Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Adha tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi, umat Muslim diwajibkan untuk mengumandangkan takbir sebagai ungkapan kegembiraan menyambut hari besar yang memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim.
Tradisi ini menyarankan agar takbir dibacakan dengan suara nyaring oleh kaum laki-laki, sementara perempuan diimbau untuk membacanya dengan lebih pelan.
Takbir Idul Adha terbagi menjadi dua jenis, yakni takbir mutlak dan takbir muqayyad, yang membedakan waktu pelaksanaannya. Menurut Muhammad Al-Utsaimin dalam Nahwu Fiqhu Roosyid, takbir mutlak disunnahkan dibaca setiap waktu, sementara takbir muqayyad dibaca khusus setelah salat fardhu.
Advertisement
Para ulama menyatakan bahwa takbir muqayyad dikumandangkan mulai dari hari Arafah setelah salat Subuh hingga setelah salat Ashar hari Tasyrik, sedangkan takbir mutlak disarankan dibaca dari Idul Adha hingga akhir hari Tasyrik, yaitu hari ke-13 Zulhijah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Bacaan Takbir
Mengutip Nu Online, ada tiga bacaan takbir yang bisa dibaca.
1. Dibaca sebanyak tiga kali
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab bahwa bacaan takbir di hari raya Id dibaca sebanyak tiga kali.
Berikut lafalnya:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”
2. Takbir yang lazim dibaca masyarakat
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat lafal takbir yang lazim dan bahkan sering dibaca atau dikumandangkan masyarakat. Lafal ini tidak masalah dan cukup baik untuk dibaca.
Berikut lafalnya:
.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”
Advertisement
Ini Takbir yang Ditambah Dzikir
3. Ditambah bacaan zikir
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menambahkan zikir di dalam lafal takbir yang dikumandangkan di bukit Shafa.
Berikut lafal lengkapnya:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya, “Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”
Takbir ini mengandung pengakuan akan kebesaran Allah SWT, pemurnian iman kepada-Nya, dan penolakan terhadap kesyirikan. Bacaan takbiran Idul Adha bukan hanya ritual, tetapi juga ungkapan syukur dan pengabdian kepada Sang Pencipta.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk memperdalam pemahaman tentang tradisi agama Islam yang kaya makna ini.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul