Sukses

Top 3 Islami: Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Juli 2024: Muharram, Tasu'a, Asyura, Ayyamul Bidh Lengkap Niat dan Tata Caranya

Jadwal puasa sunnah di Bulan Juli 2024, termasuk di dalamnya puasa Muharram, Puasa Tasu'a, Puasa Asyura hingga ayyamul bidh menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (2/6/2024)

Liputan6.com, Jakarta - Tiap bulan di luar Ramadhan, umat Islam sunnah melaksanakan puasa. Ada berbagai puasa yang dianjurkan, termasuk pada bulan Muharram ini.

Jadwal puasa sunnah di Bulan Juli 2024, termasuk di dalamnya puasa Muharram, Puasa Tasu'a, Puasa Asyura hingga ayyamul bidh menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (2/6/2024).

Artikel kedua terpopuler yaitu keutamaan surat At-Talaq ayat dua dan tiga populer disebut dengan ayat seribu dinar, karena fadhilahnya yang diyakini bisa menjadi wasilah dibukanya pintu rezeki dan pelunas utang.

Sementara, artikel ketiga yaitu nasihat adem penuh makna Syaikh Abdul Qadir al-Jilani soal manusia yang merupakan makhluk sosial.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Jadwal Puasa Sunnah Juli 2024: Puasa Muharram Tasu’a-Asyura, Ayyamul Bidh hingga Senin Kamis

Ibadah menjadi aktivitas yang sering dilakukan oleh muslim dalam kesehariannya. Ibadah terdiri dari wajib dan sunnah. Salah satu ibadah sunnah yang dapat diamalkan muslim adalah puasa.

Di bulan Juli 2024 yang bertepatan Dzulhijjah 1445 H dan Muharram 1446 H terdapat beberapa amalan puasa sunnah yang dapat muslim kerjakan. Di awal bulan ini sebaiknya muslim mencatat dan mempersiapkan diri untuk menjalankan puasa Juli 2024.

Puasa yang tak boleh dilewatkan pada Juli 2024 adalah puasa Muharram. Puasa sunnah ini disebut Rasulullah SAW sebagai puasa utama setelah Ramadhan. Berikut hadisnya.

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Mengapa puasa Muharram paling utama? Alasannya adalah Muharram awal tahun Hijriah. Maka, membuka awal tahun dengan puasa merupakan amalan paling utama. Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam al-Qurthubi dalam kitab ad-Dîbâj ‘ala Muslim.

Dalam pelaksanaannya, puasa Muharram bisa dilaksanakan sehari, dua hari, atau bahkan sebulan. Namun, yang lebih utama adalah pada 10 hari awal Muharram termasuk di antaranya puasa Tasu’a (9 Muharram), puasa ‘Asyura (10 Muharram).

Selain puasa Tasu’a dan Asyura, pada Juli 2024 juga bisa mengamalkan puasa sunnah lainnya sebagaimana dilakukan pada bulan lain seperti puasa Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Keutamaan Ayat Seribu Dinar, Jaminan Rezeki Lancar dan Terhindar dari Kesulitan

Surah At-Talaq berada pada urutan ke-65 dalam Al-Qur’an. Surah ini tergolong surah madaniyah dan terdiri dari 12 ayat.

Surah At-Talaq mengandung makna pokok tentang takwa kepada Allah SWT. Dalam surah ini, Allah telah memberi jaminan rezeki tak terduga dan jalan keluar dari setiap kesulitan bagi mereka yang bertakwa kepada-Nya.

Terutama pada ayat 2 dan 3 atau yang dikenal dengan ayat seribu dinar. Sebutan ini diberikan karena diyakini bahwa dengan membacanya akan dapat mempermudah dalam mencari rezeki yang halal.  

Ayat seribu dinar memiliki keutamaan luar biasa, salah satunya sebagai doa untuk mempermudah rezeki. Tak hanya itu, masih banyak keutamaan lainnya. Berikut ulasannya mengutip dari laman dream.co.id.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Nasihat Adem Penuh Makna Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Manusia Butuh Orang Lain

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan bisa hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain dalam banyak hal, termasuk menyelesaikan persoalan-persoalannya.

Atas dasar kebutuhan itulah, manusia kerap bertemu dan mengadakan interaksi antar sesamanya. Namun terkadang tatkala kita berjumpa orang lain tak selalu hatinya berkata baik.

Terkadang terbersit dalam hati kita untuk meremehkan atau menganggap orang lain itu tak lebih baik darinya. Sesungguhnya ini penyakit yang tergolong maksiat hati yang harus dihindari.

Tatkala menghadapi perasaan yang demikian, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani memberikan petuah atau nasihat bermakna tatkala kita berjumpa dengan orang lain sebagaimana dinukil dari laman hidayatuna.com.

Selengkapnya baca di sini