Sukses

Tegas! Mamah Dedeh Semprot Jemaah yang Pakai Titel Haji, Emang Gak Boleh?

Salah seorang jemaah yang mengikuti kajian tiba-tiba disemprot Mamah Dedeh karena memperkenalkan diri dengan titel haji. Pendakwah kondang bernama asli Hj. Dede Rosidah itu langsung membeberkan alasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang telah menunaikan ibadah haji bukan hanya telah menyempurnakan Rukun Islam. Di masyarakat, ia juga mendapat titel baru sebagai Pak Haji atau Bu Hajjah. Gelar haji sudah menjadi tradisi, khususnya di Indonesia.

Namun, salah seorang jemaah yang mengikuti kajian tiba-tiba disemprot Mamah Dedeh karena memperkenalkan diri dengan titel haji. Pendakwah kondang bernama asli Hj. Dede Rosidah itu langsung membeberkan alasannya.

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Curhat dong mah. Nama saya Haji Aipma…,” buka jemaah yang berkhimar abu itu kepada Mamah Dedeh seperti dilihat di YouTube Joz Gandoz, Sabtu (22/6/2024).

Setelah menjawab salam, Mamah Dedeh meminta ibu-ibu itu tidak menyebutkan titel hajinya. Langsung sebutkan saja namanya, tanpa gelar haji meskipun sudah menjalankan kewajiban Rukun Islam kelima. 

“Hei-hei dengerin ya. Jangan sombong udah haji. Siapa yang pengen haji ngacung? Semua umat Islam pengen haji. Tidak ada dalam Islam pulang haji dipanggil Bu Haji, sombong,” kata Mamah Dedeh.

Mamah Dedeh kemudian tanya balik. “Apakah kita kalau pulang dipanggil ibu sholat? Apakah kita abis zakat dipanggil ibu zakat? Apakah kita abis puasa dipanggil ibu puasa?”

Ia mengatakan, titel haji untuk orang yang telah berhaji tidak ada dalam Al-Qur’an maupun hadis nabi. Bahkan, Rasulullah SAW juga tidak pernah dipanggil Haji Muhammad.

“Itu kesombongan. Biasa aja kali. Balik lagi gak usah haji-haji, sombong,” pinta Mamah Dedeh.

Ibu-ibu itu kemudian mengenalkan diri tanpa menyebut titel haji. Ia bertanya soal menghajikan orang yang sudah meninggal dunia. 

“Ya, begitulah lebih sederhana,” ucap Mamah Dedeh ketika penanya itu mengenalkan diri tanpa gelar haji.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Emang Gak Boleh Menyematkan Gelar Haji?

Terkait gelar haji untuk orang yang sudah berhaji telah dijelaskan secara gamblang oleh Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Buya Yahya menuturkan, umat Islam harus berprasangka baik kepada orang sudah melaksanakan haji bahwa mereka sudah dipilih untuk menjadi tamu Allah.

Sebagai saudara semuslim, seharusnya senang ketika melihat orang yang baru pulang haji. Bukan malah timbul rasa dengki, iri, dan penyakit hati lainnya.

“Kalau Anda senang lihat orang pulang haji itu tanda Anda akan segera bisa nyusul. Tapi ada orang lihat orang haji marah, dengki, maka ketahuilah dia tidak akan bisa haji. Kalau pun haji, umrah, jor-joran dia, bukan karena Allah, karena pengen segera dapat label pak haji,” katanya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

3 dari 3 halaman

Tidak Perlu Ingin Dipanggil Titel Haji, tapi Boleh Jika Ada yang Panggil Haji

Adapun soal pemanggilan gelar haji di Indonesia, Buya Yahya berpendapat tradisi tersebut tidak masalah. Ini termasuk menghormati para tamu Allah. Namun, bagi orang yang sudah haji tidak perlu ingin dipanggil dengan gelar haji.

“Kemudian karena tradisi di Indonesia sudah biasa ada Pak Haji, kalau ada orang haji ya pakailah Pak Haji. Karena kalau sudah menjadi kebiasaan, bisa jadi menjadi orang yang gak enak. Cuma kalau Anda udah tiba-tiba sudah haji (dan) gak dipanggil pak haji, ya nyantai,” tuturnya. 

Menurut Buya Yahya, gelar haji itu penting. Namun, jangan sampai orang yang telah haji tergoda hatinya oleh setan. Hal penting bagi orang yang sudah melaksanakan kewajiban Rukun Islam kelima adalah menjaga hati.

“Jadi, kalau ada tetangga ya panggil haji gak masalah. Apa sih salahnya manggil aja. Kalau kita gak manggil haji yang sombong kita jadinya. Ngiri panggil dia haji, jadi kita yang kotor. Cuma maksud kami adalah di saat Anda tidak dipanggil haji, biasa aja,” ujarnya.

“Jadi jaga hati penting. Jaga hati orang jangan sakiti dia. Jaga hati kita biar agar kita tidak sombong,” pesan Buya Yahya.