Liputan6.com, Jakarta - Menjaga kebersihan dan kesucian, termasuk dalam hal beristinja atau membersihkan diri setelah buang air kecil, adalah bagian penting dari praktik keagamaan sehari-hari.
Terdapat hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa kebanyakan siksa kubur disebabkan oleh tidak berhati-hati dalam membersihkan diri setelah buang air kecil (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini menunjukkan bahwa ketidakbersihan dalam hal ini bisa menjadi sebab seseorang mendapatkan siksa kubur, karena hal tersebut dianggap sebagai bentuk kelalaian dalam menjaga kebersihan dan memenuhi syarat sahnya ibadah seperti sholat.
Advertisement
Islam mengajarkan bahwa niat yang ikhlas dan usaha sungguh-sungguh dalam menjaga kesucian diri serta mematuhi perintah Allah adalah yang utama.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Nabi Muhammad SAW Perintahkan Jangan Remehkan Hal Ini
Mengutip bincangsyariah.com, Rasulullah memerintahkan umatnya agar tidak meremehkan hal ini. Sebab orang yang tidak bisa menjaga kesuciannya akibat tidak membasuh air seni dengan sempurna, maka siksa kubur dan api nerakalah ancamannya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ . ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ، ثُمَّ غَرَزَ فِى كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً . فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Dari Ibnu Abbas RA Rasulullah SAW melewati dua kuburan seraya bersabda, “Kedua penghuni kubur ini sungguh sedang diadzab dalam kuburnya. Dan mereka tidak di adzab karena perkara besar. Adapun seorang di antara satunya tidak menghalangi percikan kencingnya mengenai dirinya. Sedang yang satunya, adalah mengadu domba (menebar permusuhan) di kalangan manusia.”
Advertisement
Perhatikan Cara Buang Air Kecil
Kemudian Rasulullah mengambil sebatang kurma lalu mematahkannya menjadi dua bagian kemudian menancapkan satu di tiap kuburan. Para sahabat bertanya, “Kenapa engkau melakukan ini?” Rasulullah menjawab, “Mudah-mudahan meringankan siksa bagi keduanya selama batang itu tidak kering.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ibnu Hajar menjelaskan dalam Fathul Bari, bahwa selain redaksi la yastatir (menghalangi diri) terdapat dua redaksi lainnya yang digunakan dalam riwayat ini yaitu la yastabri-u (melindungi diri) dalam hadis riwayat Ibn ‘Asakir dan la yastanzih (menjaga diri) dalam riwayat hadis Muslim dan Abu Daud.
Ketiganya bermaksud sama yaitu tidak melindungi diri dari cipratan air seni, baik menghalanginya dengan sesuatu atau dengan melakukan bersuci dengan benar.
Jika tidak berhati-hati, terkadang tampilas air seni memang sulit dihindari. Maka dari itu, perhatikanlah caramu ketika buang air kecil dan saat bersuci darinya. Wallahu’alam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul