Sukses

Ustadz Adi Hidayat Berikan Amalan untuk Mendapat Rezeki Tak Terduga, Dibaca saat Sholat Dhuha

Ajak umat rajin membaca Surat At-Talaq, Ustadz Adi Hidayat: Ini amalan untuk menarik rezeki tak terduga

Liputan6.com, Jakarta - Rezeki makhluk merupakan hak preogratif Allah. Tiap makhluk memiliki porsi rezeki dengan berbagai macamnya.

Berbeda dengan manusia yang memiliki akal dan budi. Ikhtiar menjadi kewajiban untuk menjemput rezeki.

Akan tetapi, tak semuanya sesuai dengan yang diinginkan. Terkadang ada aral yang bikin rezeki seret.

Kondisi akan lebih sulit jika seseorang itu terlilit utang atau kewajiban lain yang mesti ditunaikan dalam waktu dekat.

Soal ini, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menegaskan, rezeki seseorang memang diatur oleh Allah SWT. Namun umat Islam dianjurkan untuk selalu berusaha dan berdoa.

Menrut UAH Selain upaya lahiriah, sebaiknya seorang muslim melakukan iktiar secara bathiniah dengan berdoa. Atas kuasa Allah, sangat mungkin seseorang bisa mendapatkan rezeki tak terduga.

Berikut adalah amalan yang dibagikan UAS.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

UAH: Kerja Keras Harus Didampingi Doa

Salah satu amalan yang disarankan oleh Ustadz Adi Hidayat adalah membaca Surat At-Talaq (ayat 2-4) setiap pagi saat melaksanakan shalat Dhuha. Menurutnya, amalan ini dapat membuka pintu rezeki yang tak terduga.

Dalam tayangan YouTube Adi Hidayat Official, UAH menyatakan, pentingnya ikhtiar dan doa kepada Allah SWT dalam mencari rezeki.

Meskipun seseorang sudah bekerja keras, amalan seperti membaca surat ini dapat membantu mengatasi kesulitan ekonomi.

Ia meminta umat Islam untuk membaca ayat-ayat tertentu dari Surat At-Talaq saat melaksanakan sholat Dhuha sebanyak empat rakaat, dengan khusyuk dan penuh keikhlasan.

Menurutnya, amalan ini dapat memberikan keutamaan yang dahsyat kepada mereka yang melaksanakannya dengan rutin dan benar.

3 dari 3 halaman

Ini Surat yang Dimaksud UAH, Arab, Latin dan Artinya

Mengutip NuOnline, berikut ini surat yang dimaksud UAH, Surat AT Talaq 2, 3, dan 4:

فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِۗ ذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ ۝٢

fa idzâ balaghna ajalahunna fa amsikûhunna bima‘rûfin au fâriqûhunna bima‘rûfiw wa asy-hidû dzawai ‘adlim mingkum wa aqîmusy-syahâdata lillâh, dzâlikum yû‘adhu bihî mang kâna yu'minu billâhi wal-yaumil-âkhir, wa may yattaqillâha yaj‘al lahû makhrajâ

Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujuklah dengan mereka secara baik atau lepaskanlah mereka secara baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil dari kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Yang demikian itu dinasihatkan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ۝٣

wa yarzuq-hu min ḫaitsu lâ yaḫtasib, wa may yatawakkal ‘alallâhi fa huwa ḫasbuh, innallâha bâlighu amrih, qad ja‘alallâhu likulli syai'ing qadrâ

dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.

وَالّٰۤـِٔيْ يَىِٕسْنَ مِنَ الْمَحِيْضِ مِنْ نِّسَاۤىِٕكُمْ اِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلٰثَةُ اَشْهُرٍۙ وَّالّٰۤـِٔيْ لَمْ يَحِضْنَۗ وَاُولٰتُ الْاَحْمَالِ اَجَلُهُنَّ اَنْ يَّضَعْنَ حَمْلَهُنَّۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا ۝٤

wal-lâ'i ya'isna minal-maḫîdli min nisâ'ikum inirtabtum fa ‘iddatuhunna tsalâtsatu asy-huriw wal-lâ'i lam yahidln, wa ulâtul-aḫmâli ajaluhunna ay yadla‘na ḫamlahunn, wa may yattaqillâha yaj‘al lahû min amrihî yusrâ

Perempuan-perempuan yang tidak mungkin haid lagi (menopause) di antara istri-istrimu jika kamu ragu-ragu (tentang masa idahnya) maka idahnya adalah tiga bulan. Begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid (belum dewasa). Adapun perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka adalah sampai mereka melahirkan kandungannya. Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.

Demikian mengenai amalan yang bisa dijadikan untuk menarik rezeki tidak terduga daru UAH. Semoga bermanfaat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul