Sukses

Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Ditegur Rasulullah Karena Telat Menikah

Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani pernah ditergur Rasulullah sebab lama membujang.

Liputan6.com, Cilacap - Menikah merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW. Perihal sunah ini, Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya bersabda dengan nada yang sangat tegas.

Menurut Rasulullah SAW, seseorang yang tidak menikah sebab karena membenci hal ini, maka dianggap bukan termasuk ke dalam golongannya. Adapun bunyi hadisnya sebagai berikut:

النكاح سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني

“Nikah adalah sunnahku, siapa yang benci dengan sunnahku, maka ia bukan bagian dari (ummat)ku.”

Perihal menikah, Waliyullah yang dijuluki shultanul awaliya atau Rajanya para wali, yakni Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani pernah ditegur Rasulullah SAW karena telat menikah atau lama membujang. Simak kisahnya sebagaimana dinukil dari laman NU Online.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ditegur Rasulullah karena Lama Membujang

Alkisah, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang hidup ratusan tahun setelah Nabi SAW, pernah didatangi Nabi SAW. Al-Jilani berkata, “dalam kurun waktu agak lama saya tak menikah, hingga Nabi SAW datang menegurku, “mengapa kamu tidak menikah”.

Pada kesempatan lain, Nabi SAW datang meludahi lisan al-Jilani untuk melancarkan perjuangan dakwahnya. Wallahu a'lam bis shawab.

Banyak umat Islam mengharapkan perjumpaan itu. Sekiranya tak terjadi ketika terjaga, maka cukup di dalam mimpi saja.

3 dari 3 halaman

Perihal Mimpi Bertemu Rasulullah

Masih menukil NU Online, ribuan tahun lalu Nabi Muhammad SAW meningalkan kita. Jenazahnya terkubur di Madinah. Tapi, namanya terus disebut, di mana-mana.

Ratusan juta orang setiap hari menyebut-nyebut namanya, baik dalam shalat maupun di perkumpulan-perkumpulan zikir yang dikelola ordo-ordo tarekat. Di kalangan para sufi, Nabi tak diyakini betul-betul mati.

Mereka meyakini, Nabi bisa hadir di mana-mana, membimbing umat dan para ulamanya. Nabi SAW bisa datang menjumpai umat terkasihnya dalam mimpi.

Dan mimpi itu pasti benar, karena setan tak bisa menyerupi Nabi walau dalam mimpi. Konon Nabi SAW pernah bersabda, man ra’ani fi al manam, fasayarani fi al-yaqzhah (barangsiapa menyaksikan aku dalam mimpi, maka suatu waktu ia akan menyaksikan aku ketika terjaga).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul