ya’juj dan Ma’juj ini merasa sengsara.

Raja Dzulqarnain lantas mengurung makhluk tersebut dalam bangunan kokoh yang lantas disebut Tembok Dzulqarnain. Keduanya diriwayatkan akan keluar dari kurungannya menjelang kiamat.

Meskipun hingga saat ini makhluk ganas ini belum muncul, namun berdasarkan informasi dari hadis Rasulullah SAW, tembok Dzulqarnain yang untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka.

Demikian halnya salah seorang khalifah Bani Abbasiyah juga pernah bermimpi perihal terbukanya tembok raksasa ini hingga menyebabkan ia mengutus seseorang yang ahli bahasa yang bernama Sullam At-Tardjuman untuk membuktikan kebenaran mimpinya.

Beberapa pertanyaan kemudian muncul, di mana tembok Dzulqarnain berada. Bahkan, ada pendapat bahwa bangunan pengurung Ya'juj dan Ma'juj tersebut adalah Tembok Besar China. Benarkah?

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 5 halaman

Hadis Terbukanya Tembok Dzulqarnain

Menukil Republika, isyarat tentang telah terjadinya sesuatu pada tembok yang dibangun Dzulqarnain, telah disampaikan Nabi, dua abad sebelumnya.

Sebuah riwayat melalui Ummu Habibah dari Zainab binti Jahsy (istri Nabi) menyebutkan, pada suatu malam Nabi SAW keluar rumah lalu bersabda: 

 وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بإِصْبَعِهِ اْلإِبْهَامَ والَّتِي تَلِيْهَا 

Sungguh celaka orang Arab, akibat suatu bencana yang telah dekat datangnya. Hari ini terbuka tembok/dinding Yajuj dan Majuj sebesar ini (sambil meletakkan ujung jari telun juk beliau ke ujung ibu jari).” (HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis Rasulullah SAW diketahui bahwa Rasulullah SAW telah mengetahui jauh sebelumnya perihal kondisi tembok yang dibangun Raja Dzulqarnain ini. Berdasarkan teks hadis tersebut diketahui secara jelas bahwa tembok raksasa tersebut telah berlubang meskipun kecil yakni sebesar ibu jari.

3 dari 5 halaman

Di mana Letak Tembok Dzulqarnain?

Mengutip Republika, Syekh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, seorang penulis dan peneliti tentang Tembok Dzulkarnain, meyakini bahwa tembok yang dibangun Dzulkarnain adalah Tembok Cina tersebut. Hal ini kemudian dituangkannya dalam sebuah buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Mengungkap Misteri Perjalanan Dzulkarnain ke Cina: Munculnya Ya'juj dan Ma'juj di Asia. Buku ini diterbitkan pada Maret 2007 lalu. 

Di dalam bukunya, Syekh Hamdi sangat yakin dan tanpa ragu menyatakan bahwa Tembok Cina adalah tembok yang dibangun Dzulkarnain. Ia kemudian menyebutkan secara detail penelitian dan bukti-buktinya. 

Namun, jika dilihat secara fisik, terdapat perbedaan yang sangat jelas antara tembok yang dibangun Dzulkarnain dengan Tembok Cina. Pertama, Tembok Cina terbuat dari susunan batu bata, sedangkan dalam Alquran disebutkan tembok Dzulkarnain terbuat dari tumpukan besi yang kemudian dicampur dengan tembaga. 

Kedua, tembok Cina dibangun secara bertahap selama ratusan tahun dari berbagai dinasti yang memerintah Cina, di antaranya Dinasti Han dan Ming. Sementara itu, penjelasan Alquran tembok itu dibangun oleh suku bangsa yang meminta pertolongan kepada Dzulkarnain. Dan, setelah selesai, Dzulkarnain menyatakan bahwa tembok itu tidak akan bisa dilewati dan dilubangi oleh Ya'juj dan Ma'juj. 

Ketiga, dalam Alkahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di barat, Allah berfirman kepada Dzulkarnain yang memerintahkan terserah kepadanya mau diapakan kaum itu. Artinya, Dzulkarnain mendapatkan wahyu dari Allah, sedangkan para raja Cina tidak. Dengan demikian, apakah benar Tembok Cina itu disebut sebagai tembok yang dibangun Dzulkarnain?

4 dari 5 halaman

Pendapat Ulama Lainnya

Berbeda dengan penjelasan Syekh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur'an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, sekitar 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. 

Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi. 

Hasil foto satelit pada ordinat itu, sudah tidak ditemukan lagi tembok atau pintu besi tersebut. Namun, seorang pengembara Cina, Hiouen Tsiang, pada abad ketujuh pernah melewati pintu berlapis besi saat melakukan perjalanan ke India. Dan, tidak jauh dari tempat tersebut, terdapat sebuah danau yang dinamakan Iskandar Kul. 

Pada tahun 842, Khalifah Abbasiyah, al-Watsiq Billah mengutus sebuah tim ke gerbang tersebut yang dipimpin oleh Sallam. Hasilnya, tim ekspedisi ini masih menemukan gerbang di antara gunung-gunung itu selebar 137 meter (ada pula yang menyebut 150 meter) dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.

5 dari 5 halaman

Versi Arkeolog

Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai 'Babul Hadid' (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. 'Babul Hadid' adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India. 

Ada juga yang menyatakan, keberadaan tembok tersebut telah tenggelam dan sampai saat ini berada di Azerbaijan dan Armenia, tepatnya di pegunungan yang sangat dan tinggi serta keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam ataupun Rusia, terletak di Republik Georgia. 

Al-Syarif al-Idrisi dalam bukunya Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, utusan Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Sallam melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul