Sukses

Top 3 Islami: Kisah Karomah Syekh Abdul Qadir al-Jilani Tahu Santrinya Junub, Syekh Nawawi Datangkan Belut ke Arab

Syekh Nawawi lantas menunjukkan karomah. Dia datangkan belut dan ular dalam sekejap ke tanah Arab untuk memberitahu perbedaan kedua hewan tersebut

Liputan6.com, Jakarta - Alkisah, di Arab tak ada belut. Makanya mereka heran ketika Syekh Nawawi al-Bantani membawa belut kering ke Makkah, tempatnya belajar kala itu.

Orang Arab mengira belut kering itu ular. Pasalnnya, setelah dimasak bentuknya amat mirip. Sedangkan di Arab tidak ada belut sehingga mereka menganggapnya sebagai ular.

Syekh Nawawi diketahui adalah salah satu Imam Besar Masjidil Haram dan salah satu ulama termasyhur kala itu. Beliau kerap dijadikan rujukan oleh ulama-ulama lain karena kealimannya.

Kembali ke belut, Syekh Nawawi lantas menunjukkan karomah. Dia datangkan belut dan ular dalam sekejap ke tanah Arab untuk memberitahu perbedaan kedua hewan tersebut.

Artikel mengenai karomah Syekh Nawawi al-Bantani ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (9/5/2024).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian pembaca adalah karomah Syekh Abdul Qadir al-Jilani.

Sementara, artikel ketiga adalah perjalanan ruh sebelum ditiupkan ke janin di dalam rahim sang ibu.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Kisah Karomah Syekh Nawawi, Sekejap Hadirkan Ular dan Belut di Arab Saudi

Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani adalah ulama masyhur yang bertaraf internasional dari Banten, Indonesia. Semasa hidupnya, Syekh Nawawi al-Bantani pernah ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Syekh Nawawi merupakan putra dari ulama Banten, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani yang lahir pada 1230 H/1813 M. Ibunya bernama Zubaedah yang merupakan ibu rumah tangga biasa. 

Sejak kecil, Syekh Nawawi bersama saudara-saudaranya mendapat pendidikan agama Islam dari ayahnya. Ilmu-ilmu yang dipelajari meliputi pengetahuan dasar bahasa Arab, fikih, tauhid dan tafsir.

Setelah tiga tahun bersama ke ayahnya, Syekh Nawawi mulai belajar ke berbagai pesantren. Salah satunya adalah Kiai Sahal, seorang ulama Banten yang tersohor kala itu.

Syekh Nawawi dikenal sebagai ulama yang sangat produktif menulis kitab. Karya-karyanya sangat banyak dan menjadi bahan belajar para santri saat ini. Saking masyhurnya, Syekh Nawawi mendapat julukan Sayyid Ulama al-Hijaz atau pemimpin ulama Hijaz.

Selain menjadi Imam Masjidil Haram, Syekh Nawawi mendapat kesempatan mengajar di sana. Murid-muridnya berasal dari berbagai negara, termasuk ada yang dari Indonesia.

Pengarang kitab Tijan ad-Darary ini wafat di Tanah Suci dan dimakamkan di Ma’la, Makkah pada 1314 H/1897. Syekh Nawawi meninggalkan banyak legacy yang hingga kini masih dimanfaatkan oleh para santri.

Selain mempelajari kitab-kitab karangan Syekh Nawawi, kita juga bisa mengambil hikmah dari berbagai kisah semasa hidupnya. Salah satunya adalah kisah karomah saat Syekh Nawawi membuktikan kebenaran bahwa ular dan belut itu berbeda di depan ulama Arab Saudi. 

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Kisah Karomah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, Tahu Muridnya yang Junub

Ulama termasyhur, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani memiliki banyak sekali karomah atau kemuliaan. Karomah yang dimilikinya tergolong sangat menakjubkan dan susah dicerna oleh akal.

Salah satu karomah beliau yang akan diulas dalam tulisan ini ialah perihal dirinya mengetahui kalau muridnya dalam keadaan masih menanggung hadas.

Sebagai informasi, hadas adalah keadaan tidak suci pada seseorang yang telah baligh dan berakal sehat. Hadas  dibedakan menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.

Hadas besar bisa disebabkan berbagai hal. Di antaranya haid, nifas, dan junub.

Selain tersohor sebagai sulthanul awliya (rajanya para wali), Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ialah salah seorang ahli fiqih yang berfaham sunni.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Perjalanan Ruh sebelum Masuk Janin di Rahim, Muhasabah

Pembahasan tentang perjalanan ruh setelah kematian umumnya lebih sering dibahas daripada perjalanan ruh menuju rahim. Konsep perjalanan ruh setelah kematian dalam Islam sering kali terkait dengan akhirat, yaitu fase setelah kehidupan di dunia ini, di mana ruh manusia akan dihisab (dihitung amalannya) dan dipertanggungjawabkan atas perbuatannya di dunia.

Konsep perjalanan ruh menuju rahim juga ada dalam Islam. Ada keyakinan bahwa Allah SWT menciptakan ruh setiap manusia jauh sebelum mereka lahir ke dunia ini.

Dalam beberapa hadis, disebutkan bahwa ruh ditiupkan ke dalam janin di rahim pada suatu tahap perkembangan tertentu.

Makanya dalam tradisi tertentu ada prosesi ngupati, atau syukuran empat bulan kehamilan. Konon lantaran di umuran Allah tiupkan ruh kedalam janin.

Meskipun pembahasannya tidak seumum pembahasan tentang perjalanan ruh setelah kematian, konsep ini tetap menjadi bagian penting dalam pemahaman tentang penciptaan manusia dan siklus kehidupan menurut ajaran Islam.

Selengkapnya baca di sini