Liputan6.com, Jakarta - Bertemu Nabi Muhammad SAW dalam mimpi adalah dambaan orang Islam. Bermimpi melihat Nabi Muhammad SAW adalah pengalaman spiritual yang tak bisa dialami oleh setiap muslim. Hanya orang-orang terpilih yang bisa bertemu nabi lewat mimpi.
Terkait dengan mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis,
مَنْ رَآنِي فِي المَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي اليَقَظَةِ، وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي
Artinya: “Barangsiapa melihatku di dalam mimpi maka ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan setan tidak dapat menyerupaiku.” (HR al-Bukhari)
Advertisement
Baca Juga
Syekh Hasan Muhammad Syaddad dalam Kaifiyah al-Wushul li Ru’yati Sayyidina ar-Rasul menjelaskan, maksud hadis tersebut adalah orang yang bertemu nabi dalam mimpi adalah benar mimpinya, bukan mimpi yang sebatas khayalan atau mimpi dari bisikan setan.
Ulama ahli tafsir KH Quraish Shihab mengatakan, setiap orang berpotensi bertemu Nabi Muhammad SAW dalam mimpinya. Namun, setiap orang yang bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW akan melihat bentuk Nabi Muhammad SAW yang berbeda-beda.
“Ya, mimpi yang pasti benar itu bila kita mimpi Rasulullah, yang bermimpi itu bisa bermacam-macam. Lho kok ini muda, ini kok tua. Mimpi Rasul tidak mungkin salah, mimpi Tuhan pasti salah,” kata KH Quraish Shihab, dikutip dari NU Online, Sabtu (27/4/2024).
Penyusun Tafsir Al-Qur’an Al-Misbah ini membagikan amalannya jika ingin bertemu Nabi Muhammad SAW dalam mimpinya. Ia menyebut tiga jalan yang harus ditempuh jika ingin bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Simak berikut penjelasannya.
Simak Video Pilihan Ini:
Amalan Mimpi Bertemu Rasulullah SAW
1. Mengikuti Keteladanan Nabi Muhammad SAW
KH Quraish mengatakan, meneladani perilaku dan kehidupan sehari-sehari Nabi Muhammad SAW bukan hanya melaksanakan ibadah sehari-hari, tapi juga melaksanakan hal-hal kecil yang dilakukannya. Seperti adab masuk rumah dan keluar rumah, diselaraskan dengan perilaku Nabi.
“Juga amalan-amalan lain yang sifatnya sunnah. Saya kira, yang paling sulit adalah meneladani akhlaknya,” kata Prof Quraish dalam video di kanal YouTube miliknya via NU Online.
2. Memperbanyak Membaca Sholawat kepada Nabi
Ia mengatakan, aktivitas bersholawat merupakan hal ringan yang bila dilakukan dengan rutin dapat memberikan ketenangan hati bagi pembacanya.
“Sering bershalawat dalam setiap waktu dan setiap hari dapat menghadirkan kelapangan hati. Itulah mengapa membaca shalawat Nabi dianjurkan setiap waktu, meskipun tidak berwudhu,” tuturnya.
3. Berdakwah
Ketiga adalah menyampaikan pesan-pesan kebenaran Islam, baik dalam perilaku maupun dalam nasihat kepada siapa pun.
“Ada banyak cara. Tapi, ketiga hal itulah yang bisa dilakukan,” imbuh Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an itu.
Baginya, dengan selalu meneladani kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW, membaca sholawat, niscaya hati akan selalu terpaut.
“Nah, dengan begitulah kita dapat merasakah kehadiran Rasulullah di hati kita,” ungkap habib keturunan Arab Quraisy-Bugis itu.
Advertisement
Keutamaan Mimpi Bertemu Nabi Muhammad SAW
Mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang istimewa, tidak bisa dialami oleh setiap orang. Keutamaan menanti bagi orang yang bermimpi dengan Nabi Muhammad SAW. Syekh Hasan Muhammad Syaddad menjelaskan sebagai berikut.
من رأى المصطفى صلّى الله عليه وآله وسلّم في المنام فله حسن الخاتمة وشفاعته صلّى الله عليه وآله وسلّم وله الجنّة ويغفر الله له ولأبويه إن كانا مسلمين وكأنّما ختم القرآن اثني عشر مرة ويهون عليه سكرات الموت ويرفع عنه عذاب القبر ويؤمّنه من أهوال يوم القيامة ويقضى حوائجه فى الدنيا والآخرة بلطفه وكرمه
Artinya: “Barang siapa telah melihat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam tidurnya maka ia akan mati dalam keadaan husnul khatimah, mendapatkan syafaat Nabi Muhammad dan akan masuk surga. Allah juga akan mengampuni dosanya dan kedua orang tuanya jika memang orang tuanya adalah orang muslim.
Ia juga seakan-akan telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 12 kali, ia akan mudah dalam menghadapi sakaratul maut, ia juga akan diangkat dari siksa kubur dan diberi jaminan aman dari hiruk-pikuk di hari kiamat serta akan dikabulkan hajat dunia maupun akhirat dengan sifat lembut dan dermawan-Nya."
(Syekh Hasan Muhammad Syaddad, Kaifiyah al-Wushul li Ru’yati Sayyidina ar-Rasul, halaman: 18).
Wallahu a’lam.