Sukses

Ide Unik Gus Baha tentang Perpaduan Kopi dan Beribadah, Emang Bisa?

Gus Baha: Nggak fair orang mau ngantor ngopi dulu, mau Jumatan kok malah ngantuk. Ini Ide Gus Baha selanjutnya

Liputan6.com, Jakarta - Ulama ahli tafsir Al-Qur'an, KH Ahmad Bahauddin Nursalinm (Gus Baha) memiliki visi yang unik dalam menggabungkan dua kebiasaan yang sering dilakukan secara terpisah, minum kopi dan beribadah.

Baginya, minum kopi bukan hanya tentang menikmati rasa atau sebagai teman santai, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus saat beribadah.

Ide ini muncul dari pengamatannya terhadap fenomena ngantuk dan kurangnya konsentrasi jamaah saat beribadah di masjid, terutama saat khutbah Jum'at sedang berlangsung.

Gus Baha menjlentrehkan mengenai tradisi kopi di kaum Nahdliyin, termasuk obrolan Gus Baha dengan penjual kopi.

Tradisi minum kopi sebelum atau saat beribadah tidak asing bagi sebagian warga Nahdliyin, terutama di pedesaan, di mana mereka sering disuguhi wedang kopi saat menghadiri berbagai kegiatan keagamaan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kopi Bikin Fokus dan Konsentrasi Ibadah

Gus Baha melihat potensi besar dalam praktik ini untuk membantu umat Islam dalam memperoleh manfaat maksimal dari ibadah mereka, terutama dalam hal konsentrasi dan fokus.

Dengan memadukan budaya minum kopi dan kegiatan ibadah, Gus Baha berharap dapat meningkatkan kualitas ibadah umat Islam, terutama dalam hal konsentrasi dan ketelitian.

Dia melihat bahwa minum kopi sebelum atau saat beribadah dapat membantu menghindari rasa malas, mengantuk, dan kurang fokus yang sering dialami oleh banyak orang saat beribadah.

Gus Baha tidak hanya melihat manfaat praktis dari minum kopi sebelum beribadah, tetapi juga nilai-nilai budaya dan tradisi yang terkandung di dalamnya.

Baginya, menggabungkan budaya minum kopi dengan kegiatan ibadah juga merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya lokal yang ada di masyarakat.

 

3 dari 3 halaman

Gus Baha Minta Ada Warung Kopi di Masjid

Melalui inisiatifnya ini, Gus Baha berharap dapat menciptakan suasana yang lebih hidup dan bersemangat di dalam masjid, di mana umat dapat lebih konsen dan fokus dalam menjalankan ibadah mereka.

Dia yakin bahwa dengan adanya warung kopi di setiap masjid, para jamaah akan lebih mudah untuk tetap terjaga dan berkonsentrasi saat beribadah.

Dalam sebuah pengajian Gus Baha menyatakan dengan gaya khas guyonannya soal tersebut.

"Kalau jamaah yang VIP, misal kiainya ngopi “nescafe”. Lalu jamaah yang seperti Ruhin, kopi yang murah-murah saja, lalu ngopi di belakang. Meski begitu, tapi kan orang jadi happy," katanya.

"Kan nggak fair. Orang sekarang mau ngantor kan parlente, berdandan. Karena mikir berat, terus mereka ngopi dulu supaya bisa fokus. Tapi, kalau mau Jumatan kok dikit-dikit ngantuk, menguap," ujarnya.

"Makanya, kalau ibadah ke Allah, fokus, ngopi dulu. Jadi orang sepulang Jumatan menjadi happy karena ngopi-ngopi dulu sehingga bisa fokus. Jika begini ‘kan malaikat senang sekali, di masjid tidak ada yang menguap karena mengantuk," ujarnya.

"Saya pernah bilang kepada orang yang punya warung kopi, Besok kalau punya uang, bikin warkop (warung kopi) di pinggir masjid”.

“Kok nggak umum, Gus?” tanya pemilik warkop.

“Nggak apa-apa, saya yang tanggung jawab.”

“Silahkan ngopi dulu sebelum Anda mengantuk ketika Jumatan.”

“Kalau ngopinya hutang gimana?” tanya lagi.

“Ya ngopinya kan demi Jumatan, malah bagus daripada hutang bukan demi Jumatan. Jadi, agar masjid rame sebelum Jumatan.” kata Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul