Sukses

Nasihat Adem Penuh Makna Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Manusia Butuh Orang Lain

Berikut ini petuah bermakna Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ketika berjumpa dengan orang lain

Liputan6.com, Cilacap - Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan bisa hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain dalam banyak hal, termasuk menyelesaikan persoalan-persoalannya.

Atas dasar kebutuhan itulah, manusia kerap bertemu dan mengadakan interaksi antar sesamanya. Namun terkadang tatkala kita berjumpa orang lain tak selalu hatinya berkata baik.

Terkadang terbersit dalam hati kita untuk meremehkan atau menganggap orang lain itu tak lebih baik darinya. Sesungguhnya ini penyakit yang tergolong maksiat hati yang harus dihindari.

Tatkala menghadapi perasaan yang demikian, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani memberikan petuah atau nasihat bermakna tatkala kita berjumpa dengan orang lain sebagaimana dinukil dari laman hidayatuna.com.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Petuah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani

Syaikh Abdul Qodir Jaelani berkata, “Bila engkau bertemu dengan seseorang, hendaknya engkau memandang dia itu lebih utama daripada dirimu. Dan katakan dalam hatimu: ‘Boleh jadi dia lebih baik di sisi Allah daripada diriku ini dan lebih tinggi derajatnya’.”

“Jika dia orang yang lebih kecil dan lebih muda umurnya dari pada dirimu, maka katakanlah dalam hatimu: “Boleh jadi orang kecil ini tidak banyak berbuat dosa kepada Allah. Sedangkan aku adalah orang yang telah banyak berbuat dosa. Maka tidak diragukan lagi kalau derajat dirinya jauh lebih baik daripada aku.”

Bila dia orang yang lebih tua, hendaknya engkau mengatakan dalam hati: “Orang ini telah lebih dahulu beribadah kepada Allah daripada diriku.”

Jika dia orang yang alim, maka katakan dalam hatimu: “Orang ini telah diberi oleh Allah sesuatu yang tidak bisa aku raih. Telah mendapatkan apa yang tidak bisa kudapatkan. Telah mengetahui apa yang tidak aku ketahui, dan telah mengamalkan ilmunya.”

Bila dia orang yang bodoh, katakan ada dalam hatimu: “Orang ini durhaka kepada Allah karena kebodohannya. Sedangkan aku durhaka kepada-Nya padahal aku mengetahuinya. Aku tidak tahu dengan apa umurku akan Allah akhiri atau dengan apa umur orang bodoh itu akan Allah akhiri (apakah dengan khusnul khatimah atau dengan su’ul khatimah).”

3 dari 3 halaman

Tak Boleh Berburuk Sangka

Bila dia orang yang kafir, maka katakan dalam hatimu: “aku tidak tahu bisa jadi dia akan masuk Islam kamar lalu menyudahi seluruh amalannya dengan amalan salih. Bisa jadi aku terjerumus menjadi kafir. Lalu menyudahi seluruh amalku dengan amal yang buruk itu.”

Syekh Nawawi Al-Bantani mengatakan, pesan Syekh Abdul Qodir Jaelani itu mengajarian kita tidak mendandang orang lain lebih baik dari kita.

“Jadilah manusia biasa dihadapan orang lain,” kata Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nashaihul Ibad.

Syekh Nawawi mengatakan, dalam pandangan Islam semua manusia itu sama tidak dibedakan karena status sosial, harta tahta, keturunan, atau latar belakan pendidikannya. Manusia yang paling mulia derajatnya disisi Allah adalah yang paling tinggi kadar ketakwaannya di antara mereka.

Oleh sebab itu, sebagian ulama berdoa “Ya Allah jadikanlah aku orang yang pandai bersabar dan bersyukur. Jadikanlah aku seorang yang hina menurut pandangan diriku sendiri. Jadilah aku orang yang besar menurut pandangan orang lain.”

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul