Liputan6.com, Jakarta - Guyonan, lawakan di kalangan santri adalah hal yang biasa terjadi. Di sela-sela istirahat mengaji kadang antar-santri menghibur diri dengan jokes-jokes menghibur.
Kisah guyonan yang masyhur kali ini dikisahkan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, tentang santri di Madura yang dimarahi oleh kiainya.
Sang kiai hampir ngamuk besar karena ulah santrinya, namun ada saja yang bisa menolongnya tanpa sengaja, kebetulan gurunya kiai tersebut sedang ada di tempat tersebut.
Advertisement
"Ada anekdot, yang masyhur di Madura," kata Gus Baha, mengawali cerita seperti yang diunggah di Youtube channel @MuhammadNurBinYusuf.
Gus Baha berkisah, ada suatu tempat sebut saja pondok ada seorang kiai yang mendapati santrinya yang belum bangun pada pagi hari, padahal sudah dikumandangkan adzan subuh.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Sang Kiai marah Besar kepada Santri yang Tidur saat Adzan Subuh
"Ono kiai santrine biasa nek subuh durung tangi, padahal krungu adzan," ujar Gus Baha.
Kebiasaan itu terus terjadi, namun ketika suatu hari kiainya ada di pondok, mendapati gelagat santri masih tidur saat adzan dikumandangkan, sang kiai keliling pondok.
Tibalah di dekat tempat tidur santri, kiai pura-pura batuk, atau bergumam.
Mendengar gumaman atau batuk sang kiai, santri-santri yang selalu tidur saat adzan subuh untuk bangun dengan gelagapan.
Marahlah sang kiai, yang mendapati santri masih enak-enakan tidur padahal adzan sudah dikumandangkan. Begitu mendengar batuk atau gumaman sang kiai, bukan hanya bangun, namun santri-santri ini langsung mengerjakan sholat subuh.
Advertisement
Alasannya Santri, Karena Allah Lebih Baik dari Pak Kiai
"Kamu itu santri apa!!! Ketika Allah yang manggil gak langsung bangun, ketika saya yang makhluk manggil langsung bangun. Harusnya ketika dipanggil Allah itu langsung tapi saya yang makhluk malah kamu takuti. Kalau sama Allah biasa saja," ucap sang kiai yang murka kepada santrinya.
Gus Baha berkisah ternyata santrinya berani menjawab pernyataan sang kiai dengan kepolosan dan kejujurannya.
"Karena Allah lebih baik daripada Pak Kiai," kata gus Baha, yang diiringi tawa jemaah yang mengikuti poengajian Gus Baha ini.
Beruntung sang kiai tak melanjutkan marahnya. Sebab, saat itu gurunya sang kiai ada di tempat tersebut sedang menginap.
Lucunya lagi, gurunya sang kiai ini justru membenarkan apa yang diucapkan para santri.
"Sing bener yo santrimu," meledaklah tawa jemaah yang ada.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul