Sukses

Top 3 Islami: Nasib Kapten Sombong yang Tantang Abah Anom Suryalaya, Pekerjaan Paling Berkah di Akhir Zaman

Kisah kapten sombong yang menantang adu kesaktian dengan Abah Anom Suryalaya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (19/5/2024)

Liputan6.com, Jakarta - Nama KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin atau lebih populer dengan panggilan Abah Anom Suryalaya dikenal bukanlah ulama biasa. Beliau merupakan waliyullah.

Lazimnya wali, banyak kisah karomah Abah Anom yang masyhur di tengah masyarakat. Salah satunya adalah kisah kapten sombong yang menantang adu kesaktian dengan ulama alim allamah ini.

Lantas, bagaimana akhir nasib si kapten sombong?

Kisah kapten sombong usai menantang Abah Anom Suryalaya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (19/5/2024).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah dalil mengenai pekerjaan yang paling berkah di akhir zaman, penjelasan Imam Nawawi.

Sementara, artikel terpopuler ketiga yaitu cara minum kopi agar bernilai pahala, menurut Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Akhir Nasib Kapten Sombong usai Uji Kesaktian Abah Anom Suryalaya, Kisah Karomah Wali

Warga Jawa Barat tentu sudah tidak asing dengan nama KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin atau populer dengan sebutan Abah Anom Suryalaya. Ia adalah salah satu ulama yang masyhur dan diyakini memiliki karomah dari tanah Sunda.

Abah Anom memulai perjalanan menimba ilmu agamanya ke ayahnya sendiri, Syekh Abdullah Mubarok bin Muhammad (Abah Sepuh). Berguru kepada ayahnya ia lakukan dari sejak kecil.

Barulah pada 1930 ia memulai pengembaraan ilmunya ke beberapa pesantren di Jawa Barat. Delapan tahun kemudian ia pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menuntut ilmu.

Abah Anom tidak begitu lama di Tanah Suci, hanya tujuh bulan. Kemudian ia pulang ke Tanah Air dan membantu sang ayah mengasuh pesantrennya. Setelah Abah Sepuh wafat pada 1956, Abah Anom dipercaya memimpin penuh pesantrennya di Suryalaya, Tasikmalaya.

Semasa hidupnya, banyak kejadian di luar nalar manusia biasa terjadi. Abah Anom memang termasuk ulama yang dianugerahkan karomah oleh Allah.

Kesaktiannya itu ia jadikan sebagai dakwah. Namun, ada saja orang-orang yang ingin menguji kesaktiannya. Salah satunya dari seorang kapten sombong. Begini kisahnya.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Apa Pekerjaan Paling Berkah di Akhir Zaman? Simak Dalil dan Penjelasan Imam Nawawi

Salah satu tanda-tanda akhir zaman atau saat telah dekat datangnya kiamat ialah munculnya banyak fitnah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ العِلْمُ، وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الهَرْجُ – وَهُوَ القَتْلُ القَتْلُ – حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ المَالُ فَيَفِيضَ

“Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al Haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR. Bukhari).

Saat terjadi banyak fitnah inilah, maka tak sedikit dari manusia yang berusaha menghindar dari hiruk pikuknya dunia, salah satunya ialah beruzlah atau menyepi dari keramaian, demi menghindari fitnah.

Permasalahannya ialah tatkala menyepi dari keramaian pertanyaannya ialah pekerjaan apakah yang paling baik dalam kondisi semacam itu?

Menurut Imam Nawawi, pekerjaan yang paling baik dan berkah ialah pelihara domba atau kambing.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Gus Baha Beberkan Cara Minum Kopi agar Meraih Pahala

Dalam sebuah pengajian, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, mengulas tentang cara minum kopi atau ngopi dengan tujuan mendapatkan pahala.

Gus Baha menyatakan bahwa istilah ngopi berpahala masih terdengar asing dan memerlukan penjelasan lebih lanjut agar bisa dipahami dengan baik.

Gus Baha menekankan pentingnya umat Islam menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam dan prinsip kebenaran. Menurutnya, masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk hidup mapan, yang sering diartikan sebagai memiliki harta, keluarga, dan kesejahteraan materi lainnya.

Dalam pandangannya, banyak orang memiliki orientasi untuk hidup mapan dengan melakukan berbagai hal, seperti bekerja keras agar dapat mencapai kehidupan yang diidamkan.

Selengkapnya baca di sini