Sukses

Siapa yang Mencabut Nyawa Malaikat Jibril di Hari Kiamat?

Malaikat Jibril merupakan pemimpin para malaikat. Lantas siapakah yang berani mencabut nyawa malaikat Jibril?

Liputan6.com, Cilacap - Saat terjadinya kiamat, semua makhluk Allah yang bernyawa mati baik di langit atau di bumi, kecuali memang yang dikehendaki Allah untuk tetap hidup.

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar [39]: 68)

Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz menerangkan maksud ayat di atas yakni ketika sangkakala ditiup (tiupan pertama), maka matilah semua makhluk baik yang di langit maupun di bumi, kecuali yang masih diizinkan hidup oleh Allah.

Adapun makhluk yang dikehendaki tetap hidup saat sangkakala ditiup salah satunya ialah malaikat Jibril.

Sebagaimana kita ketahui, malaikat Jibril memiliki kedudukan tinggi di antara para malaikat lainnya karena memang ia adalah pemimpin para malaikat. Lantas, siapakah yang mencabut nyawa malaikat Jibril?

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Yang Mencabut Nyawa Malaikat Jibril

Setelah tiupan sangkakala yang menyebabkan seluruh makhluk Allah di langit dan bumi mati, maka malaikat maut datang menghadap kepada Tuhan Yang Mahaperkasa, dan berkata, "Wahai Tuhanku, telah mati semua penduduk langit dan bumi kecuali siapa yang Engkau kehendaki."

Allah SWT —Yang Maha Mengetahui siapa yang masih hidup— berfirman, "Siapakah yang masih hidup?" Malaikat maut menjawab, "Yang masih hidup adalah Engkau Yang Mahakekal dan tidak akan mati, para malaikat penyangga ' Arasy, Jibril, Mikail, dan saya."

Maka Allah berfirman, "Hendaklah Jibril dan Mikail mati." Lalu Allah menyuruh 'Arasy berbicara, maka 'Arasy bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah Jibril dan Mikail harus dimatikan?" Allah Swt. berfirman, "Diamlah kamu, karena sesungguhnya Aku telah menetapkan mati atas semua makhluk yang ada di bawah 'Arasy-Ku."

Lalu Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail mati. Kemudian malaikat maut datang menghadap Tuhan Yang Mahaperkasa, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, Jibril dan Mikail telah mati." Allah berfirman, Dia lebih mengetahui siapa yang masih hidup saat itu, "Siapakah yang masih hidup?" Malaikat maut menjawab, "Yang masih ada ialah Engkau Yang Hidup Kekal yang tidak akan mati, malaikat-malaikat penyangga Arasy, dan saya sendiri."

Allah berfirman, "Hendaklah semua malaikat penyangga 'Arasy mati." Maka semuanya mati. Lalu Allah memerintahkan 'Arasy untuk mengambil sangkakala dari Malaikat Israfil. Malaikat maut datang menghadap, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, semua malaikat penyangga' Arasy-Mu telah mati."

3 dari 3 halaman

Malaikat Izrail Cabut Nyawanya Sendiri

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Malaikat Izrail untuk mencabut roh-roh semua malaikat-malaikat di atas. Dan malaikat Izrail melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. 

Allah SWT berfirman,

"Hai Malaikat maut (malaikat izrail), tidakkah kamu mendengar FirmanKu, Kullu Nafsin Dza'iqatul maut, tidakkah engkau tahu setiap yang bernyawa itu akan merasakan mati."

Allah SWT berfirman lagi,"Aku jadikan engkau untuk tugas itu dan engkau juga harus mati."

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa ketika Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail untuk mencabut nyawanya sendiri. Maka pergilah Malaikat Izrail ke sebuah tempat antara surga dan neraka. Di tempat itulah Malaikat Izrail mencabut rohnya sendiri.

Saat ia mencabut rohnya sendiri, maka menjeritlah Malaikat Izrail dengan sangat keras, bahkan dengan jeritannya itu bila masih ada makhluk yang hidup, maka dia akan binasa, karena jeritannya super dahsyat.

Malaikat Izrail berkata : “Kalaulah aku tahu bagaimana sakitnya saat roh dicabut, maka aku sudah barang tentu akan mencabut roh orang-orang mukmin dengan cara yang paling lembut sekali.”

Setelah Malaikat Izrail mati, maka tinggal Allah SWT sajalah yang Maha Berdiri, Maha Esa, Maha Berkuasa, Maha dan Maha lainnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul