Sukses

Polemik Ba'alawi, Buya Yahya: Nasab Jangan Dihubungkan dengan Urusan DNA

Bahaya sekali kalau sudah orang masuk pembahasan-bahasan seperti ini, urusan nasab jangan dihubungkan dengan urusan DNA, ujar Buya Yahya.

Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini terjadi kegaduhan mengenai nasab, keturunan dan usaha untuk membuktikan sebuah garis keturunan.

Salah satunya adalah polemik nasab Ba'alawi, sebuah klan atau garis keturunan yang tinggal di berbagai negara dan dipercayai sebagai keturunan Rasulullah atau dzurriyah Nabi Muhammad SAW.

Cara yang hendak ditempuh dengan cara tes DNA. Para habib ini ditantang untuk melakukan tes DNA.

DNA adalah singkatan dari Deoxyribo Nucleic Acid. DNA merupakan molekul yang memuat seluruh instruksi genetik yang dibutuhkan oleh semua organisme dalam seluruh siklus hidupnya.

Informasi genetik yang terdapat dalam DNA diturunkan oleh orang tua atau induk ke generasi berikutnya melalui reproduksi.

KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), ulama yang sering menjadi rujukan ini dalam majelisnya mengupas bahaya mengaitkan urusan nasab dengan tes DNA.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Urusan Nasab Jangan Dihubungkan DNA

Sedangkan nasab merupakan istilah dalam hukum Islam yang merujuk pada garis keturunan atau asal usul seseorang yang dihubungkan melalui pernikahan yang sah.

Nasab menentukan hubungan keluarga dan memainkan peran penting dalam penentuan hak-hak waris, status sosial, dan tanggung jawab familial dalam masyarakat Muslim.

Dalam potongan video yang diunggah di kanal YouTube @ferisachanel1670, Buya Yahya mengatakan bahwa ilmu DNA tidak masuk dalam urusan penentuan nasab dalam Islam.

"Ada ilmunya, DNA tidak masuk dalam hal ini," ujar Buya Yahya. Menurutnya, DNA lebih berguna untuk masalah kejahatan atau untuk tujuan ilmiah lainnya, bukan untuk menentukan garis keturunan.

Dalam Islam, urusan nasab sudah diatur dengan jelas dan hati-hati.

"Bahaya sekali kalau sudah orang masuk pembahasan-bahasan seperti ini, urusan nasab jangan dihubungkan dengan urusan DNA," tegas Buya Yahya.

3 dari 3 halaman

Begini Bahayanya Tes DNA

Buya mengingatkan bahwa mengaitkan DNA dengan nasab bisa menimbulkan banyak kekacauan dan kesalahpahaman.

Buya Yahya menjelaskan bahwa penentuan nasab dalam Islam didasarkan pada pernikahan yang sah.

"Kalau nasab sudah ada di dalam Islam, hati-hati, bahaya sekali nanti," katanya. Sedangkan DNA tidak mengenal akad nikah, sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan dasar untuk penentuan nasab.

"Misalnya pernikahan sementara, di dalam Islam ada namanya pernikahan yang sah," jelas Buya Yahya.

Ia menegaskan bahwa yang menentukan keturunan seseorang adalah pernikahan yang sah sesuai syariat Islam, bukan hasil dari tes DNA.

Menurutnya hal ini penting untuk menjaga keabsahan dan kehormatan keluarga dalam masyarakat Islam.

Buya Yahya juga menekankan pentingnya menerima ketetapan yang sudah ada dalam masyarakat terkait nasab.

"Misalnya di kampung itu sudah didengar bahwasanya si A anaknya si B, sudah jangan banyak tanya," ungkapnya. Ia mengajak masyarakat untuk lebih banyak beristighfar kepada Allah dan menerima dengan lapang dada apa yang sudah menjadi ketetapan.

Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya menjaga tradisi dan ajaran yang sudah ada dalam Islam.

"Berpeganglah pada ajaran Islam yang sudah jelas, jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal baru yang bisa menyesatkan," ucapnya.

Menurut Buya Yahya, menjaga keaslian ajaran Islam adalah kunci untuk hidup yang tenang dan berkah.

Ceramah ini juga mengingatkan kembali akan pentingnya mengikuti syariat dalam semua aspek kehidupan, termasuk urusan nasab.

"Nasab adalah sesuatu yang sangat penting dan harus dijaga sesuai dengan syariat Islam," ujar Buya Yahya, menekankan pentingnya menjaga keaslian garis keturunan sesuai ajaran agama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â