Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak ingin masuk surga? Tampaknya setiap muslim ingin masuk surga. Namun tanpa disadari sebagian dari mereka keluar dari ‘jalan’ menuju surga. Bahkan, mereka berani melanggar perintah-Nya.
Di surga akan banyak kebahagiaan yang dirasakan melebihi kebahagiaan dunia. Kenikmatan dunia masih belum seberapa jika dibandingkan dengan nikmatnya surga. Beruntunglah umat Islam yang menjadi ahli surga.
Memasuki akhir zaman banyak sekali godaan yang membuat seorang muslim ‘jauh’ dari bau surga. Berbuat maksiat kian mudah. Perbuatan haram menjadi kebiasaan sehari-hari. Naudzubillah.
Advertisement
Baca Juga
Tantangan muslim di akhir zaman cukup berat. Istiqomah menjalankan takwa kepada Allah SWT harus terus dilakukan. Jangan lengah dan membuat celah setan menjerumuskan kita kepada kemaksiatan.
Ulama kharismatik Nusantara, almaghfurlah KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen membagikan satu amalan agar selamat di akhir zaman dan menjadi kunci masuk surga. Apa amalannya?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sebab Masuk Surga
Amalan kunci masuk surga di akhir zaman dibagikan Mbah Moen semasa hidupnya. Namun sebelum mengungkap amalannya, Mbah Moen mengutip hadis tentang masuk surga hanya sekadar melihat wajah Rasulullah SAW .
“Melihat wajah Rasulullah itu bisa menjadikan sebab masuk surga. (Dalam hadis) barang siapa yang melihatku maka akan masuk surga,” kata Mbah Moen dikutip dari YouTube ppalanwarsarang.
“Itu Allah yang menciptakan seperti itu. Barangsiapa yang melihatku (nabi) pasti masuk surga. Sampai hari kiamat masuk surga,” Mbah Moen menegaskan.
Oleh karena itu, jalan orang masuk surga di zaman Nabi Muhammad SAW adalah yang melihat wajahnya. Tentunya mereka yang beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya.
“Setelah nabi wafat melihat sahabatnya. Tapi setelah zaman nabi tidak cukup melihat saja, tapi harus ngaji. Jadi, walaupun kamu melihatku wajahku tapi tidak mengaji denganku ya tidak bisa. Itu bedanya. Kalau melihat nabi tidak usah ada syarat ngaji,” kata Mbah Moen.
Advertisement
Membuka Peluang Menuju Surga
Mbah Moen menuturkan, jika seseorang ngaji berarti masih ada jalan menuju surga. Katanya, sekolah tinggi-tinggi tapi tidak ngaji sulit masuk surga.
“Jadi jalannya surga itu ngaji,” imbuhnya.
Mbah Moen menekankan muslim yang hidup di akhir zaman harus mengaji dengan guru yang sanadnya sampai ke sahabat dan Rasulullah SAW. Jika banyak orang yang tidak ngaji, maka kiamat sudah dekat.
“Semua orang harus ngaji secara berurutan sampai sanadnya ke sahabat dan juga sambil melihat wajah kiainya. Kalau gak mau lihat hati hati,” tuturnya.
“Karena itu hampir datang kiamat kalau tidak ada orang ngaji. Karena sudah tidak ada urut-urutan bisa melihat wajah nabi,” sambung Mbah Moen.
Mbah Moen mengungkap ia belajar agama yang sanad ilmunya sampai ke Rasulullah SAW. Ia ngaji langsung melihat wajah guru-gurunya.
“Saya melihat wajah guru saya Sayyid Muhammad Alawy Al Maliki Al Hasani. Sayyid muhammad melihat wajah gurunya yaitu ayahnya Sayyid Alawy. Sayyid Alawy melihat wajah gurunya Sayyid Abbas. Sayyid Abbas melihat gurunya yaitu Syaikh Zaini Dahlan, seterusnya sampai ke Nabi Muhammad SAW,” bebernya.
“Saya punya riwayat (sanad) melihat guru ini banyak. Saya juga melihat ayah saya. Ayah saya melihat gurunya sampai ke Kanjeng Nabi. Saya juga melihat guru saya Sayyid Alawy sampai ke Kanjeng Nabi. Saya melihat Syekh Yasin sampai ke Kanjeng Nabi,” sebutnya.
Jadi, guru-guru yang menjaga sanadnya itu menjadi penyambung murid-muridnya sampai ke Rasulullah SAW.
Ngaji
Mbah Moen mengatakan, akhir zaman nanti akan sama seperti yang terjadi di awal zaman nabi. Dulu, orang-orang kafir tidak mau melihat wajah Nabi Muhammad SAW dan menjauhi peringatan. Mereka selalu lari. Ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Muddatstsir ayat 50-52.
“Sekarang juga seperti itu, disuruh ngaji pada tidak mau. Semua orang lari dari kiai,” katanya.
“Di hadis dijelaskan bahwa nanti akan ada zaman di mana umatku pada lari dari ulama, disuruh ngaji tidak mau,” lanjutnya mengutip hadis nabi.
Menurut Mbah Moen, jika ingin ‘alim maka ngajinya harus membawa kitab dan menulis. Kata Imam Syafi’i, “Ilmu bagai buruan, menulis bagaikan tali. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.”
“Jadi ngaji bisa 'alim itu kalau bawa kitab. Kalau tidak bawa kitab nanamna ngajinya jin. Disuruh bawa kitab tidak mau. Maunya hanya mendengarkan saja, ngaji seperti itu ngajinya jin,” pungkas Mbah Moen.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka salah satu kunci masuk surga adalah ngaji kepada guru yang sanadnya tersambung ke Rasulullah SAW. Saat ngaji, kita melihat wajah guru, gurunya melihat wajah gurunya, gurunya lagi melihat wajah gurunya, sampai seterus melihat wajah Rasulullah SAW.
Semoga dengan ngaji kita termasuk golongan-golongan ahli surga. Aamiin. Wallahu a’lam.
Advertisement