Â
Liputan6.com, Jakarta - Isu nasab yang tersambung hingga Rasulullah SAW ini mengemuka usai ada kajian kritis bahwa salah satu klan Indonesia yang selama ini dipercayai sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW sebenarnya tidak tersambung dari garis nasab.
Adalah KH Imaduddin Utsman Al Bantani yang mengeluarkan pernyataan itu, dibarengi dengan berbagai bukti yang diklaim ilmiah. Dia menyebut klan atau Bani Ba'alawi yang mengklaim sebagai keturunan Rasulullah nasabnya terputus.
Advertisement
Belakangan, muncul tantangan dari berbagai pihak untuk melakukan tes DNA bagi yang mengklaim keturunan Nabi SAW atau lazim disebut habib.
Baca Juga
Isu ini lantas memanas dan tak kunjung reda. Sontak, umat Islam pun mempertanyakan keabsahan tes DNA untuk menentukan nasab.
Soal tes DNA, Buya Yahya meminta agar tak dihubungkan dengan nasab. Artikel ini menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (24/6/2024).
Artikel kedua terpopuler yaitu 3 kompetensi yang harus dimiliki guru menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jilani.
Sementara, artikel ketiga yang tak kalah menyita perhatian adalah Buya Yahya yang mengungkapkan agar doa cepat dikabulkan.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
1. Polemik Ba'alawi, Buya Yahya: Nasab Jangan Dihubungkan dengan Urusan DNA
Akhir-akhir ini terjadi kegaduhan mengenai nasab, keturunan dan usaha untuk membuktikan sebuah garis keturunan.
Salah satunya adalah polemik nasab Ba'alawi, sebuah klan atau garis keturunan yang tinggal di berbagai negara dan dipercayai sebagai keturunan Rasulullah atau dzurriyah Nabi Muhammad SAW.
Cara yang hendak ditempuh dengan cara tes DNA. Para habib ini ditantang untuk melakukan tes DNA.
DNA adalah singkatan dari Deoxyribo Nucleic Acid. DNA merupakan molekul yang memuat seluruh instruksi genetik yang dibutuhkan oleh semua organisme dalam seluruh siklus hidupnya.
Informasi genetik yang terdapat dalam DNA diturunkan oleh orang tua atau induk ke generasi berikutnya melalui reproduksi.
KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), ulama yang sering menjadi rujukan ini dalam majelisnya mengupas bahaya mengaitkan urusan nasab dengan tes DNA.
Advertisement
2. Guru Harus Miliki 3 Kompetensi Ini jika Hendak Mengajar Kata Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani merupakan sosok wali yang sangat masyhur. Dari usia kanak-kanak beliau sudah gemar menimba ilmu pengetahuan agama.
Bahkan di masa mudanya, yakni sekitar usia 17 tahun Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani meninggalkan tanah kelahirannya untuk menimba ilmu di Baghdad, Irak.
Banyak pustaka yang meriwayatkan perjalanan intelektualnya. Tercatat, beliau belajar kepada ulama alim allamah yang tersohor di zamannya.
Rupanya tak hanya dunia tasawuf saja yang digelutinya. Berbagai macam disiplin ilmu lainnya juga beliau kuasai, termasuk beliau sangat menguasai bidang pendidikan Islam.
Hal ini terlihat dari pandangannya tentang salah satu unsur penting dalam pendidikan Islam yakni guru atau dalam istilah sekarang di sebut sebagai pendidik. Menurutnya guru dapat dikatakan layak mengajar jika memiliki tiga kebijaksanaan yang menjadi standar kompetensi.
3. Buya Yahya Ungkap Cara Agar Doa Cepat Dikabulkan, Kisah Rasulullah dan Malaikat Jibril
KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, dalam sebuah ceramah yang penuh dengan pengetahuan dan kebijaksanaan membongkar cara agar doa cepat dikabulkan.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya menyampaikan sebuah cerita yang diambil dari riwayat Rasulullah Muhammad SAW dan Malaikat Jibril.
"Nabi bersama Malaikat Jibril, lalu pintu langit dibuka," kata Buya Yahya mengawali kisah tersebut, seperti yang tayang dalam Youtube short kalan @AlBahjahTV.
"Lalu datang malaikat dan berkata, 'Ya absyir ya Muhammad bin Nuraini. Bergembiralah wahai Muhammad dengan dua cahaya," kata Buya
Malaikat tersebut menjelaskan bahwa dua cahaya ini belum pernah diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya.
Advertisement