Sukses

Pamer Ibadah Haji di Medsos, Ustadz Adi Hidayat UAH: Awas Riya, Itu Paling Bahaya!

Di era sekarang, banyak jemaah yang mengabadikan momennya selama menjalankan rangkaian haji. Tidak sedikit dari mereka yang membagikannya di media sosial (medsos). Bagaimana hukumnya?

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam seluruh dunia yang jadi jemaah haji 2024 tengah menjalankan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Setelah wukuf di Arafah pada Sabtu, 15 Juni 2024, jemaah langsung diberangkatkan ke Muzdalifah.

Haji adalah ibadah yang dilakukan setiap bulan Dzulhijjah di Tanah Suci. Ibadah ini tidak bisa dilakukan di waktu lain dan di negara masing-masing. Harus pada Dzulhijjah dan di Tanah Suci.

bacajuga:Baca Juga](5621074 5621406 5620788)

Hukum menunaikan haji adalah wajib. Kewajiban ini berlaku bagi orang yang mampu melaksanakannya. Dalam praktiknya, berangkat haji tidak harus menjadi orang kaya. Ibadah haji adalah panggilan dari Allah SWT.

Di era sekarang, banyak jemaah yang mengabadikan momennya selama menjalankan rangkaian haji. Tidak sedikit dari mereka yang membagikannya di media sosial (medsos). Ada juga yang sekadar untuk dibagikan ke keluarga.

Terlepas dari itu, bagaimana hukum 'pamer' ibadah haji di medsos? Bolehkah? Ini penjelasan Ustadz Adi Hidayat (UAH).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

'Pamer' Haji Menurut UAH

Kesempatan ibadah di Tanah Suci jangan sampai menjadi sia-sia. Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat mengungkap perkara yang dapat mengakibatkan ibadah haji atau umrahnya batal, yaitu riya.

Riya dalam ibadah haji dan umrah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memamerkan ibadah tersebut di media sosial (medsos). 

“Awas riya, (riya) dalam ibadah termasuk cukup banyak. Yang saya khawatirkan adalah kalau pada puncak ibadah ada riya. Itu yang paling bahaya. Puncak Rukun Islam kan haji. Haji kecilnya umrah,” kata UAH, sapaan akrabnya dikutip dari YouTube Ceramah Pendek, Ahad (16/6/2024).

“Tidak sedikit riya hadir dalam kehidupan. Selfie dibawa ke kota suci. Sekarang orang, mohon maaf, saya masih saksikan orang sa'inya live langsung (di media sosial),” lanjutnya.

UAH menyayangkan dengan umat Islam yang membawa kebiasaan selfie untuk update di medsos saat ibadah haji dan umrah. Sampai-sampai riya tersebut melupakan kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah.

“Sayang, antum (mengeluarkan) uang banyak, sekarang live. Yang (tangan) kanan begini (memegang kamera) depan Ka'bah. Saya sekarang akan lakukan thawaf,” UAH mencontohkan. 

3 dari 3 halaman

Luruskan Niat

Sementara itu, menurut Mudir ‘Amm Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah Malang KH Agus Hasan Bashori, memosting ibadah haji atau umrah di medsos bisa termasuk riya atau tidak tergantung niatnya. 

Innamal a'malu binniyat. Apa sih niatnya. Di situlah letaknya berdasarkan itu penilaiannya,” katanya dikutip dari YouTube Puldapii TV.

Jika niatnya untuk riya dan sum’ah, jangan harap mendapat pahala dari ibadah haji dan umrah yang dijalankannya. 

“Kalau niat dakwah, niat percontohan, niat menyemangati, dia berpahala atau berdosa? Berpahala. Tergantung orangnya, punya niat apa,” tandasnya.

Kesimpulannya, dalam membagikan momen ibadah haji di Tanah Suci harus diniatkan sebagai syiar atau dakwah yang secara tidak langsung mengajak orang lain untuk ibadah. Jangan sampai timbul riya saat membagikan ibadah haji di medsos. Semoga kita dipanggil Allah untuk ibadah haji. Wallahu a'lam.