Liputan6.com, Jakarta - Ketika anak sudah siap memasuki gerbang pernikahan, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan situasinya dengan bijak, demikian kata Buya Yahya.
Ini terutama berlaku ketika anak laki-lakinya memilih untuk menikahi seorang janda.
Memahami konteks dan kondisi menjadi kunci dalam memberikan restu.
Advertisement
Buya Yahya menekankan kepada orang tua agar tidak menghalangi niat baik anak untuk menikah, bahkan jika anak tersebut memilih untuk menikahi seorang janda.
Dalam salah satu ceramahnya di kanal YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan pentingnya mendapatkan restu orang tua dalam pernikahan, termasuk ketika menikahi seorang janda.
Baca Juga
Â
Selengkapnya Baca di Sini:
Jangan Hancurkan Rencana Anak
Situasi seringkali rumit, dimana rencana pernikahan bisa gagal hanya karena kurangnya restu dari orang tua.
Banyak calon suami harus berhadapan dengan ketidaksetujuan orang tua saat ingin menikahi seorang janda, meskipun niat untuk menjalin hubungan sudah begitu kuat.
Tak jarang, penolakan dari orang tua membuat rencana pernikahan hancur, meskipun hubungan sudah terjalin erat dan niat baik sudah ada.
Beberapa individu mungkin memilih untuk melanjutkan hubungan tanpa restu orang tua, sementara yang lain mungkin harus menyerah dan menghentikan rencana pernikahan.
Dalam konteks ini, Buya Yahya memberikan nasihat yang penting agar tidak terjadi kebingungan dalam menyikapi situasi tersebut.
"Dalam pernikahan, restu orang tua sangatlah penting karena membawa doa dan keberkahan," ungkapnya.
Namun, ada situasi di mana restu orang tua bukanlah prioritas utama dalam pernikahan.
"Kecuali jika orang tua membuat proses pernikahan menjadi sulit," tambahnya.
Terutama bagi anak perempuan, jika kedua orang tua membuat proses pernikahan sulit, maka ada hak untuk mencari bantuan dari wali hakim.
Advertisement
Buya Yahya: Memangnya Kalau Janda Kenapa?
Buya Yahya juga mengingatkan untuk memahami alasan di balik penolakan orang tua terhadap pernikahan dengan seorang janda.
Terkadang, penolakan itu mungkin hanya karena masalah status sosial semata.
Namun, jika alasan penolakan tersebut bermotifkan kebaikan atau pilihan yang lebih baik, maka sebaiknya dipertimbangkan dengan serius.
Meskipun demikian, jika keputusan orang tua tidak sesuai dengan ajaran agama, maka ada hak untuk menolak atau melanggarnya.
"Kalau alasan orangtua menolak karena tidak mau menikahkan maka dia boleh melanggar. Tapi kalau alasan orangtua itu, karena ada pilihan yang lebih baik atau setidaknya sama, maka hendaknya dipatuhi pilihan orang tua," beber Buya Yahya mengingatkan.
Buya Yahya menegaskan bahwa orang tua tidak seharusnya menghalangi pernikahan anak dengan alasan yang tidak jelas.
Menurutnya, tidak ada yang salah dengan menikahi seorang janda, kecuali jika ada bukti nyata bahwa wanita tersebut terlibat dalam perilaku buruk atau dosa.
"Memangnya janda apa? jelek, rendah, itu adalah tidak dibenarkan. Kecuali memang perempuan itu terbukti pemabuk, tidak sholat. Maka yang demikian itu perlu dipertimbangkan," ungkapnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â