Liputan6.com, Cilacap - Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul atau utusan Allah yang paling mulia. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW mendapatkan julukan sayyidul anbiya wal mursalin yang artinya pemimpin para nabi dan rasul.
Baca Juga
Advertisement
Demikian halnya dengan umat Rasulullah SAW juga merupakan umat yang mulia. Meskipun usianya tergolong pendek tidak sebagaimana umat-umat terdahulu, namun Allah memberikan keistimewaan berupa amal ibadah yang pahalanya berlipat ganda.
Kemuliaan lain yang diberikan Allah atas umat Rasulullah SAW, yakni mereka bersama Rasulullah SAW di hari kiamat akan menjadi saksi atas perjuangan nabi terdahulu yakni Nabi Nuh AS.
Saat umat Nabi Nuh memberikan kesaksian palsu atas pejuangan dakwah Nabi Nuh AS, Rasulullah SAW bersama umatnya akan memberikan kesaksian yang sebenar-benarnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Bersaksi atas Perjuangan Dakwah Nabi Nuh
Menukil Republika, kelak pada hari kiamat, kaum Nabi Nuh membantah pernyataan Nabi Nuh yang berkata kepada Allah SWT telah menyampaikan risalah pada mereka. Nabi Nuh pun menyampaikan Nabi Muhammad dan umatnya menjadi saksi atas perjuangannya menyampaikan risalah.
Rasulullah dan umatnya pun menjadi saksi atas risalah yang telah disampaikan Nabi Nuh pada kaumnya.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجِيءُ نُوحٌ وَأُمَّتُهُ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى هَلْ بَلَّغْتَ فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ فَيَقُولُ لِأُمَّتِهِ هَلْ بَلَّغَكُمْ فَيَقُولُونَ لَا مَا جَاءَنَا مِنْ نَبِيٍّ فَيَقُولُ لِنُوحٍ مَنْ يَشْهَدُ لَكَ فَيَقُولُ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُمَّتُهُ فَنَشْهَدُ أَنَّهُ قَدْ بَلَّغَ وَهُوَ قَوْلُهُ جَلَّ ذِكْرُهُ { وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ } وَالْوَسَطُ الْعَدْلُ
Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma'il, telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid bin Ziyad, telah bercerita kepada kami Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Sa'id berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "(Pada hari kiamat) Nabi Nuh 'alaihissalam dan umatnya datang lalu Allah Ta'ala berfirman, "Apakah kamu telah menyampaikan (ajaran)? Nuh 'alaihissalam menjawab, "Sudah, wahai Rabb-ku."
Kemudian Allah bertanya kepada umatnya, "Apakah benar dia telah menyampaikan kepada kalian?" Mereka menjawab, "Tidak. Tidak ada seorang Nabi pun yang datang kepada kami." Lalu Allah berfirman kepada Nuh 'alaihissalam, "Siapa yang menjadi saksi atasmu?" Nabi Nuh 'alaihissalam berkata, "Muhammad ﷺ dan umatnya."
Maka, kami pun bersaksi bahwa Nabi Nuh 'alaihissalam telah menyampaikan risalah yang diembannya kepada umatnya. Begitulah seperti yang difirmankan Allah Yang Mahatinggi (QS. Al-Baqarah ayat 143 yang artinya), ("Dan demikianlah kami telah menjadikan kalian sebagai umat pertengahan untuk menjadi saksi atas manusia.."). Al-washathu artinya al-'adl (adil). (HR. Bukhari)
Advertisement
3 Golongan Manusia di Hari Kiamat
Mengutip buku Dahsyatnya Hari Kiamat oleh Ibnu Katsir via Republika, Rasulullah SAW mengatakan bahwa pada hari itu manusia dikumpulkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama pejalan kaki, kelompok kedua berkendaraan, dan kelompok ketiga yang berjalan dengan wajah mereka.
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana cara mereka berjalan di atas wajahnya?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya, Dzat yang menjalankan mereka di atas kakinya mampu menjalankan mereka di atas wajahnya. Bukankah mereka itu berlindung dengan wajahnya dari setiap tempat tinggi dan duri?" (HR. Ahmad)
Menurut Imam al-Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub al Muqarrib ila Hadhrah ‘Allam al Ghuyub yang diterjemahkan oleh Jamaluddin, padang mahsyar merupakan tempat berkumpulnya seluruh manusia setelah dibangkitkan kembali dari kematian mereka. Seluruh umat manusia berkumpul tanpa alas kaki, telanjang, dan tidak dikhitan.
Rasulullah bersabda, "Manusia dibangkitkan kembali dalam keadaan tidak bersandal, telanjang, dan tidak bersunat. Sungguh, mereka dikekang oleh keringat dan mencapai cuping telinga."
Diriwayatkan, Saudah berkata, "Betapa buruknya, sebagian dari kita melihat sebagian kita yang lain." Nabi menjawab, "Manusia terlalu sibuk untuk melakukan hal itu."
Allah berfirman: "Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." (QS Abasa ayat 37)
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul