Liputan6.com, Jakarta - Ulama kondang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, memberikan tips meminta ampunan kepada Allah SWT melalui istighfar tanpa perlu mengingat-ingat dosa yang telah dilakukan.
Menurutnya, mengingat dosa terus-menerus hanya akan membuat seseorang meratapi hidupnya.
"Menurut (ulama besar) Abdul Qasim Al-Qusyairi, jika seseorang beristighfar sambil mengingat dosanya, itu disebut sebagai tindakan sombong,” kata Gus Baha.
Advertisement
Gus Baha menjelaskan bahwa saat istighfar, sebaiknya yang diingat adalah luasnya rahmat Allah SWT.
"Ingatlah tentang luasnya rahmat Allah, bukan dosamu. Jika yang diingat hanya dosamu, seakan-akan kamu beristighfar dan menangis hanya karena dosa itu. Mengingat dosa terus-menerus bisa membuatmu merasa tidak nyaman hidup di hadapan Allah,” jelasnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Contoh Minta Ampunan, Bukan Mengingat Dosa
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA di Rembang, Jawa Tengah ini memberikan contoh bagaimana beristighfar kepada Allah dengan penuh rasa syukur dan pengakuan atas rahmat-Nya.
"Yaa Allah, saya pernah melakukan dosa, tapi Engkau tetap mengasihi saya. Terima kasih, saya memohon ampunan, Ya Allah. Betapa besarnya hidayah-Mu sehingga saya bersedia beristighfar," ucapnya dalam Youtube.
Selain itu, Gus Baha, yang juga ahli Tafsir dan Ilmu Fiqih, menekankan bahwa membaca istighfar di waktu sepertiga malam adalah amalan yang dapat menghapus dosa, mengabulkan hajat, dan melancarkan rezeki, karena dilakukan saat orang lain terlelap.
"Beristighfar sepanjang malam, dan ketika pagi tiba, kamu akan mendapatkan apa yang dicari. Amalan ini, jika dilakukan pukul 03.00 pagi selain tahajud, akan menghapus dosa dan mengabulkan hajat,” tutupnya.
Advertisement
Begini Fakta Istighfar Jaman Now
Mengutip alif.id, istigfar secara makna arab ghafara-yagfiru yang berarti menutupi atau menyembunyikan. Ibarat perban seperti sesuatu yang menutup luka, begitupun helm yang menutupi kepala. Maka tak heran orang yang melakukan kesalahan ingin ditutupi, agar tidak tercipta imbas buruk dan dosa.
Berbeda pada zaman modern banyak orang yang mendesain untuk mengatakan istigfar. Setiap melakukan kesalahan berkata 'astagfirullahaladzim', melihat video, foto wanita yang kurang busana di sosial media beristigfar.
Setelah beristigfar besoknya melihat lagi, sebaliknya wanita yang melihat foto Korea yang lewat di Instagram beristigfar, namun bilamana sendiri melihatnya berulangkali.
Seorang beristigfar berarti orang itu meminta ampunan. Ampunan untuk dilindungi dan ampunan dari dosa-dosa. Seringkali kita menyepelekan Istigfar, ketika seorang kaget bukan berucap Istigfar melainkan Masya Allah. Orang yang berkamuflase bisa membungkus apapun dengan agama.
Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mengatakan Istigfar didepan seseorang agar menarik perhatian lawan jenis. Agar orang itu dianggap seorang yang taat pada agama, bukan malah taubat. Melainkan menambah dosa.
Variabel Istigfar menurut Imam Al-Ghozali ada tiga, diantaranya pertama, pengetahuan tentang dosa atau tidak. Kita dapat menilai dosa dari sesuatu yang dikerjakan namun mengganggu didadamu dan kamu tidak suka bila orang lain mengetahuinya.
Mengambil uang orang lain walaupun hanya seribu merupakan sesuatu yang berlawanan dengan hatimu. Kamu juga tidak ingin seseorang mengetahuinya. Membicarakan seseorang, tanpa ada orang yang dibicarakan adalah ghibah. Perbuatan ini tidak baik, seperti kamu dibicarakan orang lain tanpa sepengetahuan adalah hal yang sangat mengganggu.
Kedua kondisi jiwa yang menyesal, beristigfar berarti telah melakukan kesalahan dan tidak ingin terulang kembali atau mencegah orang lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama.
Namun penyesalan yang sesaat sering berulang walaupun manusia fitrahnya salah dan lupa, kita memiliki potensi untuk mencegahnya. Indikator inilah yang dalam dunia tasawuf, Istigfarnya tidak diterima sehingga dosanya jalan terus.
Keitga meninggalkan tidak ingin mengulangi, kebaikan adalah contohnya ahklak yang baik. Sedangkan keburukan kamu menginginkan ampunan. Seakan sekarang manusia kehilangan sense of guilty rasa berdosa, kita berucap Istigfar namun hanya kebiasaan kata yang sering diucapkan.
Kata 'astagfirullahaladzim' hakekatnya makna yang sakral artinya bila sudah mengucapkan Istigfar berarti kita menanamkan benteng, kita tahu jalan itu buntu sehingga dipagarin namun bilan kita melewati pagar itu kita akan masuk jurang. Jika kamu ingin lulus ujian maka pelajarilah kisi-kisi yang Imam Al-Ghozali berikan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul