Sukses

Amalan Dahsyat dari Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, Kalahkan Pahala Bangun 1.000 Masjid Jami’

Berikut ini amalan dari Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani yang pahalanya mengalahkan pahala membangun seribu masjid Jami.

Liputan6.com, Cilacap - Dalam dunia tasawuf, nama Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani begitu masyhur. Beliau dikenal sebagai pendiri tarekat qadiriyah, salah satu tarekat yang memiliki jumlah pengikut yang banyak dan tersebar di seluruhpenjuru dunia.

Selain sebagai mursyid tariqah, beliau dikenal sebagai wali yang memiliki banyak karomah. Beliau juga memperoleh beberapa julukan atau gelar yang agung dan mulia.

Adapun gelar-gelar untuk Syekh Abdul Qadir al-Jilani yaitu Sulthanul awliya (Rajanya para wali), Muhyiddin (orang yang menghidupkan agama) dan Al-Qutb al-Ghauts (pusat kekuatan spiritual).

Namun yang jarang diketahui ialah perihal dirinya pernah khutbah yang isinya sangat singkat namun dahsyat, yakni seputar amalan yang pahalanya sangat besar, bahkan mengalahkan pahala membangun seribu masjid jami’.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Amalannya

Menukil laduni.id, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani adalah sosok wali besar yang sangat kharismatik. Tak heran jika beliau menjadi salah satu wali yang manaqibnya selalu di baca oleh para pecintanya.

Kedalaman ilmu dan kemuliaan akhlaknya terpadu dengan sempurna. Syaikh Abdul Qodir adalah pemimpin para ulama dan wali. Sampai sekarang banyak umat Islam, para pecintanya senantiasa mengirimkan Al-Fatihah, dan bertawassul kepadanya agar mendapatkan keberkahan dari Allah SWT sebab kedekatan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dengan Allah SWT.

Lepas dari hal tersebut, berdasarkan riwayat, beliau pernah menyampaikan khutbah yang tidak sebagaimana biasanya. Pasalnya khutbah yang beliau sampaikan tergolong sangat singkat. Meski demikian, kandungan maknanya sangat mendalam.

Alkisah, dalam suatu kesempatan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani naik mimbar dan menyampaikan khutbahnya:

"لُقْمَةٌ فِي بَطْنِ جَائِعٍ خَيْرٌ مِنْ بِنَاءِ أَلْفِ جَامِعٍ، وَخَيْرٌ مِمَّنْ كَسَا الْكَعْبَةَ وَأَلْبَسَهَا البَرَاقِعَ، وَخَيْرٌ مِمَّنْ قَامَ لله بَيْنَ سَاجِدٍ وَرَاكِعٍ، وَخَيْرٌ مِمَّنْ جَاهَدَ لِلْكُفْرِ بِسَيْفٍ مُهَنَّدٍ قَاطِعٍ، وَخَيْرٌ مِمَّنْ صَامَ الدَّهْرَ وَالْحَرُّ وَاقِعٌ، فَيَا بُشْرَى لِمَنْ أَطْعَمَ الْجَائِعَ."

"Satu suap kau masukkan dalam perut orang yang lapar lebih baik dari membangun seribu Masjid jami'. Dan lebih baik dari memberi kiswah Ka'bah dengan kain sutera. Dan lebih baik dari orang yang qiyamul lail dan ruku'. Dan lebih baik dari berjihad melawan kekafiran dengan pedang yang terhunus. Dan lebih baik dari berpuasa sepanjang tahun di waktu panas. Jika tepung itu masuk ke dalam perut orang yang lapar, maka ia mempunyai cahaya seperti cahaya matahari yang terang benderang. Sungguh beruntung bagi orang yang memberi makan orang yang lapar."

3 dari 4 halaman

Keutamaan Lain Memberi Makan Orang yang Lapar

Menukil laman lazuq.org, memberi makan orang yang lapar memiliki beberapa keutamaan sebagai berikut:

1. Sempurnanya Islam Seseorang

Memberi makan adalah tanda baiknya Islam seseorang. Tanda sempurnanya keislaman seseorang. Sebab Islam itu bukan hanya mengajarkan ibadah vertikal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, melainkan juga mengajarkan membangun hubungan horisontal yang baik kepada sesama manusia.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma:

أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Islam bagaimanakah yang baik?” Beliau menjawab, “Kamu memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Menjadi Orang Terbaik

Banyak cara menjadi orang terbaik. Salah satunya adalah dengan memberi makan orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

خِيَارُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ

Sebaik-baik kalian adalah orang yang memberi makan. (HR. Ahmad dan Hakim; shahih)

Hadits ini senada dengan hadits lain tentang orang yang terbaik. Yakni sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. (HR. Thabrani, Daruquthni, dan Suyuthi; hasan)

4 dari 4 halaman

Kunci Masuk Surga

3. Kunci Masuk Surga

Memberi makan adalah salah satu kunci masuk surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَفْشُوا السَّلاَمَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ

Sebarkan salam/kedamaian, berilah makanan, sambunglah silaturahim, shalatlah di malam hari ketika orang lain sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan penuh keselamatan. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad; shahih)

Islam menghendaki manusia saling tolong menolong. Maka jika ada yang membutuhkan, hendaklah ditolong dan umat Islam harus menjadi pelopor dalam menolong orang lain. Apalagi jika yang dibutuhkan adalah makanan.

Sejak di Makkah, Islam telah menanamkan spirit menolong orang lain. Yang paling monumental adalah turunnya Surat Al Maun yang mencela para pendusta agama yakni mereka yang suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberi makan fakir miskin.

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS. Al Ma’un: 1-3)

4. Mendapat Kamar Istimewa di Surga

Tak hanya masuk surga, orang yang suka memberi makan orang lain juga mendapatkan hadiah spesial berupa kamar istimewa di surga. Bagian luar kamar itu bisa dilihat dari dalamnya dan bagian dalamnya bisa dilihat dari luarnya. Mungkin kamar yang terbuat dari intan atau berlian.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensabdakan:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى بُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ، وَظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا ، فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ : فَلِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : لِمَنْ قَالَ طَيِّبَ الْكَلامِ ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ ، وَأَفْشَى السَّلامَ ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari luarnya.” Abu Malik Al-Asy’ari bertanya, “Untuk siapa itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Untuk orang yang berbicara baik, memberi makan, dan melaksanakan shalat malam sementara orang-orang sedang tidur.” (HR. Thabrani; shahih)

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.