Liputan6.com, Cilacap - Pernah terjadi peristiwa aneh, yakni kobaran api yang besar di tanah Hijaz. Atas peristiwa tersebut, banyak yang berspekulasi bahwa hal tersebut merupakan salah satu tanda-tanda kiamat.
Baca Juga
Advertisement
Dugaan tersebut boleh jadi benar adanya, pasalnya sebagaimana informasi hadis Rasulullah SAW salah satu tanda kiamat ialah munculnya api yang mampu menerangi leher-leher unta di Busyra. Sebagaimana kita ketahui, Busyra merupakan salah satu kota yang tersohor di Syam.
Perihal kemunculan api di tanah Hijaz beberapa waktu yang silam, yang jarang diketahui ialah perihal sifat api tersebut yang sangat aneh.
Umumnya, jikalau kobaran api semakin besar, tentu panasnya akan semakin terasa. Namun tidak demikian dengan api di tanah Hijaz ini.
Konon, meskipun kobarannya terbilang sangat besar tapi penduduk di sekitarnya tidak merasakan panas.
Simak Video Pilihan Ini:
Mampu Menerangi hingga Negeri Syam
Menukil wahdah.or.id, peristiwa kemunculan api besar yang hebat di Hijaz (Madinah-Makkah dan sekitar) pada tahun 654 Hijriyah atau sekitar tahun 1256 Masehi. Munculnya api besar tersebut dapat menerangi negeri Syam.
Sejumlah ulama dan sejarawan muslim mencatat peristiwa bersejarah tersebut. Di antaranya adalah Imam Al-Hafizh Syihabuddin Abu Syamah Al-Maqdisi, ia mengisahkan peristiwa tersebut secara panjang lebar dalam kitabnya, Adz-Dzail wa Syarhuhu. Abu Syamah Al-Maqdisi menyebutkan kisahnya berdasarkan surat-surat yang datang dari Madinah ke Damaskus.
Pada malam Rabu, 3 Jumadil Akhir 654 H, terjadi gempa hebat di Madinah. Gempa itu berlangsung sampai hari Jumat tanggal 5 Jumadil Akhir. Dalam sehari, gempa terjadi sekitar sepuluh kali.
Pada tanggal 5 gempa berhenti disertai suara letusan keras seperti suara guntur. Saat itulah muncul api yang sangat besar di dekat Harrah, tidak jauh dari pemukiman Quraizhah, jaraknya kira-kira setengah hari perjalanan dari kota Madinah.
Advertisement
Meski Sangat Besar tapi Tidak Panas
Para penduduk dapat melihat tingginya kobaran api tersebut tiga kali lebih tinggi dari tinggi menara seakan menjilat-jilat angkasa. Api yang terbesar adalah letupan api sebesar gunung yang berwarna merah. Api itu menyebar membakar lembah-lembah dan perbukitan.
Namun, salah satu penulis surat menuturkan bahwa api tersebut tidak panas, “Kami berada di rumah kami, dan seakan masing-masing rumah memiliki lentera. Meski begitu besar, namun api itu tidak terasa panas dan tidak sampai menimbulkan kebakaran. Karena api itu hanyalah salah satu di antara sekian banyak tanda kebesaran Allah.”
Abu Syamah menuturkan bahwa dalam surat lainnya, penduduk Madinah menyebutkan pada hari Jumat itu api muncul di sebelah timur Madinah, lalu menjalar hingga menjangkau gunung Uhud, kemudian berhenti dan kembali lagi ke tempat semula.
Ketika pertama kali api muncul, seluruh penduduk Madinah beramai-ramai masuk ke dalam Masjid Nabawi seraya beristigfar kepada Allah. Mereka berpikir kiamat akan tiba.
Munculnya api besar tersebut membuat banyak penduduk Madinah meninggalkan maksiat dan mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan gubernur Madinah memerdekakan budak-budaknya dan mengembalikan harta hasil kezhalimannya kepada para pemiliknya. Api dahsyat terus muncul selama beberapa hari dan selalu terdengar suara letusan. Sementara matahari dan bulan tertutup seakan-akan terjadi gerhana.
Kebenaran Sabda Nabi
Rasulullah pernah bersabda tentang peristiwa kemunculan api di Hijaz ini, “Kiamat tidak akan terjadi sebelum keluarnya api dari Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Busyra.” (Riwayat Bukhari-Muslim).
Busyra adalah kota terkenal di Syam, berjarak sekitar 120 km dari Damaskus. Banyak ulama di Syam yang menyebutkan kisah itu, di antaranya Imam An-Nawawi yang lahir tahun 631 H. Ia mengatakan bahwa ia mendengar langsung kisah kemunculan api tersebut dari penduduk Madinah yang menyaksikannya secara langsung.
Disebutkan, banyak pelajar yang berdomisili di sekitar wilayah Busyra dapat membaca tulisan di malam hari karena pancaran cahaya api tersebut.
Syaikh Shadruddin, Qadhi Damaskus kelahiran 642 H, mengatakan, “Aku mendengar seorang Arab Badui mengabarkan kepada ayahku bahwa mereka bisa melihat leher unta di Busyra dengan cahaya api yang muncul di tanah Hijaz itu.” Persis seperti yang disabdakan Nabi.
Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement