Sukses

Jarang yang Tahu, Gus Baha Ungkap Jawaban Nabi Adam saat Ditanya Alasan Makan Buah Terlarang

Gus Baha ungkap jawaban Nabi Adam AS ketika ditanya mengapa memakan buah terlarang. Menakjubkan.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah mengenai jawaban Nabi Adam AS ketika ditanya tentang alasan memakan buah terlarang memang tidak begitu umum diketahui.

Menurut beberapa riwayat dalam literatur keagamaan, saat Allah SWT menanyakan mengapa Adam AS dan Hawa memakan buah khuldi, Nabi Adam AS dengan tulus mengakui kesalahannya. Beliau menyadari bahwa perbuatannya itu adalah kelalaian dan pelanggaran terhadap perintah Allah SWT.

Dalam pengakuan itu, Nabi Adam tidak mencari alasan atau menyalahkan siapapun. Beliau mengambil tanggung jawab penuh atas perbuatannya, menyadari kesalahannya dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Kisah ini mengandung pelajaran penting tentang penyesalan yang tulus dan keteguhan hati dalam menghadapi konsekuensi dari tindakan yang salah.

Gus Baha, seperti diunggah dalam saluran YouTube @jackykalijogochanel5332, mengulas peristiwa penting dalam sejarah Nabi Adam yang berhubungan dengan pemilihan buah atau tanaman yang dilarang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Begini Jawaban Nabi Adam AS, Menurut Gus Baha

Dalam pengajian tersebut KH Ahmad Bahauddin Nursalim menyoroti pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Adam mengenai pilihan makanannya, di antara pohon-pohon lain yang menghasilkan buah yang diizinkan.

Dalam penjelasannya, Gus Baha menyampaikan bahwa Nabi Adam memberikan jawaban yang unik, yang menegaskan kehormatan dan kesucian dalam menyebut nama Allah.

"Adam kenapa kamu makan itu? Bukankah pohon-pohon yang lain buah-buah yang lain itu cukup. Kenapa kamu makan yang saya larang," kata Gus Baha menginterpretasikan dialog Allah SWT dengan Nabi Adam.

"Itu terus dijawab Nabi Adam, ini yang unik yang kita harus bela Nabi Adam Ila yaumilqiamah Wa iizzatika Ya Rabbi maunu Anna ahadan yahlifu bika kadiban. Demi kehormatanmu ya Allah, ketika engkau disebut oleh setan, saya ndak pernah mengira ada yang berani mencatut nama engkau, kemudian dia bohong," ujar Gus Baha.

"Ketika engkau disebut ya Allah saya gak pernah ngira ada ada mencatat nama engkau kemudian dia bohong," lanjut Gus Baha.

Nabi Adam menjawab bahwa ia tidak pernah mengira bahwa seseorang akan berani menyebut nama Allah sambil berbohong atau dengan tidak pantas.

3 dari 3 halaman

Pelajaran yang Bisa Diambil

Ketika setan menyebut nama Allah dalam konteks yang tidak tepat, Nabi Adam terkejut dengan keberanian yang ditunjukkan.

Hal ini mengarah pada pengusiran Nabi Adam dari surga, sebuah peristiwa yang Gus Baha menafsirkan dari ayat-ayat Al-Quran yang membahas kejadian tersebut.

"Sehingga Allah itu haru sama Nabi Adam, makanya Nabi Adam itu diusir. Diusir tapi disangoni, Dam secara prosedur hukum kamu harus saya usir, karena kamu melanggar. Tapi tak sangoni, lucu kan?," terang Gus Baha.

Menurut penafsirannya, ini adalah bagian dari prosedur hukum Allah yang menegaskan bahwa konsekuensi dari pelanggaran adalah pengusiran dari surga, meskipun ada ironi dalam cara setan menyebut nama Allah.

Gus Baha menekankan pentingnya memahami bahwa tindakan Nabi Adam adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar, bukan hasil dari keputusan pribadi atau kreasi Nabi Adam sendiri.

Ini menunjukkan bahwa setiap peristiwa dalam kehidupan memiliki makna dan tujuan yang lebih tinggi, yang terhubung dengan rencana Ilahi.

Dalam konteks ini, Gus Baha mengajak para pendengar untuk merenungkan hikmah dari kisah Nabi Adam sebagai pengingat akan pentingnya taat kepada Allah dan menjaga kehormatan dalam setiap tindakan.

Dia menekankan bahwa Allah memahami setiap peristiwa dan keadaan, termasuk apa yang terjadi pada Nabi Adam.

Pengajaran dari kisah ini, menurut Gus Baha, adalah tentang pentingnya taat kepada Allah dan menjaga kesucian serta kehormatan dalam menyebut nama-Nya. Beliau mengingatkan bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Allah, dan bahwa patuh kepada-Nya adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Gus Baha juga menyoroti urgensi untuk tidak mengabaikan aturan-aturan Allah dalam agama Islam. Dia menekankan bahwa kepatuhan kepada ajaran Islam adalah jalan untuk mendapatkan berkah dan keberkahan dalam kehidupan, serta menjaga kesucian dalam segala aspek kehidupan.

Dengan demikian, Gus Baha berharap melalui kajian ini, umat Islam dapat lebih memahami pesan moral yang terkandung dalam kisah Nabi Adam dan mengambil pelajaran yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kajian yang mendalam dan penuh hikmah, Gus Baha terus memberikan inspirasi dan pengajaran yang berarti kepada pengikutnya di platform digital.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â