Sukses

Takdir Sudah Ditentukan sebelum Lahir, Mengapa Masih Perlu Berdoa? Buya Yahya Menjawab

Jika takdir sudah ditentukan Allah, lantas masih perlukah berdoa? Atau pasrah diri dengan takdir yang telah telah ditetapkan jauh sebelum lahir?

Liputan6.com, Jakarta - Takdir adalah ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya. Takdir baik dan buruk setiap manusia sudah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan ke dunia. 

Sejak ia lahir hingga meninggal sudah ada catatannya. Hanya saja, Allah SWT tidak memberitahu garis kehidupan setiap manusia, dan ini menjadi rahasia-Nya. Namun, setiap yang terjadi adalah bagian dari takdir yang sudah Allah SWT tetapkan.

Di sisi lain, selama hidup kita diperintahkan untuk berdoa kepada Allah SWT. Doa menjadi salah satu ibadah yang dapat dilakukan setiap saat. Doa kerap kali dipanjatkan untuk memperoleh kehidupan lebih baik, rezeki lancar, dapat pekerjaan, hingga dimudahkan jodoh.

Terkait takdir dan perintah berdoa, seorang jemaah Al Bahjah merasa perlu diberikan penjelasan tentang dua hal tersebut. Jika takdir sudah ditentukan Allah, lantas masih perlukah berdoa? Atau pasrah diri dengan takdir yang telah telah ditetapkan jauh sebelum lahir?

Pertanyaan itu dilontarkan kepada Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Simak berikut jawaban ulama kharismatik kelahiran Blitar, Jawa Timur ini.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan, takdir yang Allah telah, sedang, dan akan berlakukan untuk hamba-Nya sudah Ia ketahui. Takdir adalah urusan Allah, bukan urusan makhluk.

“Kita posisikan sebagai seorang hamba, bukan memposisikan sebagai Tuhan. Jadi, urusan ibu kita menikah itu sudah tahu kalau kita bakal lahir. Catatan itu sudah Allah ketahui semuanya,” ungkap Buya Yahya, dinukil dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (25/5/2024).

Buya Yahya menambahkan, segala sesuatu yang terjadi pada setiap hamba sudah diketahui oleh Allah. Bahkan, Allah pun sebenarnya mengetahui siapa saja yang akan menjadi penghuni surga.

“Urusan takdir itu urusan Allah, dan Anda jangan sok tahu tentang takdir. Bahkan di sisi lain (harus) bersyukur kepada Allah (karena) Allah itu menutup semuanya. Kalau tahu (takdir) Anda, pusing,” imbuh Buya Yahya.

Maksudnya, jika Allah membuka catatan garis kehidupan setiap manusia, maka manusia akan pusing karena memikirkan takdir yang akan dihadapi itu. Misalnya, kita tahu bahwa bulan depan akan sakit keras, itu akan menjadi pikiran setiap hari. Maka, Bersyukurlah karena Allah tidak memberitahu takdir setiap makhluk-Nya.

“Allah beri kepada kita akal, beri petunjuk. Lalu (kita) disuruh ikuti petunjuk. Kita mengikuti petunjuk yang sudah diketahui oleh Allah, termasuk doa juga sudah diketahui oleh Allah,” kata Buya Yahya.

3 dari 3 halaman

Mengapa Masih Perlu Berdoa?

Meskipun takdir sudah ditetapkan, berdoa tetap harus dilakukan. Buya Yahya menganalogikan takdir dan doa ini seperti orang yang sedang lapar. Jika tidak segera mengambil piring untuk makan, maka lapar itu tidak akan hilang. Dan mengambil piring juga sudah menjadi takdirnya.

“Doa itu sama seperti Anda mengambil piring untuk ke dapur (makan) agar perutnya kenyang. Anda kalau lapar gak boleh berkata, ‘Kalau memang jatahnya saya kenyang, duduk di sini tetap kenyang’. Gak ada. Anda harus ambil piring, pergi ke dapur, ambil nasi, Anda makan baru kenyang. Berarti ambil piring bagian dari takdir Allah. Allah (sudah) tahu,” terang Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan, doa tidak akan mengubah takdir, tapi doa bagian dari takdir. Dengan berdoa, ia akan mendapat rezeki. Itu sebetulnya sudah Allah ketahui.

Dari berdoa lalu mendapatkan rezeki itu sudah runtut sebagai takdirnya.

“Allah tahu kok 2000 sekian Anda sukses bisnis. Cuma rentetannya Anda usaha, cari modal, kerja keras. Coba kalau dikasih tahu Anda akan kaya raya, sudah malas hari ini. Jadi, jangan sok jadi Tuhan, sok tahu takdir, repot,” tandas Pengasuh LPD Al Bahjah ini.

Kesimpulannya, berdoa tetap harus dilakukan meski Allah telah menetapkan takdir setiap manusia. Wallahu a’lam.