Liputan6.com, Jakarta - Perhatian bagi calon jemaah haji. Jangan sampai mengabaikan pentingnya wukuf di Arafah dalam rangkaian ibadah haji.
Buya Yahya menyatakan bahwa wukuf di Arafah adalah bagian yang sangat penting dalam ibadah haji, karena merupakan momen untuk memohon ampunan dari Allah SWT.
Selain urusan visa non haji, wukuf di Arafah juga menjadi salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keabsahan ibadah haji di Makkah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Ya'mur.
Advertisement
الحجُّ عرفةُ , فمن اَدْرَكَ لَيْلَةَ عرفةَ قبلَ طُلُوْعِ الفَجْرِ من ليلةِ جُمَعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّـهُ
Artinya: "Haji adalah (wukuf di) Arafah. Siapa yang datang (di Arafah) pada hari Nahar malam sebelum fajar terbit, dia terhitung melakukan wukuf." (HR Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, Nasai dan Ibnu Majah).
Hadis tersebut menegaskan bahwa haji adalah wukuf di Arafah, dengan syarat tiba di Arafah sebelum fajar terbit pada hari Nahar.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya
Menurut Buya Yahya, wukuf di Arafah merupakan salah satu dari rukun haji yang menentukan keabsahan ibadah haji seseorang.
Ini menjelaskan bahwa keberadaan di Arafah pada waktu wukuf adalah suatu kewajiban yang tidak bisa diabaikan dalam menjalankan ibadah haji.
"Wukuf di Arafah, yang merupakan salah satu rukun haji, harus dilaksanakan oleh jemaah haji. Jika rukun ini terlewatkan, maka ibadah haji seseorang dianggap tidak sah," kata Buya dalam Youtube Al-Bahjah TV.
Meskipun wukuf diartikan sebagai berhenti atau berdiam diri di Arafah, namun jemaah haji juga dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir selama berada di tempat tersebut.
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa wukuf di Arafah hanya sejenak sudah cukup untuk memenuhi syarat sahnya ibadah haji seseorang.
Advertisement
Wukuf di Arafah Miliki Batasan Waktu dan Tidak dapat Digantikan
Menurut Buya Yahya, ibadah haji yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah tidak dapat digantikan dengan ibadah lainnya.
"Artinya, wukuf di Arafah merupakan ibadah yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh jemaah haji," ucapnya.
Wukuf di Arafah memiliki batasan waktu yang terbatas, dan tidak dapat digantikan atau diulang kembali jika terlewatkan.
"Wukuf di Arafah tidak bisa diganti waktunya dan tidak bisa diganti amalannya," ucapnya.
Begitupun dengan waktu, mereka yang tertinggal wukuf di Arafah tidak dapat mengganti waktu, sehingga mereka harus mengulang ibadah haji di tahun berikutnya.
"Waktunya (wukuf) sangat terbatas, tertentu dan tidak bisa diganti" jelasnya.
Jemaah haji yang tidak berada di Arafah pada waktu wukuf yang ditentukan harus menunggu hingga tahun berikutnya untuk melaksanakan ibadah haji.
Buya Yahya juga menekankan bahwa Allah SWT akan memberikan ampunan kepada para jemaah haji yang melaksanakan wukuf di Arafah, karena hari Arafah merupakan hari yang mulia di mana Allah memberikan ampunan kepada mereka yang berada di Arafah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul