Sukses

Gus Baha Pertanyakan Kedalaman Cinta kepada Allah SWT, Analoginya Begini

Gus Baha pertanyakan, kenapa kita sulit cintai Allah SWT, lebih cinta kepada orang yang memberikan gratis tumpangan rumah dan makan?

Liputan6.com, Jakarta - Ulama cerdas, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menyoroti persoalan yang dalam mengenai kedalaman cinta kepada Allah. Dia menggulirkan pertanyaan filosofis.

Mengapa manusia seringkali lebih mudah mencintai sesama yang memberikan manfaat langsung dalam jangka waktu tertentu, tetapi sulit untuk memperlihatkan rasa cinta Allah yang telah memberikan segala anugerah, seperti kehidupan, udara, air, dan bumi.

Gus Baha mengajak untuk merenungkan esensi dari cinta kepada Sang Pencipta, yang seharusnya lebih besar dari pada cinta kepada sesama manusia atau benda-benda materi.

Dengan pertanyaan ini, ia memotivasi umat untuk lebih menghargai dan menyatakan cinta kepada Allah dalam segala aspek kehidupan, sebagai wujud syukur atas semua nikmat-Nya yang tak ternilai harganya.

Mengutip kanal YouTube @gusbahaofficial99, dalam tayangan video ingkat tersebut Gus Baha memberikan analogi yang kuat untuk menjelaskan konsep ini kepada para jemaahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Mudah Sekali Cinta Sesama, Tapi Sulit Cinta Allah

"Dalam hidup ini, apakah kita mudah mencintai seseorang yang telah memberikan kita segala sesuatu secara cuma-cuma?," katanya

"Misalnya, jika seseorang memberi kita makanan gratis setiap hari selama satu tahun, atau meminjamkan rumah tanpa bayaran, apakah itu membuat kita mudah untuk mencintainya?" sambung Gus Baha.

Ia menyoroti betapa relatif mudahnya kita mencintai orang yang memberi kita manfaat langsung dalam periode tertentu.

Lebih lanjut, Gus Baha mempertanyakan mengapa kita tidak segera mencintai Allah, yang memberikan kita semua anugerah seperti bumi, air, udara, dan segala yang kita butuhkan untuk hidup.

"Kenapa kita tidak mudah mencintai Allah yang memberikan kita bumi, air, oksigen, semuanya? Mengapa kita sering lupa pada-Nya yang memberi kita segala sesuatu tanpa batas?" tanya Gus Baha dengan tegas kepada jemaahnya.

3 dari 3 halaman

Sedalam Apa Kita Cinta Allah?

Gus Baha menekankan bahwa bagi orang mukmin, seharusnya mudah untuk mencintai Allah. "Jika kita mudah mencintai orang yang memberi kita manfaat dalam durasi satu tahun, kenapa kita tidak mudah mencintai Allah yang memberikan kita segala sesuatu tanpa henti?" ujarnya.

Dalam ceramahnya, Gus Baha mengajak jemaahnya untuk merenungkan kedalaman cinta kepada Allah.

"Orang mukmin mudah sekali mencintai Allah. Caranya, jika kita mudah mencintai orang yang berjasa kepada kita, mengapa tidak mudah mencintai Allah yang jasanya jauh lebih besar?" katanya.

Gus Baha juga menyoroti betapa pentingnya mengenali jasa Allah yang tak terhingga. "Allah memberikan kita semua yang kita butuhkan tanpa kita minta. Mengapa kita tidak menghargai-Nya dengan cinta yang tulus dan dalam?" tandasnya.

"Kita harus belajar untuk mencintai Allah dengan sepenuh hati, karena itu adalah tanda keimanan yang sejati," pungkas Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â