Liputan6.com, Jakarta - Ulama ahli tafsir Al-Qur'an, Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim menegaskan, jika orang bisa kaya tapi bergaya miskin maka hal tersebut dikategorikan haram.
Dia menjelaskan, ini adalah pendapat Imam Sayfi'i.
Gus Baha mengisahkan, sebelumnya, Imam Syafi'i adalah pengagum kemiskinan. Sebab, orang miskin berpotensi untuk tidak dihisab.
Advertisement
Baca Juga
"Dulu Imam Syafi'i itu pengagum kemiskinan. Karena kalau orang miskin itu ndak ada hisabnya, senangnya bukan main dengan miskin," kata Gus Baha, seperti dalam Youtube short @ribathalbusyrowiy.
"Setelah ngaji sampai Imam Malik, beliau tanya, siapa orang yang selevel jenengan Ya Malik," lanjut Gus Baha.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Muhammad Bin Hasan Ashaiban Menghitung Uang dan Emas di Meja Tamu
"Ya dulu ada Imam Abu Hanifah sekarang sudah wafat, tapi ada muridnya namanya Muhammad bin Hasan Ashaiban," ujar Gus Baha menirukan ucapan Imam Malik.
"Setelah beliau datang Muhammad Bin Hasan Ashaiban itu kalau ngitung emas itu di meja tamu ngitung uang yang di meja tamu,"ujar Gus Baha.
Melihat tersebut Imam Syafi'i, sedih melihat orang menghitung uang dan emas yang jumlahnya banyak di meja tamu. Ia menganggap orang di depannya seharusnya tak seperti itu karena gilaharta padahal orang alim.
"Imam Syafi'i ngelus dodo, orang sealim ini kok kedunyan, gila dunia tapi kata apa kata Muhammad?," kata Gus Baha.
Advertisement
Orang Islam yang Bisa Kaya kok Miskin, Haram
"Kalau kamu orang sholeh enggak boleh punya uang, enggak boleh kaya, ini tak kasihkan sama lonte, sama koruptor sama tukang dugem, tukang judi" ujar Gus Baha menirukan kata Muhammad bin Hasan Ashaiban.
"Jangan-jangan kalau dipakai orang fasik nanti enggak karu-karuan, jenengan saja," kata Imm Syafi'i.
Baru sadar, iya kalau yang orang soleh kere semua dan fasik kaya semuanya betapa bahayanya.
"Semenjak itu Imam Syafi'i itu tuh sampai fatwa berlebihan orang Islam yang bisa kaya kok miskin, haram," tandas Gus Baha.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul