Sukses

Rahasia Cepat Berangkat Haji dari UAH, Amalkan Kandungan Surah Ini

Ustadz Adi Hidayat berikan rahasia dahsyat agar bisa cepat berangkat haji

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar muslim pasti sangat menginginkan berangkat ibadah haji. Namun, karena berbagai alasan, keinginan itu belum kesampaian.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) berikan rahasia agar bisa mencapai tujuan tersebut.

"Kalau Anda mau datang diberikan, tapi kalau Anda enggak usaha enggak akan dapat," kata UAH saat pengajian soal berangkat haji seperti diunggah dalam Youtube channel @AbuAwan.

Lalu bagaimana cara usahanya? menurut UAH banyak cara yang bisa ditempuh dan ada cara paling ampuh dan dahsyat.

"Yang paling dahsyat saya berikan rahasia kalau pengin cepat, amalkan Al-Quran surah ke-5 ayat 35," ujar UAH.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Surah yang Dimaksud UAH beserta Bacaan dan Artinya

"Paling kanan, sebelah bawah, jadi caranya tingkatkan takwa. Takwa itu paling cepat, apa di antara ikhtiar takwa itu ayo cari bismillah. Anda usaha, lakukan karena Allah maka Allah akan tambahkan sebagian rezeki. Tabungkan untuk haji, nabung nabung nabung nabung," kata UAH.

"Berhaji tidak cukup dengan Aamiin. Nabung, ikhtiar berusaha, kalau nggak ada untuk mendapatkan itu dengan amal sholeh, bangun sholat malam niatkan untuk bisa berhaji, puasa niatkan haji, ikut majelis taklim niatkan untuk bisa haji," tandasnya.

Menukil quran.nu.id, berikut ini surat yang dimaksud UAH,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۝٣٥

'yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha wabtaghû ilaihil-wasîlata wa jâhidû fî sabîlihî la‘allakum tufliḫûn'

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.

Allah memerintahkan orang-orang mukmin supaya selalu berhati-hati, mawas diri jangan sampai terlibat di dalam suatu pelanggaran, melakukan larangan-larangan agama yang telah diperintahkan Allah untuk menjauhinya.

3 dari 3 halaman

Penjelasan Wasilah dan Taqwa

Menurut sebagian mufasir, menjauhi larangan Allah lebih berat dibandingkan dengan mematuhi perintah-Nya. Tidak heran kalau di dalam Al-Qur'an, kata ittaqu yang maksudnya supaya kita menjaga diri jangan sampai melakukan larangan agama, disebut berulang sampai 69 kali, sedang kata ati'u yang berarti supaya kita patuh kepada perintah agama hanya disebutkan 19 kali.

Di samping menjaga diri memperketat terhadap hal-hal yang mungkin menyebabkan kita berbuat pelanggaran atau ketentuan-ketentuan agama, kita harus pula selalu mencari jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan jalan melaksanakan perintah-Nya dan mengamalkan segala sesuatu yang diridai.

Ibnu 'Abbas, Mujahid, Abu Wali, al-hasan, Zaid, 'Ata, as-sauri dan lain-lain, mengartikan al-wasilah di dalam ayat ini dengan mendekatkan diri. Mengenai pengertian ini, Ibnu Kasir dalam tafsirnya (2/52), berkata: Pengertian yang telah diberikan oleh para imam ini, tidak terdapat perbedaan antara para mufasir.

Kata wasilah ada kalanya berarti tempat tertinggi di surga, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Apabila engkau bersalawat kepadaku, maka mintakanlah untukku "wasilah". Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasullullah, apakah wasilah itu?." Rasullulah menjawab, "Wasilah itu ialah derajat yang paling tinggi di Surga tidak ada yang akan mencapainya kecuali seorang saja dan saya berharap, sayalah orang itu." (Riwayat Ahmad dari Abu Hurairah).

Menjauhi dan meninggalkan larangan Allah serta melaksanakan perintah-Nya adalah hal-hal yang tidak mudah, karena nafsu yang ada pada tiap manusia itu selalu mengajak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan yang baik, yaitu melanggar dan meninggalkan perintah Allah sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." (Yusuf /12:53).

Oleh karena itu kita harus berjuang untuk mengekang hawa nafsu, mengatasi segala kesulitan dan mengelakkan semua rintangan yang akan menyebabkan kita bergeser dari jalan Allah agar kita berada di atas garis yang telah ditetapkan. Dengan demikian kita akan memperoleh kebahagiaan yang telah dijanjikan oleh Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul