Liputan6.com, Jakarta - Di Indonesia, banyak kiai yang dikenal memakai aksesoris cincin, sebuah tradisi yang memiliki makna mendalam dalam budaya.
Tak terkecuali dengan KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya yang tampak sering mengenakan cincin.
Buya Yahya, dalam ceramahnya baru-baru ini, menyinggung tentang pengalamannya dengan sebuah cincin yang dikatakan memiliki keistimewaan.
Advertisement
Ia menyebutkan bahwa seorang ahli rukyah pernah mengatakan bahwa cincin tersebut memiliki 'naga' di dalamnya. Buya Yahya juga mengatakan, kata tukang rukyah bahwa cincin tersebut terasa sangat berat saat digunakan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Tukang Rukyah Bilang Cincin Buya Berat dan Ada Naganya
"Dari kemarin, saya merasa ada orang yang aneh-aneh memperhatikan cincin saya. Mereka mungkin berpikir saya bangga dengan beratnya cincin ini," ujar Buya Yahya dengan santai, dikutip laman Youtube kanal @AlBahjahTV.
Ia kemudian menjelaskan bahwa cincin itu sebenarnya dibeli sebagai barang biasa, dan beratnya hanya disebabkan oleh bahan atau desainnya.
Buya Yahya menegaskan pentingnya menjauhi praktik-praktik mistik atau kepercayaan yang tidak didasarkan pada ilmu yang benar.
"Saya akan merasa bangga jika tiba-tiba Anda bisa membantu 1.000 fakir miskin, atau mengajarkan ribuan santri dan ulama tentang kesederhanaan," tambahnya, menekankan nilai-nilai ketawaduan dan amal yang bermanfaat bagi sesama.
Buya Yahya menegaskan bahwa menyatakan adanya 'naga' di dalam cincin atau hal-hal mistis semacam itu hanya mengganggu ketenangan dan keyakinan yang seharusnya kita tanamkan.
Advertisement
Pesan Singkat Buya Yahya
Ia berpesan agar selalu jujur dan berhati-hati dalam menyampaikan informasi atau pengalaman pribadi, karena Allah SWT senantiasa melihat setiap tindakan dan perkataan kita.
"Sudahlah, janganlah kita berbohong. Allah melihat semua yang kita lakukan," Buya Yahya mengakhiri ceramahnya dengan doa agar kita semua diberi kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan jalan yang lurus dan benar.
Buya Yahya dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa kejujuran adalah pondasi utama dalam membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia dan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Ia mengajak jemaahnya untuk selalu berusaha menjadi orang yang jujur dalam segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
"Dengan menjadi jujur, kita tidak hanya memperoleh ridha Allah, tetapi juga menjaga kepercayaan dan harkat diri kita di mata sesama," paparnya.
Ia juga menegaskan bahwa setiap ucapannya dan tindakannya haruslah selaras dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang dianutnya.
Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab atas amanah yang Allah SWT berikan kepada setiap hamba-Nya.
"Saya tidak ingin cincin atau hal-hal duniawi lainnya menghalangi kita dari menjalani hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi orang lain," tandasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul