Liputan6.com, Jakarta - Ulama asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, menyoroti perilaku pelit dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam potongan ceramah singkatnya, Gus Baha mengambil inspirasi dari kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa pada suatu masa.
Menurut Gus Baha, ada pelajaran yang bisa dipetik dari cerita Nabi Khidir tentang sebuah kampung yang terkenal dengan sifat pelitnya.
Advertisement
"Begini kita tahu cerita Nabi Khidir dan Nabi Musa, diantara ceritanya ada satu kampung pelit, makanya orang pelit wajib didendami," ungkapnya dengan tegas, dikutip dari unggahan di kanal YouTube @NgajiGusbaha.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Alamatnya Orang Pelit, Dekat Neraka
Gus Baha menjelaskan bahwa dalam agama, sifat pelit dianggap sebagai sikap yang tidak terpuji.
"Karena Nabi SAW pun itu baiknya orang, kalau sama orang pelit tetap dendam buruk-buruknya orang-orang pelit, tau kan alamatnya orang pelit qoribun minanaar, dekat-dekat neraka itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, Gus Baha menggambarkan betapa sifat pelit dapat mempengaruhi hubungan sosial dan spiritual seseorang. "Kalau al bakhil qoribun minannar, baidun minal jannah. Jadi kalau tanya alamat dekat-dekat neraka," jelasnya.
Dalam ceramah yang disampaikan dengan gaya bahasa yang lugas dan menyentuh, Gus Baha menceritakan pengalaman Nabi Musa dan Nabi Khidir yang mengunjungi satu kampung dalam keadaan kelelahan dan lapar akibat perjalanan yang panjang.
Mereka meminta warga kampung tersebut untuk menyediakan makanan karena keadaan mereka yang sangat lapar.
Advertisement
Orang Pelit Merupakan Orang Tertipu Dunia
Namun, kata Gus Baha, keadaan berubah ketika kampung yang mereka singgahi terkenal dengan sikap pelitnya.
"Minta kampung itu menyediakan makanan, istatama, mereka minta makan sangking lapernya karena perjalanan yang melelahkan, tapi kampung situ kampung pelit, jadi semuanya ndak mau yang ngasih apa-apa," tuturnya dengan nada kecewa.
Dalam konteks ini, Gus Baha mengajak para pendengar untuk merenungkan ulang sikap mereka terhadap pemberian kepada sesama. Gus Baha mengakhiri ceramahnya yang sarat dengan pelajaran moral dan sosial.
Secara keseluruhan, ceramah Gus Baha ini mengingatkan kita akan pentingnya sikap dermawan dan rela berbagi dalam kehidupan sehari-hari, serta bahaya yang mengintai jika terjebak dalam sifat pelit dan egois.
Sementara itu, menurut Imam Al-Ghazali dalam buku “Mengapa Sedekahku Tak Dibalas” milik Achmad Zacky el-Syafa 2013, orang yang pelit atau kikir adalah yang tertipu oleh harta dunia.
Orang kikir biasanya terlalu tenggelam dalam hal-hal duniawi dan melupakan akhirat sebagai kehidupan sesungguhnya.
Pada dasarnya, menurut Ramdhani Abdurrahim dalam “20 Jalan Keberuntungan dan 20 Penyebab Kerugian dalam Pandangan Al-Qur’an”, kikir merupakan tabiat manusia karena sudah tabiat manusia untuk mencari harta semasa hidup.
Hal ini juga dipertegas dalam QS. Al-Isra’ ayat 100 yang berarti “Dan manusia itu memang sangat kikir”. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak dapat menghindari sifat tercela yang satu ini karena sifat ini juga merupakan ujian ketika kita mungkin merasa terlampau cukup dengan harta.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul