Sukses

Penting Banget, Jangan Sampai Salah! Ini yang Wajib Dibasuh saat Mandi Junub

Masih bingung cara mandi junub yang benar? Simak penjelasannya, berikut ini batas-batas badan bagian luar yang yajib dibasuh saat mandi junub.

Liputan6.com, Jakarta - Mandi junub merupakan mandi besar atau mandi wajib yang dilakukan oleh seorang muslim atau muslimah setelah melakukan aktivitas yang membuatnya berada dalam keadaan junub.

Penyebab hadas besar ini yakni setelah berhubungan intim atau keluar mani.

Mandi junub adalah bagian penting dari ritual suci dalam Islam, yang bertujuan untuk membersihkan diri sebelum melakukan ibadah yang suci seperti sholat.

Dasar hukum dalam Islam seseorang melaksanakan mandi junub diantaranya, Qur'an Surah Al-Ma'idah [5:6]:"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu, dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka mandilah..."

Ayat ini menjelaskan kewajiban untuk mandi junub ketika seseorang hendak melakukan sholat. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa mandi junub merupakan bagian dari persiapan yang harus dilakukan sebelum sholat.

Hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Mandi besar adalah wajib atas setiap orang yang telah berhadats besar." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis ini, Rasulullah menjelaskan bahwa mandi junub (mandi besar) wajib dilakukan oleh orang yang telah berada dalam keadaan junub, seperti setelah hubungan suami istri atau mimpi basah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Apa saja yang Wajib Dibasuh saat Mandi Junub?

Hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW juga bersabda:"Apabila dua orang yang berjima' saling bersentuhan, maka salah satunya harus mandi." (HR. Muslim)

Hadis ini menjelaskan bahwa mandi junub (mandi besar) diperlukan setelah berhubungan intim antara suami istri

Mungkin masih ada pertanyaan, apa saja yang harus dibasuh saat melakukan mandi junub ini, berikut ini penjelasan terkait rukun mandi junub dan apa saja yang wajib dibasuh saat menjalankannya.

Mengutip jatim.nuonline,com, dalam praktiknya, ada dua rukun yang wajib dilaksanakan saat mandi junub, yaitu niat dan mengguyurkan air pada seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya.

Lantas, apakah mulut dan lubang hidung masih termasuk badan bagian luar (dhahir) yang wajib dibasuh? Seperti apa batas-batas badan bagian luar yang wajib dibasuh di saat mandi junub?

3 dari 3 halaman

Jangan Sampai Salah, Ini yang Wajib Dibasuh

Yang perlu dipahami adalah bahwa perataan air di seluruh permukaan tubuh (dhahir badan) merupakan salah satu rukun mandi junub sebagaimana keterangan pada kitab I‘anatut Thalibin berikut ini:

وإنما وجب تعميمه لما صح من قوله صلى الله عليه وسلم أما أنا فيكفيني أن أصب على رأسي ثلاثا ثم أفيض بعد ذلك على سائر جسدي ولأن الحدث عم جميع البدن فوجب تعميمه بالغسل

Artinya: “Wajib meratakan air (pada seluruh permukaan tubuh) berdasarkan hadits shahih, ‘Adapun aku, cukup bagiku menuangkan air sebanyak 3 kali di atas kepalaku, kemudian aku menuangkannya setelah itu ke seluruh tubuhku;’ dan berdasarkan kenyataan bahwa hadas itu mengenai seluruh tubuh secara merata sehingga wajib diratakan dengan air melalui basuhan,” (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H], juz I, halaman 91).

Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi menyatakan bahwa organ yang wajib dibasuh pada saat mandi junub adalah semua anggota tubuh yang tampak yaitu permukaan tubuh, rambut/bulu yang tumbuh pada permukaan tubuh, kemaluan perempuan saat berjongkok, termasuk kulit di balik kuku, kulit yang pecah pada luka, dan permukaan di balik kulup laki-laki.

Semua organ ini wajib dibasuh saat mandi junub. Jika ada benda yang menghalanginya dari air, maka ia harus disingkirkan.

قوله (تعميم ظاهر بدن) فلو لم يصل الماء إليه لحائل كشمع أو وسخ تحت الأظفار لم يكف الغسل وإن أزاله بعد فلا بد من غسل محله

Artinya: “’Wajib meratakan (air) pada seluruh permukaan tubuh.’ Kalau air terhalang pada kulit oleh sesuatu penghalang seperti lilin atau kotoran di balik kuku, niscaya mandi tersebut tidak memadai (tidak sah). Kalau seseorang membersihkan kotoran itu setelah mandi, maka tempat kotoran tersebut perlu dibasuh,” (Lihat Sayyid Bakri, 2005 M/1425-1426 H: I/91).

Adapun selain itu, tidak wajib dibasuh saat mandi wajib seperti rongga mulut dan rongga hidung. Keduanya dibasuh pada rukun dan sunnah wudhu (termasuk berkumur dan menghirup air ke dalam hidung atau istinsyaq) yang menjadi sunnah mandi junub.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul