Liputan6.com, Jakarta - Dalam pandangan Gus Baha, istiqamah lebih tentang konsistensi dan keteguhan hati dalam menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Ini tidak selalu berarti mempertahankan pendirian secara keras, saklek atau tidak mau berubah.
Sebaliknya, istiqamah adalah tentang kesediaan untuk terus bergerak maju dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah, bahkan jika itu berarti melakukan penyesuaian atau perubahan dalam respons terhadap situasi yang berubah.
Advertisement
Gus Baha sering menekankan bahwa agama Islam adalah agama yang fleksibel dan mengakomodasi perubahan zaman, sementara prinsip-prinsip dasarnya tetap utuh.
Oleh karena itu, makna istiqamah menurutnya bukanlah tentang mempertahankan kebiasaan lama secara buta, tetapi tentang tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Contoh Istiqamah Menurut Gus Baha
Dengan pendekatan ini, Gus Baha mendorong umat Islam untuk tetap teguh pada nilai-nilai agama yang mendasar, namun juga terbuka terhadap perubahan dan inovasi yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut dalam konteks zaman modern.
Ini adalah pandangan yang menekankan pentingnya keseimbangan antara kestabilan dan kemajuan dalam praktik keagamaan.
Dalam tayangan Youtube yang diunggah di channel @Menikmatihalal Gus Baha menyatakan, rumus istiqamah paling mudah dari Imam Nawawi dalam kitab Al majemuk.
"Imam Nawawi mencontohkan begini, misalnya habis maghrib kita istiqamah baca Yasin. Cara pemaknaan itu, baca Yasin itu kebaikan," ucapnya.
Advertisement
Istiqamah Jangan Tinggalkan Ibadah Sosial
Ia menambahkan, sehingga nanti kalau kita batalkan karena anak kita sakit atau karena ada orang tua kita sakit kemudian kita ke rumah sakit mengantarkan ini juga tidak mengganggu istiqamah baca Yasin.
Ia melanjutkan, karena maknanya adalah baca Yasin, kebaikan ditinggalkan untuk kebaikan yang bentuknya lain.
"Jangan seperti istiqamah versi orang bukan ahli ilmu yang dikatakan orang-orang yang tidak ilmu sehingga kadang cara berpikirnya kan kayak Islam itu jadi sadis jadi demi istiqamah, meninggalkan ibadah sosial," tandas Gus Baha.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul