Sukses

Gus Baha Peringatkan Orang Tua yang Suka Bentak Anak karena Suka Jajan, Ini Alasannya

Menurut Gus Baha, dalam menyikapi hal ini harus lebih mengedepankan asas realitas dan rasionalitas. Artinya ketika kita membentak anak karena jajan terus, harus juga atas dasar kenyataan

Liputan6.com, Cilacap - Ulama kharismatik yang merupakan Rais Syuriah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengulas perihal orang tua yang sering membentak anak sebab suka jajan.

Menurut Gus Baha, dalam menyikapi hal ini, orang tua harus lebih mengedepankan asas realitas dan rasionalitas. Artinya ketika kita membentak anak karena jajan terus, harus juga atas dasar kenyataan.

Sebagai informasi, perihal uang jajan yang diberikan kepada anak saat usia sekolah ada orang tua yang tidak masalah memberikan uang jajan itu.

Namun sebagian yang lain berpendapat bahwa memberikan uang jajan kepada anak tidak baik untuk umbuh kembang  anak karena khawatir akan membeli jajanan atau makanan yang tidak sehat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Jangan Sering Bentak Anak sebab Jajan

Gus Baha sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @Pati_Unus, Jumat (10/05/2024) mengatakan untuk tidak terlalu sering membentak anak soal jajan.

“Makanya kamu jangan sering bentak anak, anak suka jajan, seribu habis, dua ribu habis, sepuluh ribu juga habis!,” kata Gus Baha sembari mencontohkan bentakan yang biasa diucapkan para orang tua ketika menanggapi anaknya yang suka jajan.

“Anak jajan terus! Begini…begini…” imbuhnya.

Ketika mengatakan jajan terus, justru dipertanyakan oleh Gus Baha perihal melakukan terus yang seperti apa.

“Terusnya jam berapa?” tanyanya.

“Misalnya anak kamu jajan akan sekolah jam 07.00, berarti jajan jam 07.00,” terangnya.

“Nanti setelah selesai sekolah, jajan jam 13.00, mau tidur jajan jam 21.00, berarti jajannya kan cuma 3 jam,” imbuhnya.

Menurut Gus Baha, kalau anak misalnya dalam sehari membeli jajan pukul 07.00, 13.00 dan 21.00, maka waktu sehari yang lamanya 24 jam itu masih menyisakan waktu yang lama untuk tidak jajan, yakni 21 jam.

“3 jam kalau sehari ada 24 jam, berarti yang 21 jam tidak jajan,”katanya.

“Terus-terusnya itu di mana coba?” sambungnya.

3 dari 3 halaman

Tidak Pernah Bentak Anak

Ulama nyentrik yang lekat dengan kopiah hitam dan kemeja putih ini mengaku tidak pernah membentak anaknya masalah jajan.

“Saya tidak pernah membentak anak, 'anak kok jajan terus!' Tidak pernah, takut ditanya sama Allah, 24 jam berkurang 3 jam kok bilang terus-terusan,” katanya.

“Toh anak saya kalau pagi ya sholat subuh berjamaah, habis maghrib ya ngaji," sambungnya.

Ia juga mengingatkan kepada istrinya sembari menanggapi kekhawatiran akan efek negatif karena terlalu longgar kepada anak.

“Istri saya sering saya ingatkan ketika bilang, Gus kalau longgar ke anak besok jadi anak nakal,” terangnya

“Longgar bagaimana? Lha itu anak jajan terus dibiarin, terusnya jam berapa? “Tadi anak ya subuh, ya sekolah di dalam kelas mulai jam 7 sampai jam 12, saya jawab begitu,” imbuhnya.

“Anak ya habis Maghrib ngaji sampai Isya, dia terus belajar, terus sholat, kelihatannya lebih banyak belajar dan sholat dari pada jajan,” pungkasnya.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul