Sukses

Antara Aqiqah dan Kurban, Mana yang Perlu Didahulukan? Buya Yahya Menjawab

Sama-sama menyembelih dan uang yang dikeluarkan pun tidak jauh berbeda. Lantas, mana yang perlu didahulukan dari dua ibadah tersebut? Aqiqah atau kurban dulu?

Liputan6.com, Jakarta - Aqiqah dan kurban adalah ibadah yang sama-sama dilakukan dengan menyembelih kambing atau domba. Kendati demikian, terdapat perbedaan dari syarat, waktu, dan tujuan melaksanakan ibadah tersebut.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan, aqiqah atau akikah adalah penyembelihan kambing atau domba sebagai pernyataan syukur orang tua atas kelahiran anaknya. Anak laki-laki dengan dua ekor, sedangkan anak perempuan satu ekor. Lazimnya, aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran.

Sementara itu, qurban adalah ibadah penyembelihan hewan yang dilakukan pada Hari Raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik. Dalam ibadah kurban, tidak hanya kambing dan domba saja yang boleh disembelih, tapi unta, sapi, dan kerbau juga dibolehkan.

Sama-sama menyembelih dan uang yang dikeluarkan pun tidak jauh berbeda. Lantas, mana yang perlu didahulukan dari dua ibadah tersebut? Aqiqah atau kurban dulu?

Pertanyaan tersebut pernah dijawab oleh Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Simak penjelasannya berikut.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Buya Yahya Menjawab

Buya Yahya menjelaskan, qurban dan aqiqah adalah ibadah yang sama-sama sunnah. Perbedaannya, ibadah kurban sunnah untuk diri sendiri sedangkan aqiqah sunnah bagi orang tua yang memiliki anak.

“Disunnahkan melakukan aqiqah bagi seorang bapak yang memiliki anak. Anda tidak disunnahkan mengaqiqahkan anaknya tetangga. Dan Anda pun tidak disunnahkan mengaqiqahkan diri Anda. Kalau Anda punya anak, baru ada sunnah mengaqiqahi anak Anda,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Rabu (22/5/2024).

Buya Yahya mengatakan, aqiqah sunnahnya dilakukan sejak anak lahir hingga akhir baligh. Kesunnahan aqiqah bagi seorang ayah akan gugur apabila telah melewati batas aqiqah, dan tidak menjadi dosa karena hukumnya sunnah. 

“Aqiqah adalah sunnah. Bahkan sebagian ulama mazhab Imam Abu Hanifah mengatakan mubah bukan sebagai sunnah, hanya seperti  sedekah biasa. Wajib bagi nabi, tapi tidak wajib bagi kita,” jelas Buya Yahya.

3 dari 4 halaman

Berkurbanlah meski Belum Aqiqah

Buya Yahya meminta umat Islam yang belum aqiqah tapi ingin kurban tak bingung lagi. Jika ingin berkurban, maka berkurbanlah meskipun belum aqiqah. 

Bagaimana jika seorang anak baru lahir di awal Dzulhijah? Lebih baik aqiqah atau kurban? Jika kasusnya begitu, Buya Yahya tetap menyarankan berkurban. Sebab, waktu aqiqah bisa kapan saja, sementara waktu penyembelihan kurban hanya empat hari.

“Aqiqah bisa ditunda minggu depan lagi, waktunya panjang, tapi menyembelih kurban waktunya terbatas,” kata Buya Yahya.

4 dari 4 halaman

Tak Perlu Risau Belum Aqiqah tapi Ingin Kurban

Buya Yahya menyimpulkan, umat Islam yang belum aqiqah tak perlu risau jika ingin berkurban. Berkurban saja, karena ibadah tersebut sunnah untuk diri sendiri. Sementara, aqiqah adalah sunnah bagi orang tua yang punya anak.

“Jadi kalau Anda ketemu hari kurban (lakukan) kurban. Saya belum aqiqah, itu tugas abah saya sudah beres, sudah kedaluwarsa. Kalau ketemu kurban, maka keutamaannya korban bukan aqiqah,” kata Buya Yahya.

Jika ternyata anak lahir di awal Dzulhijah, tetap lebih baik yang utama adalah ibadah kurban. Aqiqah bisa dilakukan di lain waktu setelah Idul Adha. Wallahu a'lam.