Sukses

Bolehkah Pahala Baca Al-Quran untuk Ayah yang Sudah Meninggal Dunia? Ini Jawaban UAH

Bisakah pahala membaca Al-Qur'an disumbangkan untuk orang tua yang ssudah meninggal? Ini jawaban Ustadz Adi Hidayat.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah kajian yang diunggah kanal YouTube @rafabelajar, seorang jemaah perempuan mengajukan pertanyaan yang menyentuh hati kepada Ustadz Adi Hidayat (UAH).

Dalam pertanyaannya, ia bercerita tentang keinginannya untuk membaca Al-Qur'an sebagai amal kebaikan untuk almarhum ayahnya.

Dengan harapan pahala dari amal kebaikan tersebut bisa disumbangkan kepada sang ayah, ia meminta pandangan Ustadz Adi Hidayat mengenai hal tersebut.

"Ustadz maaf, kalau seandainya papa saya kan almarhum ustadz, nah saya tuh pengin membaca Al-Qur'an apa bisa kalau pahalanya itu disumbangkan untuk almarhum apa saya ustadz," tanya wanita dalam tayangan itu.

Menanggapi pertanyaan itu, Ustadz Adi Hidayat mengawali dengan doa untuk almarhum ayah sang jemaah perempuan.

Beliau berharap agar sang ayah diterima dalam kebaikan, dosa-dosanya diampuni, dan mendapatkan anugerah terbaik dari Allah SWT.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ini Jawaban UAH

"Pertama kami ikut mendoakan semoga ayah Anda diterima dalam kebaikan, dosa-dosa diampuni dan mendapatkan anugerah terbaik dari Allah,"kata UAH.

Selanjutnya, UAH menyampaikan bahwa ada banyak amalan yang dapat dilakukan oleh anak yang masih hidup dan pahalanya dapat mengalir kepada orang tua yang telah meninggal.

UAH mengutip hadis riwayat Muslim yang menyatakan bahwa meskipun peluang amalan seseorang terputus ketika ia meninggal dunia, namun ada beberapa amalan tertentu yang pahalanya tetap mengalir.

Ia menegaskan bahwa ada tiga amalan yang dapat menyebabkan pahala tetap mengalir kepada orang yang telah meninggal, yakni jika amalan tersebut dilakukan oleh orang tersebut sebelum wafat, atau jika amalan tersebut dilakukan oleh orang lain setelah kematian orang tersebut.

UAH menjelaskan bahwa meskipun seseorang telah meninggal dunia dan tidak dapat melakukan amalan lagi, namun pahala dari amalan yang dilakukannya sebelumnya atau amalan yang dilakukan oleh orang lain untuknya masih tetap dapat mengalir.

"Hal ini menjadi harapan bagi banyak orang yang ingin berbuat kebaikan untuk orang-orang yang telah meninggalkan dunia," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Pentingnya Amal Kebaikan

Dalam konteks pertanyaan jemaah perempuan tersebut, Ustadz Adi Hidayat menyoroti pentingnya melakukan amalan baik sebagai wujud penghormatan dan kebaikan kepada orang tua yang telah meninggal.

Ia mendorong agar amalan tersebut dilakukan dengan niat tulus dan ikhlas, sehingga pahalanya dapat benar-benar mengalir kepada orang yang dimaksud.

Meskipun ada amalan yang pahalanya tetap mengalir kepada orang yang telah meninggal, Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya berhati-hati dalam melakukan amalan.

Ia mengingatkan agar amalan tersebut tidak hanya dilakukan sebagai formalitas, tetapi juga dengan kesadaran dan keikhlasan yang mendalam.

"Khususnya terkait dengan membaca Al-Qur'an, saya menyarankan agar hal ini dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan pemahaman atas maknanya. Bahwa membaca Al-Qur'an bukan hanya sekadar membaca huruf-hurufnya, tetapi juga memahami dan mengamalkan isi serta ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari,"ujarnya.Ustadz Adi Hidayat mengakhiri tanggapannya dengan pesan tentang pentingnya memperkuat iman dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan.

Ia mengajak semua jemaah untuk senantiasa menghidupkan ajaran-ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan mereka, baik dalam beribadah maupun berinteraksi dengan sesama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul