Liputan6.com, Jakarta - Sikap Rasulullah SAW dalam menutup aib perlu dijadikan tauladan bagi umat Islam. Bahkan termasuk aib sahabat yang kentut saat sedang bersama-sama di masjid.
Rasulullah SAW dikenal sebagai contoh teladan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga privasi dan menutup aib orang lain.
Rasulullah SAW selalu menjaga privasi dan kehormatan individu. Beliau mengajarkan umatnya untuk tidak mencampuri urusan pribadi orang lain dan untuk tidak menyebarkan informasi yang dapat merugikan atau memalukan seseorang.
Advertisement
Rasulullah SAW juga selalu mempraktikkan prinsip berprasangka baik terhadap orang lain. Beliau mengajarkan umat Islam untuk tidak mengungkit-ungkit kesalahan atau aib orang lain, namun lebih fokus pada upaya memaafkan dan memperbaiki hubungan.
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Nabi Muhammad SAW Selesaikan Masalah
Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk menghargai martabat setiap individu. Beliau menekankan bahwa setiap orang memiliki hak atas privasi dan kehormatan yang perlu dijaga.
Mengutip Islampos.com, Rasulullah adalah suri teladan yang baik. Kita sebagai umatnya harus mampu menirunya. Dalam kisah-kisah tentangnya, kita bisa mengetahui Rasulullah mencontohkan bagaimana menyelesaikan sebuah urusan mulai dari hal rumit hingga hal sepele.
Ada kisah menarik yang terjadi saat Rasul sedang berkumpul dengan sahabat di masjid. Saat itu, terciumlah bau tidak sedap. Bau kentut. Semua sahabat mulai tidak nyaman dengan bau itu. Lalu seseorang di antara mereka berdiri dan menyuruh dia yang kentut agar berdiri.
“Barang siapa yang kentut, berdirilah,” ujar salah seorang sahabat.
Semua hening. Tidak ada seorang pun yang berdiri. Mungkin orang yang kentut tersebut merasa malu.
Advertisement
Ini Akhir Kisah Sahabat yang Kentut di Masjid
Hingga tiba waktu Isya, tak ada seorangpun yang berdiri dan mengaku dirinya yang kentut.
“Jika ada orang yang berdiri lalu berwudhu, pastilah ia orangnya. Orang itulah yang kentut,” ujar salah seorang sahabat.
Semuanya diam. Tak ada yang beranjak dari tempat duduknya untuk berwudhu. Lalu Bilal berdiri untuk mengumandangkan Adzan.
Melihat keadaan itu, Rasulullah SAW mengerti orang yang kentut tadi merasa malu jika berwudhu seorang diri.
“Tunggu dulu, saya belum batal, tapi saya hendak berwudhu lagi.”
Semua sahabat mengikuti Rasul untuk berwudhu. Dengan begitu, tidak diketahui siapa orang yang menyebabkan kehebohan akibat bau tak sedap itu. Itulah cara Rasulullah menutup aib seseorang. Begitu tinggi dan mulianya akhlak Rasulullah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul