Sukses

Gus Baha Kisahkan Pendosa yang Putus Asa di Hari Kiamat, Selamat karena Lafal Ini

Kisah manusia pendosa yang hanya memiliki amal sedikit, namun dipertimbangkan hingga dia tidak mendapatkan siksa dari Allah SWT.

Liputan6.com, Cilacap - Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab dengan sapaan Gus Baha mengisahkan manusia pendosa yang hampir putus asa karena diperlihatkan banyaknya dosa-dosanya.

Rasa putus asa saat dirinya menghadapi Yaumul Mizan atau hari penimbangan di hari kiamat. Pasalnya ketika itu dirinya diperlihatkan seluruh dosa-dosanya sepanjang hidupnya di dunia. Pendosa itu merasa, amal baiknya tak cukup untuk menebus seluruh dosa-dosanya.

“Ada orang itu pendosa, salahnya minta ampun, sama Allah dipanggil. Ini hadis musnad, riwayat musnad Ahmad dan banyak riwayat yang lain,” kisahnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Abahikfi, Kamis (06/06/2024).

“Dipanggil: Fulan, kamu kesini! Kamu lihat itu apa? “Bok (kotak) Gusti,” imbuhnya.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Dosanya Super Banyak

Murid Mbah Moen ini melanjutkan kisahnya perihal banyaknya dosa-dosa manusia tadi. Saking banyaknya dosa-dosanya, maka diperlihatkan kotak berjumlah 99 buah yang isinya semua dokumen kesalahannya.

Lebih mengerikan lagi, isi kesalahannya dalam 1 boks tersebut jika dibuka maka sejauh mata memandang akan tampak kesalahan-kesalahannya. Atas hal itu, maka ia pun berputus asa.

“Berapa? 99, perboks itu sepanjang mata melihat itu isinya dokumen kesalahannya dia,” terangnya.

“Sehingga dia putus asa karena tidak akan masuk surga,” sambungnya.

3 dari 3 halaman

Akhirnya Selamat dari Siksa Api Neraka

Namun, yang membuat dirinya merasa lega, ada 1 boks kecil yang berisi amal baiknya. Uniknya, justru 1 boks yang berisi amal baiknya ini mampu mengalahkan amal buruknya yang berada dalam boks besar yang berjumlah 99 buah itu. 

“Kemudian sama Allah, sudah, kamu tenang saja diambilkan boks kecil, kecil sekali paling seperti boks jam tangan,” jelas ulama asal Rembang ini.

“Kenapa Gusti? Ini kamu punya kebaikan ini, kecil sekali, ternyata setelah ditimbang, itu menang boks yang kecil beratnya, karena isinya laa ilaaha illallah,” sambungnya.

“Malaikat itu tidak berani, ada namaku, kemudian kamu abaikan? Malaikat yang nimbang itu diprovokasi oleh malaikat yang lain, “Kamu berani tidak mempertimbangkan kata Allah disitu?” terangnya lagi.

“Dibandingkan asma Allah itu tidak ada yang menandingi,” pungkasnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul