Sukses

Ternyata Bukan Raja Arab Saudi, Siapa Pemegang Kunci Ka'bah Sekarang?

Inilah pemegang dan bentuk kunci Ka'bah yang sudah diturunkan sejak zaman Fathul Makkah, lebih dari 14 abad silam

Liputan6.com, Jakarta - Ka'bah adalah salah satu simbol terpenting dalam Islam yang diakui oleh umat Muslim di seluruh dunia. Dalam berbagai ibadah, Ka'bah menjadi sentrum penting, termasuk dalam ibadah haji 2024 ini.

Namun, tidak semua umat Muslim mengenal pemegang kunci Ka'bah, yang ternyata bukan Raja Arab Saudi maupun anggota keluarganya.

Pemegang kunci Ka'bah, juga dikenal sebagai "Khatib al-Haramain" atau "Khatib al-Masjid al-Haram", adalah orang yang bertanggung jawab atas membuka dan menutup pintu Ka'bah.

Mereka juga memiliki tanggung jawab penting dalam menjaga keamanan dan keteraturan selama ritual ibadah di Masjidil Haram.

Meskipun penting, peran pemegang kunci Ka'bah sering kali tidak mendapat sorotan publik yang sama seperti Ka'bah itu sendiri.

Mereka biasanya adalah pejabat agama yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi, dan tugas mereka berlangsung dengan khidmat dan rahasia.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sejarah Pemegang Kunci Ka'bah

Pemegang kunci Ka'bah dipilih dari kalangan ulama terkemuka dan orang-orang yang dianggap memiliki integritas moral dan kecakapan dalam menjalankan tugas agung ini.

Biasanya mereka juga mungkin memiliki latar belakang pendidikan yang mendalam dalam ilmu agama Islam dan tradisi haji.

Mengutip Hidayatullah.com, orang yang memegang kunci Ka’bah adalah keluarga/suku dari Bani Al-Shaibah. Ia adalah keturunan Utsman bin Abi Thalhah, berasal dari lebih dari enam belas abad.

Sebelum masuknya Islam, penjaga kunci Ka’bah adalah cucu Qusai Bib Kilab Bin Murrah. Namun setelah penaklukan Kota Makkah, Ali Ibnu Thalib mengambil kunci Ka’bah dari Utsman ibn Talha, penjaga Ka’bah yang saat itu masih belum Muslim.

Segera setelah hal itu terjadi, Allah SWT menurunkan ayat berikut kepada Nabi Muhammad SAW dengan perintah untuk mengembalikan kunci tersebut kepada pemiliknya yang sah.

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (QS:An-Nisa [4]:58).

Usai turun ayat ini, Nabi Muhammad SAW memerintahkan Ali Ibnu Thalib mengembalikan kunci itu kepada Utsman bin Talha dan meminta maaf atas perbuatannya.

 

3 dari 3 halaman

Begini Bentuk Kunci Ka’bah

Utsman ibn Thalhah terkejut melihat bagaimana penakluk Makkah ini mengembalikan kunci-kunci itu kepadanya, padahal dia bahkan bukan seorang Muslim. Ali Ibn Thalib memberitahunya bahwa Allah ingin dia menjaga kunci Ka’bah.

Atas hal tersebut, Utsman bin Talha segera memeluk Islam. Hingga saat ini, Bani Shaiba adalah penjaga kunci Ka’bah.

Oleh karena itu, mereka bertugas untuk merawat tempat suci ini secara menyeluruh, termasuk membuka dan menutup pintu, membersihkan dan mencuci, serta merawat Kishwah.

Meskipun kerajaan Arab Saudi bertanggung jawab terhadap dua masjid suci –Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi– kunci Ka’bah tetap tanggungjawab Suku Al-Shaibah.

Dr Saleh Al Shaiba keturunan Bani al-Shaibah memperlihatkan kunci Ka’bah Suci dan pintu Taubah

Pintu Ka’bah secara resmi dibuka dua kali setahun, pertama kali di bulan Sya’ban, di mana mereka mencucinya, dan kedua kalinya dibuka pada awal bulan Dzulhijjah, tempat itu dicuci, diganti pakaian lamanya dan mendandaninya dengan kain baru.

Kunci Ka’bah dibentuk oleh cincin bundar berdiameter 36 cm, dan cincin itu terhubung ke kubus miring dan terhubung ke pegangan kunci. Pegangan ini terdiri dari 3 blok persegi panjang, dan setiap blok sejajar dengan yang lain, sedangkan badan kunci itu sendiri berbentuk kubus dan panjangnya 13 cm.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul